n yang bernada tetap rupanya telah mendapat reaksi dari
komposer jenius periode Barok, J.S. Bach (1685-1750). Ia menciptakan
karya musik untuk klavier (piano) dengan memakai seluruh
kapasitas modulasi dati penalaan itu , yang kemudian ditulis dalam
sebuah buku berjudul Das Wohl Temperierte Klavier . Buku itu berisi
rangkaian Prelude dan Fugue yang disusun dalam 12 kunci mayor dan
12 kunci minor sehingga jumlah seluruh karya itu yaitu 24 buah.
Kurang lebih 20 tahun kemudian ia menulis seri kedua dengan struktur
sama.
Karena teraturnya perkembangan musik serius sejak awal abad
Masehi hingga akhir abad ke-19, maka para ahli sejarah kebudayaan
24
menjadikan peristiwa itu sebagai objek kajian khusus yaitu dalam
bidang sejarah musik. Para ahli sejarah musik sepakat dalam
pembangian periodisasi sejarah musik ke dalam batasan fase-fase
tertentu yaitu: Late Medieval (1400-1450 M), Renaissance (1450-1600),
Baroque (1600-1725), Rococo (1725-1775), Classicism (1775-1825),
Romanticism (1810-1870), Post-Romanticism (1870-1925), Modern
(1900-1950).
Periode-periode itu didasarkan atas perubahan-perubahan
mendasar baik dari segi konsep, alat musik, maupun gaya musik. Ciri-ciri
perubahan setiap periode ditandai oleh individualisme seorang komposer
sebagai pelopor yang berusaha keluar dari norma-norma yang secara
membudaya disepakati oleh masyarakat musik setiap periode yang
bersangkutan. Ciri lain yang mendasar ialah perubahan-perubahan
itu hingga akhir periode Romantik berpijak di atas konsep dasar
teoritis yang diformulasikan oleh Rameau.
Kristalisasi bentuk musik terjadi pada masa Klasik, sehingga gaya
komposisi yang berkembang dipengaruhi oleh bentuk musik. Kebanyakan
komposisinya dicipta untuk permainan instrumental. Bentuk yang didasari
oleh prinsil ilmu harmoni yang kokoh telah melahirkan “bentuk sonata
klasik”. Istilah “bentuk” itu kemudian diterapkan dalam ensambel-
ensambel musik kamat seperti duet, trio, kuartet, konserto, simfoni, dll.
Periode Romantik lebih didominasi oleh emosional, dalam hal ini
bentuk hanya merupakan wadah, jadi yang penting ialah emosi. Harmoni
mulai agak menyimpang dan bergerak bebas mengikuti emosi. Periode
ini sebenarnya merupakan bagian dari reaksi kultural yang menyeluruh
dari peristiwa Revolusi Perancis.
Pada masa Post-Romantik, orkestra mengalami perluasan. Gaya
nasionalisme mulai dikembangkan di berbagai negara. Di Perancis mulai
tumbuh aliran impresionisme yang dipelopori oleh Ravel dan Debussy.
Gaya musik Debussy di antaranya terpengaruh oleh musik tradisional
Bali. Dalam gaya musiknya salah satu ‘kaki’-nya masih berada dalam
kerangka tonalitas dan ‘kaki’ yang lainnya mulai memasuki era Modern,
dengan konsep whole tone yang diilhami musik Bali, ia keluar dari konsep
konvensional.
Di era Modern musik serius non-tradisional mulai menyebar luas
ke berbagai negara baik di Amerika maupun Asia, asumsi orang tidak lagi
menganggap musik ini sebagai musik Eropa, karena berbagai unsur-
unsur di luar norma-norma lama mulai bisa dilibatkaan dalam musik
serius non-tradisional. Musik serius non-tradisional mulai lepas landas,
konsep Rameau sudah dianggap usang.
25
Sementara musik serius non-tradisional sudah tinggal landas,
konsep tonal masih diterapkan secara sangat sederhana pada musik
hiburang non-tradisional. Walaupun para senimannya berusaha untuk
berontak dan keluar dari norma-norma itu , akhir mereka kembali
menyederhanakan kembali karena bila tidak akan kehilangan pasar.
Dari uraian dalam makalah ini dapat kita lihat bahwa konsep teori
evolusi kebudayaan masih relevan untuk hal-hal tertentu, jadi walaupun
sejak akhir abad ke-19 telah bermunculan teori-teori mutakhir, konsep ini
masih perlu dipertimbangkan oleh para peneliti di bidang kebudayaan.
Hal lain yang bisa disimpulkan ialah bahwa musik serius non-tradisional
mempunyai garis evolusi tersendiri jadi tidak bisa dianalogikan dengan
perkembangan musik tradisional yang hingga kini masih hidup.
Musik serius ini pada mulanya memiliki kecenderungan yang
sama dengan musik-musik lainnya di luar Eropa, tetapi karena sejak awal
masa peradaban, musik dikembangkan secara teoritis maka sejak itulah
ia mengambil jalur yang terpisah dengan musik tradisional, sebab
sementara musik serius memakai “jalan tol”, musik tradisi Eropa hingga
kini masih tetap dalam bentuk aslinya.
Dari segi yang lain jika melihat perkembangan terakhir musik
serius itu , kita bisa mengatakan bahwa musik yang ada sebelum
periode modern menjadi tradisional sebagai lawan pengertian modern.
Tetapi jika mengacau pada pengertian ciri-ciri masyarakat “tradisional”
dan “modern”, jelas hal itu tidak relevan, sebagai salah-satu contoh
yaitu bahwa musik serius modern sejak awal perkembangannya selalu
dicetuskan oleh individu, sementara musik tradisional oleh kelompok.
Contoh lain dapat kita jumpai dari bentuk fisik instrumen.
26
27
BAB 3
TINJAUAN SEJARAH MUSIK
Perkembangan musik klasik dapat dikelompokkan dengan
berbagai sistem. Sebagai contoh ialah yang mengacu pada
perkembangan tekstur musikal, seperti periodesasi yang di buat oleh
Ewen (1963:7-13): Era Polifonik (1200-1650), Masa Kelahiran Homofonik
(abad ke-17), Periode Klasik (abad ke-18 hingga permulaan abad ke-19)
Periode Roantik (abad ke-19) dan Periode Modern (abad ke-20).
Sementara itu Stein (1963) merdasarkan periodesasi historis musik klasik
atas prosedur komposisi dan bentuk musik. Menurut sitem itu
taksonomi historis musik klasik yaitu sebagai berikut: Era Abad
Pertengahan (300-1000), Romanesque (1000-1150), Ars Antiqua (1150-
1300), Ars Nova (1300-1400), Renaisans Awal (1400-1500), Renaisans
Tinggi (1500-1600), Barok (1600-1750), Rococo (1725-1778), Klasikisme
(1750-1827), Romantikisme (1800-1900), Impresionisme (1880-1918),
dan Abad ke-20 (1900 hingga sekarang). Walaupun demikian, dalam bab
ini periodisasi yang disampaikan ialah Era Kuno (Sebelum 600), Era
Abad Pertengahan (600-1450), Era Renaisans (1450-1600), Era Barok
(1600-1750), Era Klasik (1750-1820), Era Romantik (1820-1900), dan Era
Kontemporer (1900-Sekarang).
3.1. Era Kuno ( Antiquity ) (- 500)
Musik Barat Awal terbentuk oleh tiga komponen budaya meliputi
tradisi-tradisi yang tidak sepenuhnya Eropa: Pertama, Timur Tengah
dan Mesir Kuno (daerah Mesopotamia di sekitar sungai Tigris dan
Euphrate yang didiami suku-suku bangsa Sumeria, Babylonia, dan
Assyria) meninggalkan artefak gambar-gambar instrumen musik yang
sudah lengkap (idiofon, aerofon, kordofon, dan membranofon) untuk
memainkan himne yang diukir pada batu tahun 800 SM. Lima ratus tahun
kemudian Bangsa Mesir melakukan hal yang sama, sedangkan bangsa
Yahudi tercatat sejak tahun 2000 SM dan didokumentasikan dalam Kitab
Perjanjian Lama yang lebih berkembang karena kemudian diadobsi dan
diadaptasikan dalam liturgi agama Kristen kemudian. Tradisi peribadatan
Yahudi di synagoge (kuil) berupa gaya menyanyi silabis dan melismatis
hingga kini tetap dipakai di seluruh dunia.
Kedua, Yunani Kuno , merupakan budaya yang paling
berpengaruh pada perkembangan musik di Barat melalui bangsa Romawi
yang menaklukkan mereka tetapi sekaligus banyak mengadobsi
budayanya. Sejarah Yunani baru mulai sekitar tahun 1000 SM tetapi
segera mempengaruhi bangsa-bangsa sekitarnya. Dua dewa yang paling
dipuja bangsa Yunani Kuno yaitu Apollo dan Dionysus—kelak menjadi
28
prototipe dua kutub aliran estetika yang saling berlawanan yakni klasik
dan romantik. Pemuja Apollo, memainkan instrumen musik berdawai
kithara sejenis lyre yaitu kaum yang berwatak objektif terhadap
ekspresi, sederhana, dan jernih. Sebaliknya pengikut Dionysus suka
memainkan instrumen tiup aulos, bersifat subjektif, emosional, dan
berhawa nafsu besar. Doktrin etos seperti yang dijelaskan filsuf Plato dan
Aristoteles meyakini bahwa musik memberikan efek langsung pada
perilaku seseorang yang mendengarkannya. Akibatnya, sistem sosial dan
politik menjadi belit-membelit dengan musik, pendidikan berfokus pada
musik dan olahraga senam ( musica dan gymnastica ), bahkan untuk
membentuk tatanan fundamental masyarakat dilakukan rasionalisasi
musik seperti: penalaan nada, memilih instrumen musik, mencipta modus
dan ritme-ritme. Ahli matematik Pythagoras menjadi orang pertama yang
meneliti perbandingan-perbandingan getaran dawai dan menetapkan
urutan nada-nada yang hingga kini menjadi dasar sistem musik diatonik.
Ketiga, Romawi Kuno, bilamana budaya musikal wilayah
Mediterania timur dicangkok-kan ke dalam wilayah Mediterania barat oleh
kembalinya serdadu-serdau Romawi, maka modifikasi dengan berbagai
selera dan tradisi-tradisi lokal yang ada tak bisa dihindarkan. Modifikasi
nyatanya bahkan hanya lebih menyederhanakan saja dari model-model
yang diadobsi. Tangga nada diatonik (tujuh nada) dijadikan standar
menggantikan struktur-struktur kromatik dan enharmonik dari sistem
musik Yunani. Romawi tidak memiliki kekayaan warisan musikal berupa:
teori akustik, konsep modus, pengelompokan ritme, organologi instrumen
musik, sistem notasi yang meliputi pitch dan durasi, dan banyak repertoar
29
berupa melodi-melodi yang dipakai untuk contoh-contoh pada
komposisi selanjutnya.
3 .2. Era Abad Pertengahan ( Medieval Era ) 600-1450
Meliputi suatu periode masa yang paling panjang terkait dengan
semua kehidupan dan seni untuk pelayanan gereja. Musik untuk
keperluan ibadat, sebagai alat utama untuk memahami karya-karya
Tuhan Allah. Mewarisi modus-modus Yunani, bangsa Romawi yang
kristen mengembangkan modus-modus gereja sebagai sistem tangga
nada yang hingga kini masih dipakai dalam berbagai peribadatan
kristen. Standarisasi dalam berbagai lapangan pengetahuan juga terjadi
dalam musik, biarawan dan teoretikus musik Guido d’Arezzo (ca. 997 –
ca. 1050) merancang sistem menyanyi yang dinamakan ’solmisasi’.
Pemimpin gereja Paus Gregorius I mengatur pemakaian lagu-lagu
pujian untuk peribadatan gereja yang dikenal dengan Gregorian chant .
Gaya polifoni sebagai teknologi komposisi yang menggabungkan
dua alur melodi atau lebih memperkaya rasa keindahan musikal
dibandingkan gaya monofon sebelumnya dan cikal-bakal harmoni. Pusat
musik abad ke-14 yaitu Italy dengan komposer-komposer penting
seperti Francisco Landini, Giovanni da Cascia, dan Jacopo da Bologna.
Untuk pertama kali di Paris para pencipta musik Léonin dan Perotin yang
notabene yaitu biarawan Katedral Notre-Dame disebut sebagai
komposer-komposer ”Aliran Notre-Dame” ( T he Notre-Dame School ).
Sebuah risalah penting berjudul Ars Nova (Seni Baru) oleh Philippe de
Vitry muncul lebih awal pada abad ke-14 dan sekaligus menunjukkan
bahwa seni yang berkembang sebelumnya menjadi kuno.
30
3.3. Era Renaisans (1450-1600)
31
Berwatak klasik, pengekangan, menahan diri, dan kalem. Selain
tertarik pada kebudayaan Yunani Kuno, juga berkembang humanisme
khususnya di Italia dan fundamentalisme di Eropa Utara, tetapi sarat
dengan penemuan ilmiah. Kebudayaan termasuk musik berkembang baik
di dalam maupun di luar gereja. Manusia seperti telah menemukan
kembali jati dirinya terutama tampak pada idealisme kaum Protestan
yang meyakini bahwa manusia bisa berhubungan langsung dengan
Tuhan-nya. Melodi dan tekstur musik masih memakai modus-modus
sebelumnya, tetapi akord-akord mulai disusun dengan cara
menghubungkan melodi-melodi yang menghasilkan konsonan atau
disonan. Selain musik vokal, era ini ditandai mulainya komposisi solo
dengan iringan ansambel instrumental. Selama abad ke-16 musik
instrumental merangkak naik cepat terkait dengan perkembangan teknik-
teknik permainan instrumen yang idiomatis seperti ritme-ritme beraksen
kuat, nada-nada yang diulang-ulang, wilayah nada semakin luas dan
panjang, nada-nada yang ditahan dan frase-frase, dan banyak
ornamentasi melodi.
Renaisans dapat diartikan sebagai periode dalam Sejarah Eropa
Barat dimana manusia mulai melakukan eksplorasi terhadap dunia, baik
melalui perjalanan atau penjelajahan ke Timur maupun ke Selatan
belahan bumi, tetapi mereka juga gemar mengembangkan ilmu
pengetahuan dan kesenian. Oleh karena pikiran manusia menjadi
semakin bebas, maka musik sekuler mulai muncul dan berkembang pula
musik-musik instrumental yang semula kurang mendapatkan tempat di
lingkungan tradisi gereja. Tetapi musik gereja tetap sangat penting dan
gaya polifonik vokal sangat berkembang pada periode ini. Komposer-
komposer terpenting ialah Josquin des Prés, Orlandus Lassus, William
Byrd, dan Giovanni Pierluigi da Palestrina.
3 . 4 . Era Barok (1600-1750)
Periode waktu musik Barok yang juga dikenal sebagai awal suatu
masa paling dramatik dalam sejarah musik, dikatakan sebagai mulainya
era tonal, tetapi totalitas musik yang memakai tangga nada diatonik
sebenarnya berlangsung hingga pada awal abad ke-20, selebihnya musik
modern mulai banyak yang meninggalkan sistem diatonik itu. Sekalipun
kata Perancis Baroque ; Inggris/Jerman: Barock ; Italy: Barocco —semua
menunjuk pada kata sifat ’ bizaree ’ (aneh, ajaib, dan ganjil)—pada
mulanya berkonotasi buruk, dipakai untuk tujuan menghina,
merendahkan, dan abnormal; tetapi definisinya semakin menjadi positif,
agung, dramatik, dan bahkan mengandung spirit kuat dalam seni. Spirit
itu diperlukan untuk mengembangkan kekayaan musikal dan
32
menumbuhkan dengan cepat teknik-teknik yang diperlukan. Dua gaya
musik yang terpenting yaitu gaya antik (prima prattica, stile antico) dan
(sconda prattica, stile moderno ) yang lebih teatrikal daripada yang
pertama. Periode pertama era Barok sebagai awal ditandai dengan
penerapan unsur dramatik pada musik terutama pada operan dan
oratorio, tetapi juga pada musik instrumental dengan menambahkan
unsur-unsur dinamik seperti forte-piano (keras-lembut).
Di Italy ada komposer-komposer antara lain Giulio Caccini,
Jacopo Peri, Claudio Monteverdi, dan Pietro Francesco
Cavalli; di Perancis ialah Jean Baptiste Lully; dan di Jerman Heinrich
Schütz. Periode kedua ditandai oleh adanya unsur keseimbangan
harmonik dan polifonik pada komposisi-komposisi Barok yang dilakukan
oleh para komposer Italy Arcangelo Corelli, Antonio Vivaldi, Allesandro
Scarlatti, dan Domenico Scarlatti; Inggris Henry Purcell, komposer
Perancis Francois Couperin, Jerman Johann Sebastian Bach, dan
George Frideric Handel. Musik Barok menyumbang bagi kesempurnaan
sistem musik Barat dengan sistem tonalitas yang berbasis perkuncian,
memformulasikan nada-nada menjadi akord-akord, interrelasi melodi dan
akord dalam tangga nada mayor atau minor—menjadikan musik diatonik
bisa diterima mendunia. Dua gaya musikal yang sangat berbeda dari
Renaisans yaitu gaya musik concertato dan basso continuo .
Gaya pertama menerapkan teknik kontras, kombinasi, dan
alternasi antara solo dan iringan; sedangkan yang kedua teknik
menggarap iringan musik berbasis nada-nada bas (nada paling bawah).
Dua gaya itu banyak dipakai dalam komposisi instrumental yang
menjadikan era ini merupakan masa gemilang musik instrumental seperti
jenis musik ”sonata” dan ”concerto”. Pusat-pusat musik Barok dan para
komposernya yaitu Italia, Perancis, Inggris, dan Jerman; semua
menghasilkan beraneka ragam repertoar musik vokal dan instrumental
seperti sinfonia, overture, opera, sonata da chiesa , dan sonata da
camera . Musik hiburan (entertainment music ) secara bertahap mulai
berkembang baik secara kualitas maupun kuantitasnya dan memperkaya
musik gereja yang sudah ada. Mulai tahun 1700 beberapa bentuk musik
berbeda muncul seperti solo sonata, trio sonata, suita tarian, dan
concerto grosso .
3.5. Era Klasik (1750-1820)
Seperti yang terjadi pada era Renaisans, sebenarnya cukup sulit
mendefinisikan era ini sekalipun memakai tinjauan periode waktu,
perbedaan gaya-gaya musikal, perilaku estetik, idealisme, atau bahkan
norma-norma yang ditetapkan. Cara paling mudah memahami era Klasik
33
ialah dengan memahami klasikisme sebagai idealisme para pemuja dewa
Apollo era Yunani Kuno. Era ini mewarisi dan mengembangkan
klasikisme secara total melalui pikiran positif, sikap tenang, seimbang
antara rasio dan rasa, dan struktur yang jernih. Jika Apollo yaitu dewa
keadilan, keindahan, seni, musik, dan sebagai personifikasi dari watak
tenang dan seimbang ( hamonious tranquility ); maka teori penting tentang
Apollo dikembangkan Nietzsche yang mengatakan bahwa Apollo yaitu
dewa kebijaksanaan, pikiran analitis, pembentuk kepribadian, refleksi diri,
dan pemahaman—yang dilawan oleh Dionysus sebagai dewa yang
melahirkan prototipe romantikisme.
Kata “klasik” bermakna sesuatu yang ber-‘kelas’ tinggi, bukan
sesuatu yang berkualitas sembarangan. Musik klasik (semua musik
serius) termasuk dalam kategori itu, tetapi era Klasik tidak mendadak
menemukan jati-dirinya melainkan dimulai oleh gaya rokoko yang riang
( galant style ) khususnya di Perancis dan gaya sentimental
(empfindsamer stil ) yang dikembangkan pada tahun 1750 hingga 1760-
an di Jerman. Perancis menyumbang obsesi kejernihan (lightness ),
keanggunan ( gracefulness ), dan hiasan (decoration); sedangkan Jerman
lebih senang pada masalah rasa (sensibilities ). Di Jerman suatu gerakan
kesenian yang penting yaitu Sturm und Drang (” Storm and Stress ”,
”Badai dan Stres”) muncul selama tahun 1770 hingga 1780-an dipelopori
oleh pujangga besar Goethe dan kawan-kawan yang mengajak agar lebih
meningkatkan ekspresi personal dan memakai repertoar bangsa
sendiri dalam karya-karya seni—Jerman.
Perubahan fundamental gaya musikal Klasik dari Barok
diinspirasikan oleh Rokoko yang memurnikan kembali idealisme klasik
Yunani Kuno oleh para komposer hebat seperti Joseph Haydn, Wolgang
Amadeus Mozart, Christoph Willibald Gluck, dan Ludwig van Beethoven.
Untuk pertama kali dalam sejarah musik bahwa musik instrumental lebih
penting daripada musik vokal. Orkestra dan musik kamar seperti kuartet,
kuintet, dan trio piano—dijadikan standar dan menggantikan dominasi
ansambel-ansambel Barok. Polifoni digantikan gaya homofoni yang
membedakan fungsi melodi dan progresi akord-akord sebagai iringan.
Bentuk musik ( musical form ) terpenting yaitu bentuk sonata (sonata
form ) yang dipakai pada simfoni, sonata, dan konserto.
Suatu gerakan kesenian yang penting ialah Sturm und Drang
(” Storm and Stress ”, ”Badai dan Stres”) muncul di Jerman dipelopori oleh
pujangga besar Goethe dan kawan-kawan, mengajak seniman agar lebih
meningkatkan ekspresi personal dan memakai repertoar sendiri
dalam karya-karya seni. Melalui gerakan kebudayaan itu para pujangga
menggugah kesadaran cinta tanah air atau nasionalisme bagi bangsa
Jerman melalui perhatian mereka pada karya-karya seni bangsa sendiri.
34
3 . 6 . Era Romantik (1820-1900)
Komposer-komposer Jerman seperti Beethoven merespon
gerakan Sturm und Drang dan menjadikan pergantian gaya musikal dan
sikap estetik yang lebih personal, nasionalistik, bebas, dan menjadikan
ciri khas Romantik. Batasan romantik berasal dari sastra Jerman pada
akhir abad ke-18, seorang penulis Franco-Swiss bernama Mme de Staël
mengaitkan gagasan-gagasan baru dengan gerakan yang terjadi pada
tahun 1813 sebagai sesuatu yang asli, modern, populer, natural, religius,
dan pemberlakuan institusi-institusi sosial. Maka musik Romantik
berbeda dari gaya sebelumnya dan acapkali dikatakan berlawanan
dengan Klasik karena wataknya yang emosional, subjektif, nasionalis,
individual, eksotis, melarikan diri, nafsu bebas, dan bahkan tidak rasional.
Sifat-sifat gaya romantik sangat ditentukan oleh upaya para
komposer yang memperkaya sumber-sumber inspirasi dan sumber-
sumber material bagi komposisi mereka. Orkestra, musik piano, solo
vokal dengan iringan piano, dan opera dijadikan sebagai jenis-jenis musik
utama, tetapi musik kamar dan musik vokal pujian agak dipinggirkan.
Metrik genap dan metrik gasal dijadikan sebagai basis metrik musik,
tetapi terkadang dilakukan juga eksperimen-eksperimen menggabungkan
keduanya secara tidak biasa. Ritme diakui sebagai suatu inti yang
penting dari masalah ekspresi dalam musik. Gaya melodi ditekankan
berasal dari gaya menyanyi dengan ciri panjang dan alur-alur lirik. Di sisi
lain kemungkinan-kemungkinan baru secara idiomatis pada perwatakan
instrumen digali dan dikembangkan. Elemen-elemen harmoni dan tonal
terus-menerus dikembangkan selama abad itu, dengan kromatikisme,
sonoritas diperkaya misalnya dengan akord tujuh dan akord sembilan,
dan bunyi-bunyi yang nonharmonis banyak dipakai secara lebih
bebas. Modulasi-modulasi semakin menjauh dari tonalnya, tetapi musik
masih berpusat pada melodi dan harmoni.
Beethoven yaitu seorang figur transisional yang menghantarkan
gaya Klasik abad ke-18 menuju gaya Romantik abad ke-19. Ia yaitu
komposer yang paling fenomenal dalam sejarah musik diatonik karena
kegigihannya dalam menunjukkan personalitas dan watak pribadi melalui
komposisi-komposisinya. Terinspirasi oleh adanya kekuatan-kekuatan
revolusioner pada masanya, terutama Revolusi Perancis, ia
mendeklarasikan sendiri sebagai pembaharu artistik yang merdeka,
bebas dari pengaruh kekuasaan atau patron tertentu. Pada awalnya ia
mencipta musik demi memenuhi pesanan dan imbalan finansial, tetapi
kemudian pada tahun 1820 ia mulai mendeklarasikan kebebasan dirinya
dalam mencipta musik dan hanya menulis musik jika digerakkan oleh
imajinasi dan kata hatinyas saja. Ia telah menetapkan aspek-aspek
seperti individualitas, subjektivitas, dan ekspresi emosional sebagai
35
standar pada komposer-komposer Romantik. Kemerdekaan atau
kebebasan (freedom ) yaitu kata yang melekat pada komposer paling
fenomenal ini, ia berani melawan Kaisar Napoleon Bonaparte melalui
Simfoni No. 3 Eroica yang kemudian menjadi tonggak sejarah musik
Romantik. Beethoven tampil sebagai pujangga musik dunia yang mampu
menembus batas-batas kultur Barat.
3.7. Era Kontemporer 1900-Sekarang
Periode ini dalam sejarah musik sering disebut sebagai periode
Modern sejak tahun 1900 sebagai titik awalnya. Era kontemporer musik
dipicu oleh peran komposer-komposer Romantik yang mengembangkan
gaya nasionalistik terutama yang berkembang di negara-negara Eropa
Timur. Nasionalisme menjadi salah-satu ciri utama Romantik selain
kecintaan mereka kepada alam, kepahlawanan, cinta, tragedi, mistik,
kelucuan, dan sesuatu yang eksotis. Nasionalisme memberikan ciri
khusus pada musik-musik yang berkembang di Eropa Timur dan berbeda
daripada Eropa Barat pada umumnya. Para komposer Romantik di Eropa
Timur banyak menghadirkan musik yang bernuansa budaya nasional,
idiom-idiom lokal, dan tertarik dengan keindahan pemandangan alam
setempat. Claude Debussy dan Maurice Ravel mereka yaitu komposer-
komposer Perancis yang mengawali periode komtemporer dengan gaya
impresionisme. Musik era ini memakai pola-pola ritme yang tak
berbentuk, tangga nada whole-tone , konsep tentang hubungan bebas
pada harmoni-harmoni berdekatan, dan tekstur-tektur kalaedokopik dari
impresionisme musikal. Gerakan-gerakan estetik yaitu manifestasi-
manifestasi musikal yang bersumber dari seni lukis dan sastra.
Karya-karya eksperimental dari Arnold Schoenberg dan Igor
Stravinsky sekitar tahun 1910 dikabarkan sebagai zaman baru dalam
musik. Schoenberg yaitu seorang pioner yang mengadopsi ide-ide dari
gerakan para Ekspresionis—seperti Impresionisme yang diambil dari
perkembangan seni-seni lain. Ekspresionisme mengeplorasi konsep-
konsep konsonan dan disonan dari harmoni tradisional untuk
mengembangkan ”atonalitas” dan ”teknik 12-nada”. Gaya revolusioner
dari Stravinsky terkadang disebtu “dinamisme”, “barbarisme”, atau
“primitivisme”, berkonsentrasi pada ketidakseimbangan metrik dan
disonan-disonan perkusif, serta didahului suatu dekade dari percobaan
ekstrim yang bertepatan dengan Perang Dunia I, suatu periode besar
terkait dengan pergolakan sosial dan politik. Musik periode kontemporer
telah terkait dengan nilai-nilai sosial, politik, dan banyak hal lain selain
nilai keindahannya.
36
Kontras dengan eksperimen-eksperimen Schoenberg dan
Stravinsky itu selama dekade kedua abad ke-20 muncul aliran yang
ingin kembali kepada idaman-idaman estetika akhir abad ke-18 dan
kemudian dinaman Neoklasik. Tokoh-tokohnya ialah Paul Hindemith,
Béla Bartok, dan Sergey Prokoviev dan Alban Berg. Aliran ini berwatak
terbebas dari muatan emosional, penyederhanaan material-material,
struktur dan tekstur; dan lebih mementingkan garis-garis melodi
kontrapungtis daripada warna harmonik atau instrumental. Neoklasik
diteruskan sebagai tren utama hingga sekitar tahun 1920 dan Perang
Dunia II berlangsung, teknik-teknik ekspetimental dikenalkan selama
dekade kedua abad ini secara bertahap dimurnikan kembali, dimodifikasi,
dan digabungkan ke dalam perbendaharaan istilah musikal yang diterima
umum.
Pasca Perang Dunia II ditandai oleh dua sikap artistik utama yang
cenderung menggabungkan unsur-unsur yang ada, Anton von Webern
membawa komposisi serial secara lebih ekstrim secara ketrampilan dan
intelektual yang berorientasi kepada Klasikisme daripada
Ekspresionisme. Stravinsky, anggota tertua dari kelompok Neoklasik,
mulai melakukan ekperimen dengan Serialisme. Musik Avant-garde mulai
dikembangkan dengan teknik-teknik yang memungkinkan memakai
unsur elektronika.
37
BAB 4
RIWAYAT HIDUP PARA KOMPOSER
Pada bab sebelumnya telah dibahas karakteristik periodisasi
sejarah musik dari mulai abad pertengahan hingga kontemporer.
Berkaitan dengan penjelasan itu maka sebagai kelengkapan
historis pada bab ini diuraikan riwayat hidup singkat para komposer yang
juga disusun secara kronologis berdasarkan periodisasi itu .
4 .1. Era Abad Pertengahan ( Medieval Era ) (600-1450)
Dufay, Guillaume (ca. 1400-74):
Komposisi Belanda yang pemimpin paduan suara pada Katedral
Cambrai, kemudian ia belajar ke Italia dan memasuki paduan suara
kepausan di Roma pada tahun 1428. Dufay berkarir dobel, sebagai
pastur maupun sebagai musisi.
Gregory I, ”The Great” (540-604):
Gregory menjabat sebagai Paus pada selama tahun 590-604. Ia
bukan seorang komposer tetapi dikenal karena memiliki perhatian besar
mengembangkan dan menyatukan musik-musik untuk keperluan misa
dan liturgi gereja-gereja Kristen. Banyak dari nyanyian berasal dari misa
gereja Katholik Roma yang kemudian dikenal sebagai Gregorian chant
(Lagu-lagu Gregorian).
Guido d’Arezzo (ca. 997-ca. 1050):
Seorang Italia yang dikenal dalam sejarah musik sebagai penemu
sistem menyanyi solmisasi (ut, re, mi, fa, sol, la ) dan juga penyusunan
tata-aturan penulisan kunci nada.
Landini, Francisco (1325-1297):
Komposer Italia pada periode Ars Nova (Seni Baru). Landini
seorang buta yang berprofesi sebagai organis, komposisi dan
permainannya sangat dikenal pada zamannya. Ia tercatat sebagai
pencipta balada, bentuk musik-puisi penting. Kebanyakan dari masa
hidupnya tinggal di Florence, di kota itu ia dikenal sebagai virtuoso
organis dan juga pemain ulung instrumen musik lainnya seperti lute dan
rebec. Musiknya termasuk madrigal-madrigal dan musik-musik tarian
yang sangat indah.
Leonius (atau Léonin ) (abad ke-12):
Seorang organis dan komposer Perancis, mungkin sebagai orang
pertama pendiri Notre Dame School di Paris. Ia menggabungkan Magnus
38
Liber , sekumpulan lagu liturgis yang siklis, kebanyakan dari itu terdiri dari
dua bagian yang dipakai selama setahun penuh kebaktian gereja.
Ilustrasi 7. Gregory I, dan Guillaume Dufay
Gregory I
Guillaume Dufay (kiri)
Lenoninus tercatat sebagai komposer penting untuk jenis musik
organum, dan tercatat sebagai salah-satu komposer terpenting untuk
fase awal dalam sejarah musik.
Machaut, Guillaume de (c. 1304-77):
Organis dan komposer Perancis pada masa Ars Nova (Seni Baru)
dan mungkin sebagai komposer pertama yang mencipta musik sekular
yang hingga kini masih sering dimainkan.
4 .2 Era Renaisans (1450-1600)
Byrd, William (1543-1623):
Komposer Inggris pada akhir Era Renaisans yang dikenal karena
karya-karyanya madrigal Inggris, lagu-lagu gereja, dan musik untuk
instrumen seperti virgin dan viol. Koleksi karyanya yang khusus telah
dipublikasikan di bawah judul Psalmes, Sonets, and Song of Sadness
and Pietie .
Caccini, Giulio (1545-1618):
Komposer Italia, anggota dari grup Camerata di Florence yang
melahirkan opera.
39
Carissimi, Giacomo (1605):
Komposer Italia yang utamanya dikenal sebagai pencipta kantata
kamar dan oratorio dalam mengembangkan seni resitatif. Metodenya
menyatukan kata-kata dengan musik pada umumnya sangat ekspresif
dan dramatik. Meskipun ia tidak menemukan ide tentang oratorio, tetapi
ia tetap seorang jenius. Sekali waktu Handel pernah meminjam ide-ide itu
dari karya-karyanya. Karya utama Carissimi yaitu T he History of Jonah
dan Jepthah .
Gabrieli, Giovanni (1557-1612):
Komposer Italia, kemenakan laki-laki dari Andrea Gabrieli. sesudah
beberapa tahun tinggal di Jerman ia kembali ke Venice bekerja sebagai
organis di St. Mark (1586). Ia meneruskan eksperimen pamannya yakni
mengkombinasikan nyanyian-nyanyian gereja dengan orkestra.
Sedangkan musik orkestra murni seperti Sonata pian’ e forte (1597)
tercatat penting dalam sejarah musik sebagai pembawa gaya menuju
gaya konserto yang kelak mendominasi abad ke-17 dan ke-18.
Josquin Des Prés (ca. 1450-1521):
Komposer Franco-Flemish pada awal Renaisans. Karya-karyanya
merefleksikan keseimbangan antara imitasi kontrapung seni Franco-
Flemish dengan gaya yang lebih homofonis Italia. Menulis misa, motet,
dan sejumlah kecil karya sekular yang di antaranya mencapai sukses
sebagai repertoar penting era Renaisans.
Lassus, Orlandus (1532-1594):
Sering disebut Roland de Lassus, atau Orlando di Lasso.
Komposer Italia era Renaisans yang tercatat sebagai pencipta musik
motet dan madrigal yang indah. Ia juga mencipta misa, chanson , dan
lieder. Ia dikenal sebagai komposer besar abad ke-16 untuk musik
polifoni vokal. Lassus memulai karirnya sebagai penyanyi paduan suara
pada Mons, oleh karena suaranya yang bagus dan mendapatkan banyak
perhatian publik ia bahkan pernah diculik tiga kali oleh para rivalnya
sesama penyanyi. Pada penculikan dirinya yang ketiga ia dibawa ke
Sicilia, tetapi kemudian ia menjadi pemimpin paduan suara di Roma dan
bahkan melakukan perjalanan ke Perancis dan Belanda. Lassus menulis
kurang-lebih 1000 komposisi termasuk banyak madrigal Italia yang
sangat bagus. pencipta musik motet dan madrigal yang indah. Ia juga
mencipta misa, chanson , dan lieder.
Palestrina, Giovanni Pierluigi da (1525-1594):
Komposer Italia pada akhir era Renaisans. Salah-seorang dari
jajaran komposer besar musik gereja, ia banyak tinggal di lingkungan
gereja untuk mencipta musik. Motet-motet dan misa-misa menunjukkan
kecakapannya yang tinggi dalam berolah polifoni. Palestrina yaitu
seorang Uskup yang karena kepandaian musiknya kemudian diundang
40
oleh Paus untuk memimpin paduan suara di kapel Julian di Vatikan untuk
beberapa kali periode.
Ilustrasi 8. William Byrd, Josquin Des Pres, Orlandus Lassus, dan
Palestrina
Byrd, William
Palestrina
Josquin Des Pres
Orlandus Lassus
41
Peri, Jacopo (1561-1633):
Komposer Italia pada akhir era Renaisans dan awal era Barok. Ia
yaitu anggota dari Camerata , sebuah grup yang mencoba tetap
melestarikan drama dan gaya deklamasi dari kebudayaan Yunani Kuno.
Karyanya Dafne (1597) yaitu opera pertama yang memakai gaya
monodik baru.
4.3. Era Barok (1600-1750)
Schütz, Heinrich (1585-1672):
Komposer Jerman masa awal Barok, ia mencipta opera Jerman
pertamakali ( Dafne , 1627) berbasis pada model Italia dan
mengembangkannya pada karya-karya utamanya seperti C hristmas
Oratorio . Dalam aktivitasnya mengajar dan mencipta komposisi ia sangat
mengemukakan efek musik J.S. Bach yang bersifat tradisi musik Jerman.
Yang paling penting yaitu musiknya memiliki kekuatan dan indah
sehingga menempatkan dirinya sebagai salah-seorang tokoh besar pada
awal periode Barok. Karya-karyanya berupa kombinasi antara musik
vokal dan instrumental seperti Sacred Symphonies dan Sacred Concerto .
Telemann, Georg (Philipp) (1681-1767):
Komposer Jerman pada akhir era Barok, dari segi daftar
komposisinya ia termasuk fantastik. Lebih dari 3.000 karyanya untuk
gereja, antara lain musik solo organ atau dengan orkestra, lebih dari 600
overture, dan banyak trio sonata, maupun musik kamar. Teleman dikenal
sebagai komposer yang musiknya merepresentasikan elemen-elemen
terbaik dari gaya Empfindsamer Stil .
Vivaldi, Antonio (1678-1741):
Komposer Italia pada masa akhir Barok. Lahir di Venice dan lama
tinggal di sana untuk bekerja. Dari tahun 1704 sampai dengan tahun
1740 ia mengajar pada Conservatorio dell’Ospedale della Pieta , sebuah
sekolah musik bagi perempuan. Sekalipun ia menulis sejumlah opera dan
musik-musik religius, kejeniusannya terletak pada karya-karya musik
instrumental, ketelitiannya pada banyak konserto orkestral, karya-karya
biola, dan trio sonata. Vivaldi seorang pemain biola mahir dan dikenal
sebagai pencipta banyak konserto groso tak kurang dari 400 jumlahnya.
Beberapa karyanya itu berjudul, contohnya, Six Concertos in Book I Opus
8: The Trial of Harmony and Invention : (1) Spring; (2) Summer; (3)
Autum; dan (4) Winter—semua biasanya dimainkan sesuai dengan
empat musim (The Seasons); dan (5) The Storm at Sea; (6) Peace.
Selain menulis opera, Vivaldi juga mencipta musik kamar kurang-lebih
100 sonata dan musik gereja (contoh, yang terpopuler berjudul Gloria in
D major ).
42
Bach, Johann Sebastian (1685-1750):
Komposer-organis Jerman pada akhir era Barok. Sebagai
seorang kontrapungtis ia tidak punya tandingan atau kawan, karya-karya
fuga-nya tetap menjadi model dari kesempurnaan polifonik. Komposisi-
komposisi termashurnya meliputi musik keyboard, cantata, passion,
oratorio, concerto, dan musik-musik kamar; ia juga mempersembahkan
seluruh hidupnya bagi gereja Lutheran, masih juga mencipta musik
sekular.
Gaya komposisi Bach meliputi semua gaya Barok—elegan dan
polifoni yang kaya dan dikemas secara disiplin, hamonisasi yang intesif,
dan mengutamakan ekspresi. Dua buku yang mengembangkan
kontrapung yaitu Preludes dan Fugues dalam semua kunci mayor yang
memuat 48 nomor untuk ketrampilan.
Bach yaitu seorang yang taat beragama dan banyak mencipta
dan memainkan musik gereja. Karya terakhirnya dicipta di tempat tidur
sebelum ia meninggal berupa prelude untuk organ dan paduan suara.
Hanya sedikit karyanya yang diterbitkan sewaktu ia hidup, tetapi
beberapa musisi belajar dari metode-metodenya. Haydn dan Mozart
belajar langsung dari Bach, dan juga Beethoven. Karya-karya penting
Bach yaitu : Musik-musik vokal Magnificat in D major, St John Passion,
St Mattew Passion, Christmas Oratorio, dan Mass in B minor. Beberapa
musik orkestra: empat suita dan Brandenburg Concertos (enam nomor).
Solo concerto untuk biola sangat terkenal hingga kini yaitu Violin
Concerto in A minor dan Violin Concerto in E mayor , sedangkan untuk
dua biola dalah Concerto for two Violins in D minor . Karya musik
keyboard meliputi The ‘48’ Prelude and Fugue (Book I and Book II),
Chromatic Fantasy and Fugue, Italian Concerto, dan Goldberg Variations.
Corelli, Arcangelo (1653-1713):
Komposer Italia dan seorang pemain biola, termashur di seluruh
Eropa sebagai seorang virtuoso biola dan tinggal beberapa waktu di
Perancis dan Jerman sebelum tinggal menetap di Roma (c. 1685), di
mana ia mulai menambahkan pada reputasinya dengan mempublikasikan
komposisi-komposisinya. Meskipun tidak banyak mencipta musik secara
kuantitas, tetapi secara kualitatif musiknya sangat bagus sehingga ia
menjadi komposer paling penting pada masanya. Ia telah membantu
menciptakan gaya baru ’sonata’ dan gaya ’konserto groso’. Ia
menerbitkan empat kumpulan dari 12 Trio Sonata, dan satu kumpulan
dari 12 Solo Sonata.
Gibbons, Orlando (1683-1625):
Komposer Inggris dari lingkungan keluarga yang sangat musikal,
ia lahir oxford dan menerima pendidikan di King’ Colledge-Cambridge.
Gibbons kemudian pergi ke London sekitar tahun 1604 dan menjadi
organis pada kapel istana dan menjadi musisi pribadi raja. Ia menulis
43
banyak musik rakyat, sekumpulan dri 20 Madrigals and Motets of five
Parts: apt for Viols and Voyces (1614), sejumlah fantasia untuk gesek,
dan banyak musik tarian, kumpulan variasi, fansi, dan lain musik untuk
harpsikord. Madrigalnya yang paling tekenal berjudul T he Silver Swan .
Handel, George Frederick
Lahir di Halle, Saxony pada tanggal 23 Februari 1685 dan
meninggal di London tanggal 14 April 1759. Handel yaitu salah-satu
dari komposer yang memiliki riwayat hidup yang unik, ia tidak
mendapatkan restu dari ayahnya untuk belajar musik. Mulai belajar musik
secara sembunyi-sembunyi pada malam hari, tetapi kemudian bisa
belajar dari guru-guru lokal di tempat tinggalnya pada waktu kecil.
Selama tiga tahun belajar organ, clavier, biola, dan komposisi di bawah
bimbingan Zachau. Ia mulai membuat sensasi sehingga seorang pejabat
di kota Brandenburg memberinya beasiswa untuk belajar musik di Italy.
Pada waktu yang sama ia juga menempuh studi hukum di Universitas
Halle untuk menuruti harapan sang ayah. Tetapi kemudian studinya
kacau dan ia memutuskan belajar musik, menetap di Hamburg dan
bermain biola di opera-opera Jerman. Opera pertamanya Almira
diperkenalkan di Gedung Opera Hamburg dan mendapatkan sukses
besar, tetapi opera kedua Nero gagal.
Handel menulis sekitar 40 opera, tetapi kemudian lebih
berkonsentrasi pada komposisi orarotio yang beberapa karyanya kelak
menjadi terkenal seperti Saul (1738), Israel Egypt (1738) dan Messiah
(1741) sebagai karyanya yang paling termashur.
Lully, Jean Baptiste (1632-1687):
Komposer Barok kelahiran Italia yang bekerja pada Raja Louis
XIV di Versailles-Perancis. Lully dicatat karena inovasi-inovasinya antara
lain overtur ”Lully” atau ”Perancis”. Kemahirannya terutama dalam musik
balet istana dan komposisi resitatif yang khususnya menyesuaikan
dengan kualitas-kualitas dalam bahasa Perancis. Pada tahun 1669,
Opera Paris didirikan, dan tiga tahun kemudian Lully menjabat sebagai
direkturnya. Lully mulai mengarang opera-opera, semuanya tidak bisa
bertahan lama tetapi tetap dimainkan dan menjadi bagian penting dari
sejarah perkembangan tradisi opera Perancis yang berlawanan dari
opera Italy. Di antara opera-operanya yang terkenal yaitu Amadis,
Roland, Acis et Galatée , dan Persée . Lully meninggal dunia dua bulan
sesudah memimpin pertunjukannya Te Deum yang ia tulis untuk
merayakan kesembuhan Raja dari sakit gawat.
Monteverdi, Claudio (1567-1643):
Komposer Italia yang kini dikenal bukan saja sebagai penemu
opera tetapi juga sebagai seorang dari para tokoh musik tersohor.
Monteverdi yaitu putra tertua Baldassare Monteverdi, seorang ahli
fisika. Ia banyak menunjukkan bakat musiknya sesudah belajar pada Marc’
44
Antonio Ingegneri (seorang musisi Katedral Cremona). Karir musiknya
yang paling awal dan penting yakni sesudah ia bergabung menjadi staf
Duke of Mantua, ialah Vincenzo Gonzaga I. Mantua yaitu salah satu
wilayah kerajaan yang indah dan terkenal di mana para musisi muda
berbakat diberikan kesempatan mengabdi secara profesional. Ia tertarik
mengembangkan overtur dan banyak pembaruan pada opera yang tetap
dikenal hingga kini. Madrigal-madrigalnya menunjukkan kecakapan yang
tinggi pada masanya, sejak awal karya-karyanya terkait dengan
Renaisans, tetapi kebanyakan dari komposisinya merefleksikan tradisi
paling awal era Barok. Orfeo yang diambil dari karya sejarah Orpheus
and Euridice mencapai sukses. Monteverdi mempublikasikan sembilan
buku tentang madrigal, beberapa komposisi religius yang penting
termasuk Mass and Vespers dan sebuah koleksi Selva morale e
spirituale (1640).
Purcell, Henry (ca. 1659-1695):
Lahir di London tahun 1658 dan meninggal di sana pada tahun
1695. Purcell lahir dari keluarga yang secara musikal sangat menonjol,
ayah dan pamannya yaitu anggota penting pada Kapel dan Band
Kerajaan. Sebagai komposer pada masa tengah-Barok, ia yaitu tokoh
terakhir yang tercatat sampai dengan akhir abad ke-19. Komposer yang
memiliki kemampuan tinggi dalam penemuan, ia memasukkan ke dalam
musiknya rasa drama yang kuat dengan sentuhan humor. Ia dikenal
karena kemahiran dan orisinalitasnya dalam mencipta musik. Satu opera,
Dido and Aeneas (1689), banyak didengar sebagai musik
instrumentalnya. Karya-karya penting Purcell antara lain opera Dido and
Aeneas dan T he Tempest .
Rameau, Jean Philippe (1683-1764):
Lahir di Dijon pada tanggal 25 September 1683, dan meninggal di
Paris pada tanggal 12 September 1764. Komposer Perancis, organis,
dan teoretikus pada periode akhir Barok (Rokoko). Ia dikenang karena
karaya-karya opera, balet, dan musik keyboard; tetapi juga bukunya
tentang pelajaran teori musik. Rameau telah mahir bermain harpsikord
pada waktu umur tujuh tahun. Ayahnya bermaksud agar ia belajar
pendidikan di Jesuit Colledge. studinya berlalu, tetapi ia pergi ke Italy
pada tahun 1701, di sana ia menjadi organis beberapa gereja dan
bermain di band-band kota. Kembali ke Perancis ia menjadi organis
utama di Avignon, kemudian di Clermont-Ferrand.
Scarlatti, Allesandro (1660-1725):
Komposer Italia pada masa tengah Barok, disebut sebagai
penemu aliran Neapolitan. Ia menulis tak kurang dari 115 opera,
beberapa dari itu kini masih dimainkan, dan beberapa kantata solo yang
indah. Beberapa musik kamar ciptaan Scarlatti menjadi repertoar yang
dimainkan hingga saat ini. Ia menjadi terkenal sebagai komposer opera,
45
terutama di kotanya sendiri, Naple. Opera-operanya menjadi patokan
gaya Italia abad ke-18, dan pola yang ditentukan pada Da Capo aria. Ia
juga menulis banyak musik kamar cantata, banyak yang kemudian
menjadi awal mula simfoni.
Ilustrasi 9: J.S. Bach, G.F. Handel, H.Purcell, dan A. Vivaldi
Bach, Johann Sebastian
Handel, George Frederick
46
Purcell, Henry
Vivaldi, Antonio
Scarlatti, Domenico (1685-1757):
Komposer dan pemain harpsikord pada masa akhir Barok, anak
dari Allesandro Scarlatti. Sonata-sonata harpsikord ciptaannya tetap
menjadi repertoar standar hingga kini bagi para pianis, tetapi ia dikenang
lebih banyak sebagai pengembang teknik modern untuk permainan
keyboard. Ia juga menulis banyak opera, oratorio, dan musik kamar
cantata, tetapi yang banyak dikenal yaitu musik sonata untuk
harpsikord sekitar 555 buah. Karya-karya dan teknik permainan
harpsikordnya menjadi dasar bagi teknik permainan keyboard di
kemudian hari. Ia juga memberikan sumbangan penting bagi
terbentuknya Bentuk Sonata ( Sonata Form ). Banyak dari masa hidupnya
ia tinggal di Lisabon dan Madrid.
Schütz, Heinrich (1585-1672):
Komposer Jerman masa awal Barok, ia mencipta opera Jerman
pertamakali ( Dafne , 1627) berbasis pada model Italia dan
mengembangkannya pada karya-karya utamanya seperti C hristmas
Oratorio . Dalam aktivitasnya mengajar dan mencipta komposisi ia sangat
mengemukakan efek musik J.S. Bach yang bersifat tradisi musik Jerman.
Yang paling penting yaitu musiknya memiliki kekuatan dan indah
sehingga menempatkan dirinya sebagai salah-seorang tokoh besar pada
47
awal periode Barok. Karya-karyanya berupa kombinasi antara musik
vokal dan instrumental seperti Sacred Symphonies dan Sacred Concerto .
Telemann, Georg Philipp (1681-1767):
Komposer Jerman pada akhir era Barok, dari segi daftar
komposisinya ia termasuk fantastik. Lebih dari 3.000 karyanya untuk
gereja, antara lain musik solo organ atau dengan orkestra, lebih dari 600
overture, dan banyak trio sonata, maupun musik kamar. Teleman dinenal
sebagai komposer yang musiknya merepresentasikan elemen-element
terbaik dari gaya Empfinsamer Stil .
Vivaldi, Antonio (1678-1741):
Komposer Italia pada masa akhir Barok. Sekalipun ia menulis
sejumlah opera dan musik-musik religius, kejeniusannya terletak pada
karya-karya musik instrumental, ketelitiannya pada banyak konserto
orkestral, karya-karya biola, dan trio sonata.
4.4. Era Klasik (1750-1820)
Bach, Wilhelm Friedemann (1710-84)
Friedemann pada umumnya dikenal sebagai anak kedua dari
Johann Sebastian Bach. Hidupnya dimanjakan dan meninggal pada
waktu usia muda secara menyedihkan.
Bach, Carl Philipp Emanuel (1714-1788):
Anak dari Johann Sebastian Bach dan dikenal sebagai komposer
dan teoretikus. Sebagai tokoh transisi dari gaya Barok kepada gaya
Klasik, ia berupaya memurnikan kembali gaya pertunjukan yang penuh
rasa yang disebut sebagai the Empfindsamer Stil .
Bach, Johann Christian (1735-82):
Komposer Jerman pada awal era Klasik. Anak dari Johann
Sebastian Bach, ia banyak disebut sebagai ” London Bach ” karena ia
tinggal di kota London selama dua puluh tahun.
Couperin, Francois (1668-1733):
Organis Perancis dan komposer Barok Tengah yang diberi nama
” Le Grand ” selama pengabdiannya sebagai organis istana hingga masa
Louis XIV. Meskipun seluruh masa kreatifnya untuk mencipta karya-karya
musik religi, ia juga terkenal karena kecakapannya menyusun komposisi
dengan hiasan-hiasan yang sangat tinggi khususnya pada musik
keyboard. Couperin terkenal sebagai ’ Couperin the Great ’ dan mendapat
banyak pujian dari Raja Louis XIV baik sebagai komposer, organis, dan
pemain harpsikord. Ia menulis musik gereja, trio sonata, dan musik
harpsikord.
48
Czerny, Carl (1791-1857):
Guru piano dan komposer Austria, murid dan teman Beethoven.
Ia menjadi terkenal sebagai guru piano dan komposer dari banyak buku
untuk belajar piano yang hingga kini tetap dipakai umum.
Geminiani, Francesco (1680-1762):
Komposer dan pemain biola kelahiran Italia yang banyak menetap
di Inggris, ia murid biola dari Corelli, kemudian menulis metode biola, dan
tinggal di London, Dublin, dan Paris. Komposisinya yang terkenal antara
lain 1 2 Concerti Grossi untuk instrumen gesek. Ia tidak hanya sebagai
virtuos biola yang memainkan karya-karya concerto Corelli saja, tetapi
mengembangkan teknik-teknik permainan biola untuk kemudian hari.
Karya-karyanya juga meliputi concerto, sonata, dan beberapa trio.
Hanslick, Eduard (1825-1904):
Kritikus musik Austria, mengajar pada Universitas Wina sejak
tahun 1856, menjadi profesor pada tahun 1870. Pada masanya ia sangat
dikenal sebagai seorang kritikus musik berpengaruh melalui karyanya
Wiener Zeitung (1848-49) dan Die Presse (1855-64). Ia menulis banyak
buku dan menjadi terkenal dalam berbagai lingkaran karena menolak
pandangan tentang ’musik baru’ dari Liszt dan Wagner. Hanslick, di sisi
yang lain, membela mati-matian gaya musik absolut dari Brahms sebagai
pewaris utama Beethoven.
Haydn, Franz Joseph (1732-1809):
Komposer Austria, bersama dengan Mozart dan Beethoven,
mewujudkan dasar-dasar penting Klasikisme Wina. Walaupun Haydn
dianggap tidak menemukan bentuk musik tertentu, tetapi ia berperan
mematangkan beberapa bentuk musik seperti sonata form dan
menempatkannya dalam simfoni sebagai bagian pertama simfoni yang
menjadi ciri khas musik Klasik. Di tangan Haydn pula gaya simfoni
mendapatkan bentuk dan isinya, juga musik kuartet gesek dibuatnya
menjadi medium yang mengekspresikan keintiman. Ia yaitu komposer
produktif yang setia dengan bentuk dan jenis musik pilihannya; mencipta
104 simfoni, 83 kuartet gesek, 3 oratorio, tidak kurang 30 konserto untuk
instrumen solo, 60 sonata piano, 19 opera, dan ratusan karya musik
kamar dan lagu-lagu. Kehidupan profesionalnya banyak berada di bawah
patronase gereja dan kerajaan, sering melakukan perjalanan ke seluruh
Eropa untuk mencipta dan konser.
Mozart, Wolfgang Amadeus (1756-1791):
Komposer Austria terkemuka, jenius terakhir, dan satu dari para
pencipta hebat dalam peradaban Barat; bersama dengan Haydn ia
mengemukakan Klasikisme Wina. Mozart yaitu anak ajaib, bermain
49
dalam istana-istana di Eropa sejak usia enam tahun. Komposisi
pertamanya dipublikasikan pada tahun 1763, pada saat ia menginjak usia
tujuh tahun. Masa kanak-kanak di Salzburg, kemudian pindah dan
menetap di Wina. Selama tahun 1780-an ia dan Haydn saling
bersahabat, masing-masing berkarya untuk mengembangkan gaya musik
Klasik.
Mozart sangat suka pada semua gaya musik dan menciptakan
musik-musiknya dengan sangat baik. Opera-operanya menjadi repertoar
penting pada gedung-gedung opera, beberapa simfoni terutama nomor-
nomor 36, 39, 40, dan 41, secara tetap dimainkan; selain itu juga
konserto-konserto untuk piano maupun biola sangat dikenal publik.
Selama masa hidupnya yang singkat, ia mencipta banyak kumpulan
karya seperti 49 sinfoni, 40 konserto dalam berbagai variasi solo, 16
opera, musik-musik kamar, sebuah musik kematian requiem , 15 misa,
dan Magnificat . Ia mampu mencipta komposisi secara lengkap hanya di
benaknya saja dan kemudian menuliskannya pada kertas. Simfoni No. 36
dicipta, diorkestrasi, dilatih, dan dikonserkan—hanya dalam waktu empat
hari saja.
Pergolesi, Giovanni (1710-36):
Lahir di Jesi pada tanggal 1 Januari 1710, meninggal di Pozzuoli
tanggal 16 Maret 1736. Komposer Italia yang menulis sedikit karya tetapi
cukup dikenal karena opera komiknya La Serva Padrona (1733).
Pergolesi menerima pelajaran biola dari Santini dan Mondini. Tatkala usia
16 tahun ia diterima di Naples Conservatory di tempat para gurunya
mengajar termasuk
50
Ilustrasi 10: Haydn, Mozart, Pergolesi, dan Gluck
Franz Joseph Haydn
Wolfgang Amadeus Mozart
Giovanni Pergolesi
Christoph Willibald Gluck
Durante, Greco, dan Feo. Pergolesi mulai berkarya menulis musik drama
sakral yang dipergelarkan di S. Angello Maggiore Monastery,
mendapatkan
sukses dan kemudian ia diterima sebagai anggota komisi penulis opera
untuk teater kerajaan kota Naple. Operanya berjudul La Satustia
dipergelarkan pada tahun 1731; dan diikuti dengan Ricimero . Karya
51
adiluhungnya berjudul La Serva padrona dipergelarkan secara sukses di
kota Naple.
Stamitz, Johann (1717-1757):
Komposer Jerman pada awal era Klasik, seorang komposer
utama dan kondaktor di kota Mannheim. Ia membantu menjadikan
orkestra kota itu menjadi terbaik di Eropa. Stamitz membuat standarisasi
dan mengembangkan teknik-teknik untuk pertunjukan orkestra, serta
mengembangkan elemen-elemen kontras dan tema-tema pada bentuk
musik sonata Klasik.
Tartini, Giuseppe (1692-1770):
Komposer Italia, anak seorang bangsawan yang kemudian
menjadi pemain biola. Ia banyak membuat percobaan terkait dengan
instrumen itu dan juga menjadi guru biola terkenal. Musik ciptaannya
termasuk solo dan trio sonata-sonata yang sangat sulit dimainkan hingga
mendapatkan julukan sebagai T he Devil’s Trill .
Weber, Carl Maria von (1786-1826):
Komposer Jerman, memulai karir pada tahun 1804 ketika menjadi
kondaktor di Breuslau hingga tahun 1806. Opera Silvana dibuat di
Frankfurt (1810) dan Abu Hasan (1811) di kota Darmstadt. Ia juga
seorang pianis dan banyak menulis musik instrumental terutama untuk
instrumen klarinet; musiknya menjadi kontribusi penting antara Mozart
dan Brahms. Opera Der Freischütz mulai dicipta tahun 1817 dan selesai
pada tahun 1820, mencapai sukses sebagai permulaan opera besar
Romantik Jerman.
3.6. Era Romantik (1820-1900)
Albêniz, Isaac (1860-1909):
Komposer nasionalis Spanyol era Romantik yang musiknya
merefleksikan apa yang berkembang di Spanyol dan Impresionisme yang
masih ada di Perancis. Albêniz muncul sebagai pianis ajaib ketika usia
empat tahun. Pada usia 13 tahun ia kabur ke Amerika, tetapi lambat-laun,
sesudah banyak petualangannya, ia kembali ke Eropa untuk studi di
Leipzig, Brussels, dan Budapest (di bawah bimbingan Listz). Ia kemudian
menjadi seorang pianis, menulis beberapa opera dan karya-karya besar
untuk piano seperti suita-suita I beria dan Espana. Musiknya banyak
memakai lagu-lagu rakyat dan sangat bergaya Spanyol. Beberapa
operanya masih dipentaskan di Spanyol, tetapi beberapa negara lain
hanya mengenal karya-karya piano dan orkestra ciptaannya.
Balakirev, Mily Alexeyevitch (1837-1910):
52
Salah-seorang anggota dari ” the Russian Five ” yang banyak
mencurahkan kehidupan musiknya untuk mengedit, mengoleksi, dan
memakai material kerakyatan Rusia, beberapa dari itu dinyatakan
dalam karya piano yang tingkat kesulitannya sangat ekstrim seperti pada
Isalmey . Balakirev juga tercatat sebagai guru musik Mussorgsky dan
Borodin. Balakirev memulai karir sebagai pianis dan kondaktor pada Free
School of Music di St Petersburg (1862) yang banyak mengadakan
konser kepada publik. Ia menulis dua simfoni, dua piano concerto (yang
kedua diselesaikan orang lain sesudah ia meninggal dunia), dan banyak
lagu-lagu dan karya-karya piano, antara lain Oriental Fantasy berjudul
Islamey sebagai salah-satu yang paling menarik.
Beethoven, Ludwig van (1770-1827):
Komposer Jerman, tokoh penting pada era Akhir Klasik dan Awal
Romantik. Secara struktural komposisinya menjadi puncak dari
keanggunan dan kejernihan Klasikisme Wina. Secara isi emosional
komposisinya memakai kekuatan warna instrumen dan
menunjukkan ciri-khas musik Jerman selama abad ke-19. Barangkali tak
ada komposer yang mampu menyamai prestasinya dalam mencipta
berbagai jenis komposisis seperti dirinya. Wagner dan para pengikutnya
menemukan inspirasi dalam daya dan orkestrasi Beethoven, ungkapan-
ungkapan perasaan; Brahms telah dituntun oleh konsep-konsep bentuk
musik dan proses-proses pengembangan musik Beethoven. Kehidupan
Beethoven selalu dibagi dalan tiga periode komposisionalnya; pertama
sampai dengan tahun 1800 ia mencipta dua simfoni, tiga konserto piano,
dan beberapa karya musik untuk piano. Periode kedua (1800-1815)
yaitu masa yang paling membahagiakan dirinya dan sangat produktif;
Simfoni No. 3 hingga 8, opera Fidelio , overtur Egmont , balet Prometheus ,
dan dua konserto piano terkahirnya termasuk Emperor . Simfoni No. 3
berjudul Eroica menjadi sangat terkenal karena sikapnya yang berani
menentang Kaisar Napoleon yang menobatkan diri sebagai Kaisar
Perancis. Ia yaitu pendobrak tradisi Klasik Wina dan menjadikan gaya
Romantik penuh emosi dalam musik sebagai idealismenya yang
universal. Sejak tahun 1815 Beethoven menderita tuli total dan menjadi
sangat introspektif, hal itu terefleksikan pada periode ketiganya (1815-
1827). Simfoni No. 9 yang sangat spektakuler, Missa Solemnis , lima
sonata piano, dan lima kuartet gesek—yaitu karya-ciptaan Beethoven
yang terakhir.
Bellini, Vincenzo (1801-35):
Komposer opera Italia pada periode Romantik yang
memperdengarkan keanggunan, melodi-melodi vokal yang antik dan
merepresentasikan lirikisme dari awal Romantik melalui opera Italia
dengan sangat baik. Belliniah yaitu komposer terkenal dalam bidang
opera. Karya-karya agungnya meliputi La Sonnambula (1831), Norma
(1831), dan I Puritani (1835) yang pernah diperkenalkan oleh Maria
53
Callas, dan hingga kini sangat sering ditampilkan. Karya-karya itu
melodinya sangat indah dan mengundang para kekaguman bagi para
penyanyi untuk menyanyikannya. Melodi-melodi yang ia ciptakan seindah
yang diciptakan oleh Chopin yang bergaya menyanyi sekali.
Bennett, (Sir) William Sterndale (1816-75):
Komposer Inggris dari keluarga musikal dan maju. sesudah belajar
pada the Royal Academy of Music ia tinggal beberapa waktu di Jerman,
di mana musiknya banyak dikagumi oleh Mendelssohn dan Schumann.
sesudah kembali ke London ia menetap untuk mengajar, kondakting, dan
konser sebagai pianis, mencipta musik. Bennet menulis simfoni, konserto
piano, overture, oratorio T he Woman of Samaria (1867), kantata T he May
Queen (1858), dan banyak musik piano.
Berlioz, Hector (1803-69):
Komposer Perancis pada era Romantik, ia semula dirancang
belajar kedokteran karena ayahnya seorang dokter, tercara sebagai
komposer yang mengembangkan konsep idée fixe —ekstramusikal yang
diterapkan menjadi tema atau motif-motif musik seperti dalam karya
Symponie Fantastique . Ahli sebagai orkestrator yang membawa
pembaruan-pembaruan instrumen musik kedalam karyanya. Ia tidak
cukup berhasil secara finansial sebagai komposer dan menutup
kekurangan itu dengan menjadi kritikus musik dan penulis. Evenings in
the Orchestra yaitu karya koleksi artikel terbaiknya.
Bishop, (Sir) Henry (1786-1855):
Komposer Inggris, ia terkenal sebagai kondaktor dan komposer di
London. Ia menulis banyak opera, dan sebuah lagu dari operanya Clari,
or The Maid of Milan (1823) kini tetap dinyanyikan: ’Home, sweet Home ’.
Bishop yaitu komposer Inggris yang pertama menerima penghargaan
ksatriaan.
Bizet, Georges (1838-75):
Komposer Perancis, sang ayah seorang guru menyanyi dan
ibunya yaitu pianis; sejak usia empat tahun sudah mendapatkan
pendidikan musik. Pada usia sepuluh tahun Bizet telah menjadi murid
pada Paris Conservatoire dan alhasil menjuarai Prix de Rome (1857).
Ritme yang menghentak, melodi-melodi piktorial, dan keaslian warna
harmoni menandari musik terbaiknya. Simfoni dalam C dan suita L ’
Arlésiene yaitu karya-karya orkestra yang terkenal. Bizet menulis
banyak jenis komposisi musik seperti opera, yang pertama berjudul Dr.
Miracle pada tahun 1857 ketika ia masih menjadi murid. Tetapi opera
pertamanya yang terpenting T he Pearl Fishers yang dirampungkan pada
tahun 1863, justru tidak sukses. The fair Maid of Perth (1867) agak lebih
berhasil, sedangkan D jamileh tidak diselesaikannya.
54
Ilustrasi 11: H. Berlioz, J. Brhams, dan L. v. Beethoven
Berlioz, Hector
Brahms, Johannes
Beethoven, Ludwig van
Bloch, Ernest (1880-1959):
55
Komposer Swiss-Amerika kelahiran keturunan Yahudi, ia lahir di
Swiss, belajar di Brussels dan Frankfurt, kemudian hidup di Paris dan
Geneva. Ia kemudian datang dan menjadi warga negara Amerika pada
tahun 1916, pensiun di Swiss mulai tahun 1930, tetapi kembali ke
Amerika lagi pada tahun 1938. Bloch menulis musik dengan gaya Yahudi
seperti dalam karya Schelomo , sebuah Rhapsody untuk cello dan
orkestra, 1916; dan the Sacred Service (1933). Ia menulis musik dalam
banyak jenis termasuk sebuah opera impresif Macbeth (1910).
Boccherini, Luigi (1743-1805):
Komposer Italia, belajar musik pertamakali dari sang ayah
sebagai seorang pemain bass. Boccherini melakukan perjalan ke seluruh
Italia dan Perancis (1768) dan mencapai sukses besar serta menetap di
Spanyol. Kemudian menetap di Berlin selama sepuluh tahun, kembali ke
Spanyol dan menetap hingga meninggal. Ia menulis beberapa opera dan
20 simfoni, jasanya dikenal karena kontribusinya dalam mengembangkan
musik kamar. Ia menulis lebih dari 150 kuintet untuk berbagai jenis
instrumen musik, lebih dari 100 kuartet gesek, dan 60 trio.
Borodin, Alexander (1833-87):
Komposer Romantik Rusia, bersama dengan Rimsky-Korsakov,
Mussorgsky, Cui, dan Balakirev—ia merupakan anggota dari ” the
Russian Five ”. Filosofi kelompok itu sangat nasionalistik, seperti tampak
khas dalam opera Borodin Prince Igor (1890). Borodin sesungguhnya
seorang ahli obat yang mendirikan sebuah sekolah pengobatan untuk
wanita, sekaligus ia juga menjabat sebagai profesor bidan ilmu kimia,
maka sebagai seorang komposer ia dikenal amatir saja. Tetapi ia menulis
b