Tampilkan postingan dengan label musikus 1. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label musikus 1. Tampilkan semua postingan

musikus 1

 


---  75th ---  ex-The Rolling Stones' Mick Taylor


Seorang Keith Richards mengatakan: “His touch, his tone, and his melodic ideas wowed me. I never understood why he left…” Sosok yang disebut Richard tentunya punya pengaruh penting dalam band.  Sayangnya, namanya nyaris terabaikan kemudian. Dia adalah Mick Taylor. 


FANS The Rolling Stones yang baru, biasanya akan kebingungan ketika ditanya personel bernama Mick Taylor. Selain sudah hengkang dari band puluhan tahun silam, perannya nyaris “terhilang” tertutup gegap gempita personel lainnya seperti Mick Jagger yang lebih kerap disorot. Padahal pengaruh Mick sendiri cukup terasa di beberapa album. Yang tidak main-main, Mick masuk karena menggantikan Brian Jones yang ditemukan tewas di kolam renang. Jones adalah pria flamboyan dan pendiri The Rolling Stones. Bukan perkara mudah menggantikan sosok sentral seperti Jones.


Terlahir di Welvin Garden City, Inggris, dengan nama lengkap Michael Kevin Taylor pada 17 Januari 1949,  pria yang cenderung pendiam ini mulai berlatih gitar sejak usia 9 tahun. Padahal lingkungannya di Hatfield, pinggiran London, termasuk bukan tempat yang ideal untuk berkarir di musik.  Gara-gara diajak orangtuanya nonton konser Bill Halley & The Comet, Taylor kecil langsung bercita-cita jadi rockstar. 


Laiknya remaja lainnya ketika itu, Taylor juga ngebentuk band dengan beberapa orang kawannya bernama Juniors & The Gods. Ketika itu mereka disebut band bocah juga sebelum bakat jenius gitar dari Taylor yang masih remaja, dilirik dan diperhatikan oleh Johan Mayall’s & The Bluesbreakers. Mayall mengajaknya bergabung menggantikan gitaris sebelumnya, Peter Green yang gabung dengan band Fleetwood Mac. Sebuah cerita fantastis dari bocah berumur 18 tahun saat itu.


Bareng John Mayall’s Bluesbreakers, Taylor sempat ikut tur ke Amerika Serikat, selain mengisi gitar di dua album Bare Wires dan Blues Form Laurel Canyon [duanya rilis tahun 1968].  Dan kiprahnya makin menakjubkan, tahun 1969 ketika menginjak usia 20 tahun ada tawaran dari The Rolling Stones untuk menggantikan Brian Jones. Stones sendiri ketika itu sudah disebut-sebut bakal jadi band besar dan baru saja merilis EP vinyl, salah satu album terbaiknya Beggar’s Banquet [1968].


Tak minder, karena kehadiran Taylor justru membawa pengaruh yang luarbiasa di band ini. Taylor menjadi salah satu figur penting dalam fase kejayaan band ini selama rentang tur 1969-1974. Dia ikut mengisi beberapa part di album Let It Bleed [1969] dan album live Get Yer Ya-Ya’s Out [1970]. 


Meski  dianggap memberi pengaruh yang krusial di beberapa album, tapi Mick Taylor ternyata  masih menganggap The Rolling Stones adalah band yang tidak sesuai dengan standarnya. Padahal Mick Jagger mengakui, Taylor adalah: gitaris yang sangat fasih dan berpengaruh di band itu.


KEHEBATAN yang disebut-sebut Mick Jagger, adalah paradoksal. Sebagai band legendaris, The Rolling Stones [tentu saja termasuk personel-personelnya sekarang], bisa disebut milyarder. Penghasilan mereka dari royalti saja, bisa untuk hidup tujuh turunan.


Sayangnya, semua cerita kemewahan dan kehidupan glamor The Rolling Stones, tidak berlaku untuk Mick Taylor. Kabar pahitnya, royalti Mick ternyata seret. Menurutnya, sejak tahun 1982, royaltinya sudah berhenti. Padahal, Mick terlibat dalam era keemasan Stones di tahun 70an. Beberapa lagu legendaris yang sempat mencuat seperti ‘Honky Tonk Woman’, ‘Angie’ , ‘Wild Horse’ atau ‘Its Only Rock N Roll’ adalah beberapa lagu klasik yang mendapat sentuhan magis Mick Taylor.


Kehidupan pribadinya berantakan setelah menjadi pecandu narkoba. Ketergantungannya kepada obat-obatan berlangsung bertahun-tahun sejak tahun 70an. Tahun 1990, malah sempat pindah ke Los Angeles dan masuk panti rehabilitasi di Hollywood Boulevard. Rumah tangganya pecah, kekayaannya yang tersisa habis untuk membeli heroin dan morfin. Perkawinan pertamanya [istrinya bernama Rose] berakhir  karena  narkoba. Mick menikah lagi dengan Valerie, perempuan Amerika, yang sayangnya berpisah lagi.


Secara material, Mick sekarang terhitung bukan jutawan. Dia tinggal di flat [atau rumah] kecil di Suffolk, yang dalam gambaran dailymail.com, butuh perbaikan dan renovasi total. Kemudian juga tumpukan barang yang tidak teratur, tagihan listrik dan telpon yang belum [atau selalu terlambat] dibayar. Ketika dikunjungi beberapa wartawan Inggris tahun 2009 silam, selain halamannya penuh dengan rumput tinggi, mobil tua yang ada di depan rumahnya, sudah lumutan dan lebih cocok disebut “gerobak bermesin” ketimbang mobil.


Meski jauh dari kesan glamor, tapi Mick tidak bisa jauh dari musik. Sesekali dia masih bermain di klub-klub  kecil bersama mantan kibordis Jeff Becks, Max Middleton, mantan gitaris Manfred Mann, Denny Newman, dan mantan drumer Snowy White, Jeff Allen.  Kabar terakhir, dalam rangkaian tur dunia 2014 The Rolling Stones, Mick Taylor akan diajak serta.












---  11st ---  Helloween’s Straight Out of Hell


Helloween merilis album studio ke-14 mereka Straight Out of Hell pada 18 Januari 2013 melalui The End Records. Album ini direkam pada 2012 di Mi Sueno Studio, Tenerife, Spanyol dan diproduseri oleh Charlie Bauerfeind.


Mengenai lagu-lagunya, Michael Weikath menyatakan: 


“ Straight Out of Hell adalah pengembangan dari dua album sebelumnya. Lagu-lagu baru ini merupakan kelanjutan dari arahan 7 Sinners, hanya sedikit mengenai bencana dan terasa lebih positif. Lagu-lagu ini akan menendang pantat pendengar paling malas. “


Tiga bulan setelah perilisan album, dia berkomentar lagi, mengatakan dia pikir album ini "sangat mudah diakses oleh pendengar. Dan ini adalah album yang menyenangkan. Ini adalah album yang tidak membuatmu merinding atau mengganggu kamu atau apa pun".


Andi Deris mengkonfirmasi bahwa Straight Out of Hell sengaja dibuat untuk menjadi sebuah album Helloween yang “bahagia”. Hal ini, menurut Deris, sebagian sebagai tanggapan terhadap materi band yang lebih gelap selama 10 tahun sebelumnya, dan sebagian karena minat band dalam merilis album positif mengingat kegagalan Doomsday Prediction 2012.


Perang dan perdamaian adalah tema dari dua lagu pertama. Lagu pembuka, "Nabatea", mengacu pada Kerajaan Nabatean kuno, yang ada di Yordania modern. Andi Deris menjelaskan bahwa Nabatea adalah "sebuah negara yang ... mungkin satu-satunya negara yang tidak pernah membawa perang ke negara lain". Sebuah video musik diambil untuk versi Nabataea yang diedit. Sebaliknya, penerimaan konflik oleh dunia modern menggunakan lagu kedua, "World of War", yang mengeksplorasi bagaimana umat manusia kontemporer menganggap perang sebagai hal yang tak terhindarkan dan tampaknya tidak terlalu peduli dengan korban, menurut Deris. 


Iman dibahas dalam "Far From the Stars", dengan Markus Grosskopf menjelaskan bahwa kekuatan dari keyakinan seseorang, apakah terkait dengan agama atau tidak, sangat penting untuk bertahan hidup. Taktik berbeda diambil pada lagu terakhir, "Church Breaks Down", yang menyoroti tindakan Gereja selama berabad-abad seperti penolakannya untuk beradaptasi dengan perkembangan ilmiah seperti teori evolusi.


Beberapa lagu berhubungan dengan kebodohan dan terkadang kepercayaan aneh tentang kemanusiaan. "Burning Sun" lebih meringanka perasaan, memperkenalkan protagonis yang, menurut Weikath, bermimpi mengarahkan pesawat ruang angkasa ke Matahari. Sebuah versi dari lagu yang menampilkan organ Hammond (dimainkan oleh keyboardis sesi Helloween Matthias Ulmer) didedikasikan untuk mendiang organis Deep Purple Jon Lord dan dimasukkan sebagai lagu bonus pada edisi terbatas dan Jepang dari album ini. Di sisi lain, "Waiting for the Thunder" adalah lagu yang digerakkan oleh piano tentang seorang pria yang tidak bertobat, setelah melakukan kesalahan, hanya menunggu hukuman daripada mencoba untuk memperbaiki kesalahan. Deris mengakui bahwa, "Saya tahu kadang-kadang saya pria itu". 


Selain dedikasi versi organ Hammond dari "Burning Sun" untuk Jon Lord, Helloween mendedikasikan "Wanna Be God" untuk mendiang Freddie Mercury dari Queen karena keterikatannya dengan lagu rock stadion Queen, "We Will Rock You". Sebelumnya pada tanggal 12 Desember 2012, Pemimpin Redaksi Metal Shock Finland, Mohsen Fayyazi, membandingkan drum dari lagu ini dengan irama tradisional Brasil dan juga ia menulis " Sepertinya mereka ingin memakai musik QUEEN, karena lagu ini sepertinya "We Will Rock You" oleh QUEEN bagi saya"


Judul lagu yang menjadi judul album bermain dengan klise ---  metal sementara "Years" terpaku pada hidup dan mati, dan "Make Fire Catch the Fly" membahas ketakutan penolakan yang dapat menyebabkan seseorang tidak pernah menyatakan cinta untuk orang lain. 


Daftar Lagu


1. Nabatea

2. World of War

3. Live Now!

4. Far From the Stars

5. Burning Sun

6. Waiting for the Thunder

7. Hold Me in Your Arms

8. Wanna Be God (dedicated to Freddie Mercury)

9. Straight Out of Hell

10. Asshole

11. Years

12. Make Fire Catch the Fly

13. Church Breaks Down


Limited Edition Bonus Tracks


14. Another Shot of Life

15. Burning Sun (Hammond version) (dedicated to Jon Lord)


Japanese Edition Bonus Tracks


14. No Eternity

15. Burning Sun (Hammond version) (dedicated to Jon Lord)


Personel


• Andi Deris – vocals

• Michael Weikath – lead and rhythm guitars, backing vocals

• Sascha Gerstner – lead and rhythm guitars, backing vocals

• Markus Grosskopf – bass, backing vocals

• Daniel Löble – drums


Guest musician


• Matthias Ulmer – keyboards







---  39th ---  Epica's Simone Simons


Dilahirkan dengan nama Simone Johanna Maria Simons pada 17 Januari 1985 di Hoensbroek, Belanda. 


Dia memiliki seorang adik perempuan dengan nama Janneke yang lahir pada hari ulang tahun kedua Simone. Minatnya dalam musik terwujud pada usia yang sangat dini. Simons mulai bermain seruling selama dua tahun setelah bergabung dengan sekolah musik pada usia 12 tahun. Pada usia 14 tahun, ia menjalani selama satu tahun dalam pelajaran menyanyi pop, dan pada usia 15 tahun, ia beralih ke bernyanyi klasik setelah mendengarkan Oceanborn-nya Nightwish, yang tetap menjadi album Nightwish favoritnya. Pada satu titik ia diundang untuk bergabung dalam latihan untuk sebuah band black metal; ia bergabung, meskipun sedikit takut untuk menyanyi. Simons bernyanyi dalam paduan suara selama beberapa bulan, dan kemudian bergabung dengan Epica. 


Pada awal tahun 2002, Mark Jansen meninggalkan After Forever karena perbedaan kreatif. Dia kemudian mulai mencari musisi yang akan bekerja ke arah yang lebih klasik/proyek musik tipikal simfoni; proyek ini awalnya bernama "Sahara Dust". Pada akhir tahun 2002, band ini merayu Helena Michaelsen (dari Trail of Tears) sebagai frontwoman-nya, tetapi tak lama kemudian ia digantikan oleh Simons, yang merupakan pacar Jansen pada saat itu. 


Line-up band dilengkapi oleh gitaris Ad Sluijter, drummer Jeroen Simons, bassis Yves Huts, dan pemain kibord Coen Janssen. Nama band kemudian diubah menjadi Epica, terinspirasi oleh album milik Kamelot. Epica kemudian merakit sebuah paduan suara (terdiri dari dua laki-laki dan empat perempuan) dan string orchestra (tiga biola, dua viola, dua cello dan bass tegak) untuk bermain bersama mereka. Masih atas nama Sahara Dust, mereka menghasilkan dua lagu demo berjudul Cry for the Moon pada tahun 2002. Sebagai hasilnya, mereka menandatangani kontrak dengan Transmission Records. 


Epica menampilkan campuran dari progressive metal, gothic metal dan symphonic metal. Komponen lain dari gaya Epica adalah power metal; mantan gitaris mereka Ad Sluijter telah menjelaskan band sebagai "jembatan antara power metal dan gothic metal." Simons mengungkapkan preferensi untuk grup yang menggambarkannya sebagai symphonic metal meskipun pendiri grup Mark Jansen menyatakan bahwa mereka tidak keberatan disebut gothic metal. 


Musik Epica adalah agresif, bombastis dan eksesif dengan beberapa lagu yang "epik, besar dan megah" dan lain-lain "lebih pendiam dan introspektif." Band ini juga dikenal memiliki kecenderungan progresif sementara suasana gothic dan sentimentalitas juga hadir dalam musik mereka.


Pada bulan Januari 2008 Simons menderita MRSA. Ini memaksa Epica membatalkan banyak pertunjukan mereka. Pada bulan Februari, kondisinya membaik, tapi dia tidak benar-benar pulih. Pada bulan Maret, Epica tur dengan Amanda Somerville, menggantikan Simons untuk tur USA mereka sampai 11 Mei 2008, ketika Simons tampil lagi pada pertunjukan mereka di Bibelot, Dordrecht.


Ditanya tentang penampilannya sebagai salah satu faktor yang menarik perhatian untuk Epica, Simons mengatakan: "Pertama-tama yang paling penting adalah suara dari band, karena kecantikan akan memudar satu hari, dan saya berharap suara saya tidak akan pudar [tertawa] ... Tapi, ya, Anda memiliki dua aspek dari band - musik (CD) dan kemudian sisi hidup dari band (pertunjukan), dan bagian dari pertunjukan juga yang harus terlihat bagus, jadi saya melakukan perawatan yang baik dari diri saya sendiri, saya memastikan bahwa penggemar memiliki sesuatu untuk dilihat selama pertunjukan.”


Di antara inspirasinya, Simons mengutip band-band metal seperti Lacuna Coil, Nightwish, Tristania, Kamelot, Within Temptation, Dimmu Borgir, Tiamat, beberapa musik klasik seperti Mozart. Sementara menghargai tato pada orang lain, Simons mengatakan dia tidak akan pernah membuatnya.


Simons dan pasangan lama, pemain kibord Kamelot Oliver Palotai memiliki seorang putra, Vincent Palotai, lahir pada tanggal 2 Oktober, 2013. Pada Desember 2013, Simons mengumumkan di blog-nya bahwa ia baru saja menikah dengan Palotai.


Simons menjalankan sebuah blog bernama "SmoonStyle", di mana dia menulis tentang busana, tata rias, makanan dan pengalaman yang dia miliki sebagai anggota Epica, serta dalam kehidupan pribadinya. 


Vokal Simons juga menghiasi band-band lain dimana dia muncul sebagai bintang tamu, antara lain: Leave’s Eyes, Angra, Avalon, Sons of Seasons, Ayreon, Primal Fear, Kamelot, Aina dan Mayan.










---  4th ---  Sons of Apollo’s MMXX


Sons of Apollo merilis album studio kedua dan terakhir mereka MMXX (dibaca "2020") pada 17 Januari 2020 melalui Inside Out Music. Album ini tersedia dalam bentuk paket CD standar, paket 2 CD edisi terbatas dengan versi instrumental dan akapela, paket 2 LP + CD, dan unduhan digital.


Derek Sherinian dan Mike Portnoy setuju bahwa album ini diuntungkan oleh chemistry yang lebih besar di antara para anggotanya, yang telah tampil bersama lebih dari 80 kali pada saat produksi album, selain dari album debut mereka.


Mereka berdua, bergabung dengan gitaris Ron "Bumblefoot" Thal, bertemu di studio rumah Portnoy di Pennsylvania dan menulis keseluruhan album dalam waktu sekitar tiga minggu. Album ini direkam dalam waktu sekitar delapan bulan, dengan masing-masing anggota dapat bekerja di studio rumah mereka sendiri.


Jeff Scott Soto menulis semua lirik, dengan Sherinian membantunya dengan beberapa baris melodi. Dia berkomentar bahwa dia mengagumi suara bluesy Soto, yang menurutnya kontras dengan vokal yang lebih operatik dari band-band metal progresif lainnya.


Karena album ini dirilis pada awal sebuah dekade, Portnoy mempertimbangkan untuk menamainya "MMXX" (2020 dalam angka Romawi). Mengomentari sampul album, yang sekali lagi dibuat oleh Thomas Ewerhard, ia mengatakan "untuk album pertama, kami memiliki kesan mitologis. Namun kali ini, ada gaya yang jauh lebih futuristik pada apa yang kami miliki. Album ini memiliki daya tarik abad ke-21. Dan lambang band lebih dipoles, dibersihkan dan jauh lebih modern daripada yang terakhir kali, ketika memiliki tampilan kuno".


Lagu pembuka, "Goodbye Divinity", dirilis sebagai single pertama pada 15 November 2019, dengan video musik yang disutradarai oleh Vicente Cordero. Portnoy mengatakan bahwa dia tahu lagu tersebut akan menjadi pembuka dan singel pertama "sejak kami selesai menulisnya." Dia juga mengatakan bahwa dia tahu lagu tersebut akan menjadi pembuka yang ideal untuk pertunjukan. Judul aslinya adalah "Blood Orchid" dan dibuat berdasarkan riff yang diciptakan oleh Sherinian saat tampil live solo.


Soto menulis lirik lagu tersebut sambil memikirkan kesulitan-kesulitan kecil yang dialami band ini selama tur pertamanya dan bagaimana mereka mengatasi masalah-masalah tersebut. "Goodbye Divinity" adalah tentang mengucapkan selamat tinggal pada hal-hal baik yang seharusnya datang ke band dan bagaimana para anggota berhasil "memanfaatkan rasa sakit"

"Wither to Black" didasarkan pada riff yang ditulis oleh Bumblefoot yang pada awalnya disebut "Rushgarden" karena terdengar seperti campuran Rush dan Soundgarden. "Asphyxiation" sebagian besar ditulis oleh Sherinian dan judul aslinya adalah NIM - "Nine Inch Meshuggah."


"Desolate July" ditulis berdasarkan nama David Z., seorang pemain bass yang meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil yang melibatkan bus tur mantan anggota band Portnoy, Adrenaline Mob. David juga merupakan anggota band solo Soto dan keduanya tampil bersama di Trans-Siberian Orchestra. Judul lagu ini mengacu pada fakta bahwa setiap bulan Juli, Soto dan orang-orang yang dekat dengan David merasakan kehampaan, karena pada bulan itulah ia meninggal dunia. Secara instrumental, Portnoy menganggapnya setara dengan "Alive", dari album sebelumnya. Lagu ini juga dirilis sebagai single (pada 10 Januari 2020) dan juga mendapatkan video, yang disutradarai oleh Christian Rios.


"King of Delusion" dikembangkan dari sebuah karya piano pendek oleh Sherinian.


"Fall to Ascend" dirilis sebagai single kedua band ini pada 13 Desember 2019, bersama dengan video lainnya. Lagu ini berjudul "Jumper" saat masih dalam proses pengerjaan dan Soto menganggapnya sebagai kelanjutan dari "King of Delusion".


Daftar Lagu


1. Goodbye Divinity 

2. Wither to Black 

3. Asphyxiation 

4. Desolate July 

5. King of Delusion 

6. Fall to Ascend 

7. Resurrection Day 

8. New World Today 


Sons of Apollo 


• Jeff Scott Soto – lead vocals

• Ron "Bumblefoot" Thal – guitar, backing vocals

• Billy Sheehan – bass

• Derek Sherinian – keyboards

• Mike Portnoy – drums, backing vocals












---  61st ---  Kai Hansen (Helloween, Gamma Ray, Unisonic, Iron Savior)


Dilahirkan dengan nama Kai Michael Hansen di Hamburg, West Germany pada 17 Januari 1963. Dia dianggap sebagai sosok penting di genre power metal. Dia dianggap sebagai “the godfather of power metal”. 


Pada usia sepuluh tahun, Kai mulai tertarik pada musik dan mulai bermain drum. Namun orang tuanya tidak menyukai kebisingan dan malah membelikannya gitar akustik. Dia mengambil kursus gitar klasik selama enam bulan dan mengikutinya, membentuk band pertamanya dengan teman sekelasnya setelah dia membeli sebuah gitar elektrik, Ibanez Les Paul berwarna putih.


Karir musik Hansen dimulai pada tahun 1978 di sebuah band bernama Gentry, bersama salah satu pendiri dan produser Iron Savior, Piet Sielck. Pada tahun 1983, dia dan Michael Weikath mendirikan Helloween, di mana dia menjadi gitaris dan penyanyi sampai Michael Kiske mengambil alih mikrofon untuk album Keeper of the Seven Keys: Part I dan Keeper of the Seven Keys: Part II. Hansen meninggalkan band karena tur ekstensif pada 1988-1989 dan kemudian membentuk band power metalnya sendiri Gamma Ray. Hansen juga bergabung dengan Iron Savior sebagai gitaris pada tahun 1997, tetapi berhenti setelah beberapa tahun untuk memfokuskan karirnya pada Gamma Ray. Dia sekarang telah menempa karir yang sangat sukses dengan Gamma Ray, merilis beberapa album dan memainkan tur yang laris di seluruh dunia.


Hansen berpartisipasi dalam sejumlah besar proyek lainnya. Dia tampil sebagai vokalis tamu di album-album milik Blind Guardian, Follow the Blind dan Tales from the Twilight World. Sekitar waktu yang sama, dia dan rekan seband Gamma Ray Dirk Schlächter berkolaborasi di album penuh pertama Angra, Angels Cry, keduanya bermain solo gitar di lagu "Never Understand". Dia juga berkolaborasi di album Angra Temple of Shadows yang dirilis pada 2004 mengisi vokal untuk lagu "The Temple of Hate". Dia berpartisipasi sebagai gitaris tamu di album solo debut Michael Kiske, Instant Clarity. Bersama dengan HammerFall dia merekam versi lagu milik Helloween "I Want Out".


Hansen memainkan peran Regrin si kurcaci di album- album Metal Opera milik Avantasia oleh Tobias Sammet. Kemudian dia tampil di album The Scarecrow bermain gitar di lagu "Shelter from the Rain". Dia juga salah satu musisi tamu di tur dunia Avantasia tahun 2010, yang membuatnya bermain live bersama sesama mantan rekan band Michael Kiske, setelah lebih dari dua puluh tahun sejak dia meninggalkan Helloween. Setelah tur ini diumumkan, melalui situs resmi Michael Kiske, bahwa Hansen akan bergabung dengan band barunya Unisonic, karena mereka "langsung merasakan keajaiban tahun-tahun Helloween lagi dan bersenang-senang bersama di dalam dan di luar panggung".


Pada tahun 2005, dia melakukan tur dengan band power/Viking metal muda Jerman Stormwarrior dari kampung halamannya di Hamburg sebagai penyanyi utama, memainkan materi dari album debut Helloween klasiknya Walls of Jericho – album favorit dan pengaruh terbesar dari Stormwarrior. "Stormwarrior featuring Kai Hansen" kembali pada tahun 2007 untuk bermain di Magic Circle Festival di Bad Arolsen dan di Wacken Open Air Festival. 


Pada tahun 2008, Hansen bermain dengan Stormwarrior di Sweden Rock Festival 2008. 


Pada tahun 2011, Hansen bergabung dengan band Unisonic, sebagai gitaris kedua dan bersatu kembali dengan teman lama dan mantan vokalis Helloween Michael Kiske, yang membentuk band pada tahun 2009. Band ini merilis album debutnya, Unisonic pada tahun 2012 dan memulai tur dunia album pertamanya. Hansen menyatakan dalam sebuah wawancara bahwa meskipun menjadi anggota Unisonic, dia tidak akan kurang fokus pada Gamma Ray, dan album Gamma Ray berikutnya akan tiba pada tahun 2013. Album kedua Unisonic, Light Of Dawn, dirilis pada tahun 2014 dan diikuti tur Eropa dan Jepang. 


Pada 2015, mengikuti Best of the Best Party Tour, Hansen mempekerjakan Frank Beck sebagai vokalis kedua mereka untuk Gamma Ray. 


Pada tahun 2016, Hansen merilis album solo pertamanya bertajuk XXX – Three Decades in Metal. Album ini dirilis melalui earMUSIC pada 16 September di tahun yang sama. 


Pada 2017 Kai Hansen memainkan tur mini - empat pertunjukan di Slovakia dan Republik Ceko dengan band Ravenclaw, dengan daftar lagu khusus untuk Peringatan 15 Tahun Ravenclaw - Ravenclaw feat. Kai Hansen. 


Pada 14 November 2016, diumumkan Pumpkins United World Tour – tur konser Helloween. Mantan anggota Michael Kiske dan Kai Hansen bergabung dengan anggota saat ini untuk tur ini untuk tahun 2017, 2018, dan 2019.


Formasi reuni menghasilkan single “Pumpkin United” pada pada 2017, album live United Alive In Madrid pada 2019 dan album studio self-titled pada 18 Juni 2021. Dan kembali mengadakan tur dunia.


Selama tahun-tahun awalnya, gaya menyanyi Hansen mengingatkan banyak vokalis thrash metal. Alih-alih menggunakan gaya yang halus dan jelas (seperti Kiske penggantinya), Hansen bernyanyi dengan suara serak, diselingi oleh jeritan bernada tinggi untuk efek dramatis. Kiske didatangkan sebagai penyanyi, awalnya karena Hansen kesulitan menyanyi dan bermain gitar secara bersamaan, meski kemudian dalam karirnya ia tampaknya telah mengatasi masalah tersebut.


Mulai dari tahun 1995 dan seterusnya, Hansen mengisi vokal untuk bandnya saat ini Gamma Ray . Sekitar waktu itu, gaya vokal Hansen menjadi lebih merdu dan sedikit lebih jernih, lebih dalam pengertian power metal tradisional, sambil tetap mempertahankan nada sengau dan serak di tahun-tahun awalnya.













---  46th ---  Kansas’ “Dust in the Wind”


Kansas merilis single mereka "Dust in the Wind" pada 16 Januari 1978. Lagu ini ditulis oleh anggota band Kerry Livgren, pertama kali dirilis pada album 1977 mereka Point of Know Return.


Lagu ini mencapai puncaknya di No 6 di Billboard Hot 100 minggu dari 22 April 1978, menjadikannya satu-satunya lagu Kansas yang masuk chart top 10 Billboard Hot 100. Single 45-rpm itu disertifikasi Emas untuk penjualan satu juta unit oleh RIAA tak lama setelah puncak popularitasnya sebagai hit single. Lebih dari 25 tahun kemudian, RIAA memberi sertifikasi Emas format unduhan digital dari lagu tersebut, satu-satunya lagu milik Kansas yang disertifikasi pada 17 September 2008. 


Baris gitar untuk lagu ini ditulis oleh Kerry Livgren sebagai latihan jari untuk mempelajari fingerpicking. Istrinya, Vicci, mendengar apa yang dia lakukan, mengatakan bahwa melodinya bagus, dan mendorongnya untuk menulis lirik untuk itu. Livgren tidak yakin apakah sesama anggota band akan menyukainya, karena itu adalah berbeda dari gaya ciri khas mereka. Setelah dia memainkan demo untuk band, ada "keheningan karena terpana" dan band bertanya kepadanya, "Kerry, dari mana lagu ini?" 


Judul lagu adalah referensi Alkitab, parafrase Pengkhotbah : 


“Saya merenungkan segala sesuatu yang dicapai oleh manusia di bumi, dan saya menyimpulkan:

Semua yang telah dia capai sia-sia - seperti mengejar angin!”

Sebuah meditasi tentang kefanaan dan kematian yang tak terhindarkan, tema lirik memiliki kemiripan yang mencolok dengan bagian Alkitab yang terkenal, Kejadian 3:19 ("... untuk debu engkau, dan sampai debu engkau akan kembali.") Dan Pengkhotbah 3 : 20 (Semua pergi ke satu tempat. Semua dari debu, dan untuk debu semua kembali.) Serta ke baris pembuka yang terkenal dari epik perang Jepang The Tale of the Heike ("... kejatuhan besar akhirnya, dan mereka seperti debu dihadapan angin.") dan dari sebuah buku puisi penduduk asli Amerika, yang mencakup baris "untuk semua kita adalah debu dalam angin." 


Kansas juga merilis sebuah versi live dari lagu ini di album Two for the Show dan versi simfonik di Always Never the Same.


Personil


• Steve Walsh – lead vocals

• Kerry Livgren – acoustic guitar

• Robby Steinhardt – violin, viola, backing and harmony vocals

• Rich Williams – acoustic guitar

• Phil Ehart – percussion












---  59th ---  Tool's Adam Jones


Dilahirkan dengan nama Adam Thomas Jones di Park Ridge, Illinois, pada 15 Januari 1965, dibesarkan di Libertyville, Illinois. Ia diterima ke dalam program Suzuki, dan terus bermain biola selama tahun pertamanya di SMA. Dikatakan bahwa saat masih anak-anak dia sangat berbeda dari anak-anak lain. Dia selalu tidak pergi ke gereja agar dapat membaca komik Minggu. Saat masih anak-anak ia memiliki minat dalam animasi, mengubah ide-idenya ke dalam patung tiga dimensi, yang menjelaskan mengapa video musik Tool sering memiliki efek 3D-tanah liat. Dia kemudian mulai memainkan bass akustik dalam sebuah orkestra.


Selain bermain musik klasik, Jones bermain gitar bass di band Electric Sheep, dengan Tom Morello dari Rage Against the Machine, sampai Jones pindah ke California (Morello segera mengikutinya). Menurut keduanya, band ini cukup populer pada waktu itu. Jones tidak pernah menerima pelajaran gitar tradisional, melainkan mempelajari dengan cara mendengarkan. 


Pada tanggal 27 Januari 2013, Jones bertunangan dengan pacarnya, pelukis Korin Faught. Lamaran pernikahan berlangsung sebelum acara Royal Rumble. Pernikahan mereka berlangsung pada tanggal 6 Juli 2013. 


Jones ditawari beasiswa Film tetapi menolak dan memilih untuk pindah ke Los Angeles untuk mempelajari seni dan patung. Fokus mintanya bergeser ke film, dan ia mulai bekerja sebagai pematung dan perancang efek khusus, di mana ia belaja teknik kamera stop-motion yang kemudian ia aplikasikan di video musik Tool, seperti "Sober", "Prison Sex", "Stinkfist", "Ænema", "Schism", "Parabola" dan "Vicarious". Dia lulus pada tahun 1987. 


Setelah lulus, ia bekerja di Rick Lazzarini's Character Shop. Selama beberapa tahun berikutnya, dia mengerjakan acara TV Monsters. Antara lain dia merancang dan membuat sebuah tata rias Grim Reaper dan kepala Zombie pada sebuah lonjakan (kemudian dipakai  dalam Ghostbusters II). Setelah itu, ia pergi ke lokakarya efek khusus-nya Stan Winston, di mana dia bekerja pada Predator 2, membuat patung mirip tengkorak yang unik untuk interior pesawat angkasa Predator.


Jones bekerja pada beberapa film besar lainnya di Hollywood membuat tata rias dan mengatur desain, antara lain Jurassic Park, Terminator 2: Judgment Day, Dancing with Wolves, dan Ghostbusters II. Dia membuat tata rias "Freddy Krueger di dalam rahim" untuk A Nightmare on Elm Street 5: The Dream Child, serta bekerja untuk A Nightmare on Elm Street 4: The Dream Master.

 

Dia juga bekerja di iklan untuk salad dressing (tidak pernah ditayangkan), noda Olimpiade (Albert Einstein makeup), dan Duracell (petinju dan taksi). 


Jones juga melakukan tur dengan Jello Biafra/The Melvins band dan memberikan kontribusi untuk album mereka Never Breathe What You Can’t See dan Sieg Howdy!. Jones dan Gitaris/Vokalis Melvins Buzz Osborne adalah teman dekat. Jones juga muncul di album Melvins Hostile Ambient Takeover, kolaborasi Melvins/Lustmord Pigs of the Roman Empire dan album Isis Wavering Wavering Radiant.

 

Pada Mr. Show, ia muncul sebagai gitaris fiksi Puscifer bersama dengan rekan seband Keenan, dan juga dapat terlihat di penonton duduk di meja dengan Keenan di episode pertama serial itu. 


Pada tanggal 14 Agustus, 2011, Jones membawakan lagu kebangsaan Amerika Serikat pada awal WWE’s SummerSlam (2011), acara gulat di Los Angeles.


Adam Jones dikenal tidak mendominasi dengan menggunakan teknik bermain gitar tertentu, melainkan menggabungkan banyak teknik seperti "bergantian menggunakan power chords, suara garukan, chiming arpeggio, pola irama off-beat, dan minimalisme yang tenang". Pada Lateralus dan 10.000 Days, ia sangat banyak menggunakan triplets. Teknik lain yang dipakai  untuk memperluas repertoar suara bandnya memerlukan bentuk eksperimen instrumental dan aplikasi dari eksperimen non-instrumental juga, seperti penggunaannya dari Epilady sebagai plectrum pada Aenima dan Lateralus album misalnya; terus dalam arah ini pada lagu Tool, "Jambi", Jones menggunakan talk box. Dalam lagu "Third Eye", ia memanfaatkan slide gitar untuk pembukaan. Dia memiliki dua synthesizer yang tercantum di bawah ini dalam bagian efeknya. Antara lain, saat Live, Adam dapat dilihat dengan pedalboard besar penuh efek, termasuk DOD FX-40B Equalizer (EQ) pedal, Boss BF-2 Flanger, Boss DD-3 Digital Delay, MXR Micro Amp, Dunlop BB535 dan dua Boss Master switch/power supply pedal. 


Jones menciptakan tata artistik untuk rilisan ulang dari Giving Birth to a Stone-nya Peach, di mana rekan Jones sesama anggota Tool Justin Chancellor bermain bass. 


Dia membantu Green Jelly dengan kostum mereka. 


Pada tahun 2007 ia menerima Grammy Award untuk 'Best Recording Package' sebagai art director untuk karyanya pada 10.000 Days.

 

Adam datang dengan tata letak make-up aktor yang dikenakan pada video untuk "Schism" dan "Parabol/Parabola".

 

Dalam waktu luangnya, Adam mengembangkan fotografi yang dipakai  untuk visual di konser Tool. 


Adam menggambar komiknya sendiri, sebuah kebiasaan ia mulai saat anak-anak memanipulasi ide-idenya ke dalam bentuk 2-D di atas kertas. Sebuah crossover dari X-Files/30 Days of Night tahun 2010 ditulis bersama oleh Jones dan pencipta 30 days Steve Niles dengan tata artistik oleh Tom Mandrake.


Jones ada di peringkat No. 75 dalam daftar Greatest Guitarist of all time oleh majalah Rolling Stone dan ada di No. 9 dalam Guitar World’s Top 100 Greatest metal Gitaris. Jones memenangkan Grammy Award sebanyak tiga kali.