informatika 3

















 kan produk (batang atau 


jasa atau keduanya). Produktivitas menjadi daya ungkit bagi pertumbuhan ekonomi.Beberapa pendekatan dapat dilakukan untuk 


mengukur produktivitas. Produktivitas nasional dapat diukur 


dengan PDB dibagi dengan jumlah jam tenaga kerja dan standar 


kerja diukur dengan PDB dibagi populasi. 


Pada 1957, Solow menghitung produktivitas dengan input 


modal dan tenaga kerja di Amerika. Ternyata di luar dugaan faktor 


lain yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu  teknologi 


TFP (Total Factor Productivity).


Langkah-langkah perhitungan TFPG menurut growth 


accounting method yaitu  sebagai berikut:


Langkah 1 : “Menghitung labor income share tahun t (LISt


)


dengan formula”: Upah tahun t


PDB berlaku tahun t


Langkah 2 : “Menghitung rata-rata labor income share pada tahun 


t (LISAt


)”


LISAt


 = ½ (LISt


 + LISt-1)


LISAt = Labor income share tahun t


LISt-1 = Labor income share tahun t-1


Langkah 3 : “Menghitung capital income share pada tahun t (KISt


)


dengan formula” :


KISt


 = 1 - LISt


Langkah 4 : “Menghitung rata-rata capital income share pada 


tahun t” (KISAt


)


KISAt


 = ½ (KISt


 + KISt-1)


KISt = Capital income share tahun t


KISt-1 = Capital income share tahun t-1


Langkah 5 : “Menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi pada 


tahun t” 


(EGt


) = (ln PDBt


 – ln PDBt-1) x 100


PDBt = Jumlah PDB atas harga konstan tahun t


PDBt-1 = Jumlah PDB atas dasar harga konstan tertentu pada 


 tahun t-1


Langkah 6 : “Menghitung tingkat pertumbuhan stok modal pada 


tahun t (KGt


)”


KGt


 = (ln Kt


 – ln Kt ) x 100


Kt = Jumlah stok kapital pada tahun t


Kt-1 = Jumlah stok modal pada tahun t-1

Langkah 7 : “Menghitung rata-rata tertimbang tingkat pertumbuhan 


stok kapital pada tahun t (KGAt


)”


KGAt


 = ½ (KISt


 + KISt-1) x (ln Kt


 – ln Kt-1 ) x 100


Langkah 8 : “Menghitung tingkat pertumbuhan tenaga kerja pada 


tahun t (LGt


)”


LGt


 = (Ln Lt


 – ln Lt-1 ) x 100


Lt = Jumlah tenaga kerja pada t


Lt-1 = Jumlah tenaga kerja pada tahun t-1


Langkah 9 : “Menghitung rata-rata tertimbangan tingkat 


pertumbuhan tenaga kerja pada tahun t (LGAt


)”


LGAt


 = ½ (LISt


 + LISt-1) x (in Lt


 – ln Lt-1 ) x 100


Langkah 10 : “Menghitung tingkat pertumbuhan TFP pada tahun 


t” (TFPGt


)


TFPGt


 = EGt


 - KGAt


 - LGAt


Langkah 11 : “Menghitung pangsa pertumbuhan capital (PPK)”


KGAt


EGt


PPK =


Langkah 12 : “Menghitung pangsa pertumbuhan tenaga kerja 


(PPTK)”


LGAt


EGt


PTK =


Langkah 13 : Mnghitung pangsa TFPG


TFPGt


EGt

Teori Ketenagakerjaan


Menurut BPS: 


1. Mereka yang tidak mempunyai pekerjaan dan sedang mencari 


pekerjaan;


2. Mereka yang tidak mempunyai pekerjaan dan sedang 


mempersiapkan usaha;


3. Mereka yang tidak mempunyai pekerjaan dan tidak mencari 


pekerjaan sebab  merasa tidak mungkin mendapatkan 


pekerjaan


4. Mereka yang sudah memiliki pekerjaan na namun  belum bekerja.


8.5 Pembangunan Ekonomi


Pembangunan ekonomi yaitu  sebuah proses peningkatan 


output melebihi peningkatan jumlah penduduk. Pembangunan 


ekonomi yaitu  pertumbuhan ekonomi yang terjadi secara terusmenerus.


Penjelasannya sebagai berikut:


1. Pembangunan ekonomi merupakan “usaha yang terus menerus menuju perbaikan termasuk usaha meningkatkan produk per kapita”.


2. Pembangunan ekonomi memperlihatkan “pemerataan pendapatan termasuk pemerataan pembangunan dan hasilhasilnya”.


3. Pembangunan ekonomi memperhatikan “pertambahan penduduk”.


4. Pembangunan ekonomi dapat menaikkan "taraf hidup warga ”.


5. Pembangunan ekonomi selalu dibarengi dengan “pertumbuhan 


ekonomi”


6. Setiap input selain dapat menghasilkan “output yang lebih 


banyak juga menghasilkan perubahan-perubahan kelembagaan dan pengetahuan teknik”.


8.6 Indikator Pembangunan Ekonomi


Indikator pembangunan terbagi dua yaitu indikator ekonomi 


dan indikator sosial. 


Indikator Ekonomi yaitu :


1. Laju pertumbuhan ekonomi, yaitu “proses kenaikan output

per kapita dalam jangka panjang”.


2. Produk Nasional Bruto (Gross National Income) per kapita, 


yakni “Pendapatan Nasional Bruto dibagi dengan jumlah 


populasi penduduk”.


Indikator Sosial yaitu :


1. Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index/


HDI), yaitu indeks komposit dari indeks harapan hidup, 


indeks pendidikan, dan indeks standar hidup layak.


2. Indeks Mutu Hidup (Physical Quality Life Index/PQLI), yakni 


indeks komposit dari tiga indikator (harapan hidup dalam usia 


satu tahun, angka kematian dan tingkat melek huruf).


Dampak Positif


1. Pembangunan ekonomi membuat kegiatan perekonomian 


akan lebih lancar dan perumbuhan ekonomi lebih cepat.


2. Pembangunan ekonomi menciptakan lapangan pekerjaan sehingga pengangguran akan berkurang.


3. Berkurangnya pengangguran akan memperbaiki tingkat pendapatan nasional.


4. Pembangunan ekonomi menyebabkan perubahan struktur 


perekonomian sehingga kegiatan ekonomi bervariasi.


5. Kualitas SDM yang melakukan pembangunan ekonomi akan 


meningkat sehingga tuntutan pengetahuan dan teknologi 


semakin tinggi.


Dampak Negatif 


1. Pembangunan ekonomi yang kurang terencana akan mengakibatkan kerusakan lingkungan hidup


2. Pembangunan ekonomi akan menciptakan industrialisasi sehingga lahan pertanian berkurang.


Hambatan Pembangunan Ekonomi


1. Dualisme ekonomi, yaitu perkotaan bersifat industri dan pedesaan perekonomiannya masih pertanian.


2. Iklim tropis.


3. Kebudayaan yang tidak ekonomis, bentuk tradisi ini  


yaitu :

a. “Kesulitan filosofis”


b. “Status sosial penduduk”


c. “Tidak adanya mobilitas dalam kesempatan kerja”


d. “Peranan keluarga”


e. “Kebiasaan turun-temurun”


f. “pemakaian  uang terbatas”


4. “Produktivitas rendah”.


5. “Jumlah modal sedikit”.


6. “Perdagangan luar negeri”.


7. “Ketidaksempurnaan pasar”.


8. “Kesenjangan perkembangan”.


9. “Pengangguran”.


10. “Distribusi pendapatan”.


11. “Kelebihan penduduk”.


12. “Negara berkembang hanya memiliki lahan pertanian sedang  penghasilan pertaniannya hanya sedikit”.


13. “Pembangunan sistem warga  desa yang rendah”.


14. “Modal pembangunan yang rendah”.


15. “Tabungan Negara berkembang tidak dipakai  untuk 


investasi”.


16. “Kurangnya semangat berwiraswasta”.


17. “Prioritas dalam pembangunan ekonomi yang tidak terstruktur 


dengan baik”.


18. “Negara berkembang terlalu banyak impor dibandingkan 


ekspor”.

Pengertian Smart Economy


1. “Smart Economy memasuk-masukan  pengetahuan ekonomi dimana 


inovasi dan teknologi dipertimbangkan sebagai penggerak 


utama yang paling penting”.


2. “Smart Economy memasuk-masukan  penyelenggaraan klaster 


inovasi dan kerjasama yang saling menguntungkan antara 


perusahaan, institusi penelitian, dan warga negara untuk mengembangkan, mengimplementasikan, dan mempromosikan 


melalui jaringan ini”.


3. “Smart Economy menggabungkan ekonomi perusahaan 


dan inovasi aatau ide dari ekonomi. Smart economy yaitu  


karakter dari pemakaian  human capital (pengetahuan, keahlian, dan kreativitas, merubah ide menjadi proses, produk dan jasa yang berharga). Smart economy juga fokus terhadap pembuatan ekonomi hijau dengan mengembangkan 


perusahaan hijau (mempromosikan sumber energi yang bisa 


didaur ulang sehingga dapat menurunkan biaya)”.


4. “Smart Economy yaitu  kemampuan untuk menjalankan 


sumber yang ada untuk pengembangan dan perlakuan dari 


solusi inovasi”.


5. “Smart Economy yaitu  jaringan ekonomi, mengembangkan 


model kerja sama baru dalam produksi, distribusi, dan 


konsumsi”.


6. “Smart Economy yaitu  ekonomi yang fleksibel dan memiliki


kemampuan untuk berkompetisi (keterbuka semua an), membuat 


nilai tambah yang tinggi, berdasar  pengetahuan, inovasi 


kewirausahaan (kreativitas), dan tanggung jawab sosial serta  

pertumbuhan hijau (tanggung jawab)”.


7. “Smart Economy yaitu  lingkungan yang baik untuk pertumbuhan ekonomi dan ekonomi integrasi orientasi nilai tambah yang tinggi”.


8. “Smart Economy membedakan kemampuan untuk melawan 


tantangan ekonomi, menciptakan pekerjaan, mendirikan bisnis baru, dan meningkatkan ketertarikan serta kompetitif 


regional”.


9. “Keefisienan perkotaan (Urban legend ) diidentifikasikan dengan


kotanya pintar, sebagai keefektifan operasi kota yang menarik 


dan memelihara keahlian, bisnis baru, murid, turis dan penduduk”.


10. “Smart Economy yaitu  persaingan dalam inovasi, kewirausahaan, kepemilikan intelektual, efisiensi, dan fleksibilitas


pasar tenaga kerja serta integrasi pasar global”.


11. “Smart Economy yaitu  ekonomi hijau. Itu mendukung 


pengurangan jumlah karbondioksida di industri dan menyarankan invetasi di “ekonomi bersih””.


12. “Smart Economy berhubungan dengan persaingan ekonomi 


dan melibatkan inovasi, kewirausahaan, gambaran ekonomi, 


efisiensi dan fleksibilitas pasar tenaga kerja, integrasi di lokal


dan pasar internasional sama dengan kemampuan untuk 


merubah”.


13. “Smart Economy termasuk pekerjaan dari teknologi informasi 


dan telekomunikasi di aktivitas ekonomi, proses bisnis pintar 


baru, dan sektor teknologi pintar. Smart Business dikarakterkan 


oleh pertumbuhan bisnis, pembuatan pekerjaan, penambahan 


persyaratan, dan efisiensi keuntungan”.


14. “Kota disebut pintar saat investasi di orang dan modal sosial 


dan tradisional (transport) dan modern (ICT) infrastruktur 


komunikasi bahan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan 


kualitas hidup yang tinggi, dengan manajemen yang bijak dari 


sumber alami, melalui partisipasi pemerintahan”.


15. “Smart Economy melibatkan ekonomi yang disifat kan 


oleh pemimpin bisnis, membuat lingkungan bisnis yang baik 


di kota agar menarik bisnis lama dan baru. Pola penting dari 


pertumbuhan Urban legend  jangka panjang”.

Indikator Smart Economy


1. “Inovatif Spirit” 


a. “Persentasi Riset dan Penelitian persentase Produk Domestik Bruto”.


b. “Tingkat pekerja di Knowledge Intensive Sector”.


c. “Jumlah paten dibandingkan penduduk”.


2. “Entrepreneurship”


a. “Tingkat pekerjaan mandiri”.


b. “Jumlah bisnis baru yang terdaftar”.


3. “Economic Image and Trademarks”


a. “Penting sebagai pusat pengambilan keputusan seperti 


kantor pusat”.


4. “Productivity”


a. “Produk Domestik Bruto per pekerja”


5. “Fleksibilitas dari Pasar Pekerja”


a. “Tingkat Pengangguran”.


b. “Proporsi pekerja part-time (bekerja yang kurang dari 30 


jam per minggu)”.


6. “International Embed”


a. “Penumpang Pesawat”.


b. “Perusahaan yang menerbitkan saham pada pasar saham”.


9.3 Smart Economy Kota Tangerang Selatan


Smart Economy Kota Tangerang Selatan diamanatkan kepada 


Badan Pendapatan Daerah, Badan Pengelolaan Keuangan dan 


Aset Daerah, Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Perdagangan dan 


Perindustrian serta Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan 


Perikanan.


Badan Pendapatan Daerah


Kepala Badan dalam melaksanakan tugas memiliki fungsi:


1. “Perumusan, penetapan, pelaksanaan kebijakan strategis dan 


teknis Bidang Pendapatan Pajak Daeah I, Bidang Pendapatan 


Pajak Daerah II, Bidang Pemeriksaan Pajak Daerah dan Bidang Perencanaan Pendapatan, Regulasi dan Keberatan Pajak 


Daerah”.


2. “Perumusan, penetapan, pelaksanaan program dan anggaran 


di Bidang Pendapatan Pajak Daerah I, Bidang Pendapatan

Pajak Daerah II, Bidang Pemeriksaan Pajak Daerah dan 


Bidang Perencanaan Pendapatan, Regulasi dan Keberatan 


Pajak Daerah”.


3. “Pembinaan, pengawasan, pengendalian, pemantauan urusan 


pendapatan daerah”.


4. “Pembinaan, pengawasan, pengendalian, pemantauan pelaksanaan tugas di lingkup Badan”.


5. “Pengkoordinasian pelaksanaan tugas di Bidang Pendapatan 


Pajak Daerah I, Bidang Pendapatan Pajak Daerah II, Bidang 


Pemeriksaan Pajak Daerah dan Bidang Perencanaan Pendapatan, Regulasi dan Keberatan Pajak Daerah”.


6. “Pelaksanaan pemungutan dan penagihan piutang pajak 


daerah”.


7. “Penyelenggaraan koordinasi dengan instansi terkait pengelolaan pendapatan”.


8. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan tugas dsan fungsi lingkup 


Badan”.


9. “Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai 


dengan tugas dan fungsi”.


Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah


Kepala Badan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud 


dalam Pasal 13 menyelenggarakan fungsi:


1. “Perumusan, penentapan, pelaksanaan kebijakan strategis 


dan teknis bidang Anggaran, Perbendaharaan, Akuntansi dan 


Aset”.


2. “Perumusan, penetapan, pelaksanaan program dan anggara 


bidang urusan Keuangan dan Aset Daerah”.


3. “Pembinaan, pengawasan, pelaksanaan program dan anggaran 


bidang urusan Keuangan Aset Daerah”.


4. “Pembinaan, pengawasan, pengendalian, pemantauan pelaksanaan urusan Keuangan dan Aset Daerah”.


5. “Pengoordinasian pelaksanaan tugas bidang Anggaran, Perbendaharaan, dan Akuntansi dan Aset”.


6. “Pelaksanaan penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah”.


7. “Pelaksanaan penyusunan Rancangan Peraturan Walikota 


tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

 dan Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja 


Daerah”.


8. “Pelaksanaan penyusunan Rancangan Peraturan Daerah 


tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah”.


9. “Pelaksanaan penyusunan Rancangan Peraturan Walikota 


tentang Penjabaran Pertanggungjawaban Pelaksanaan 


Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah”.


10. “Pelaksanaan penerbitan Surat Pertanggungjawaban Surat 


Perintah Pencairan Dana”.


11. “Pelaksanaan penyusunan perumusan pengelolaan barang 


milik Daerah”.


12. Pelaporan dan evaluasi pelaksanaan tugas pegawai di lingkup 


Badan”.


13. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai tugas 


dan fungsi”.


Dinas Koperasi dan UKM


Tugas dari Kepala Seksi Pengembangan Investasi Koperasi dan 


UMKM yaitu :


1. “Menyusun perumusan perencanaan, pelaksanaan kebijakan 


strategis dan teknis pedoman, norma, standar, prosedur dan 


kriteria pada Seksi Pengembangan Investasi Koperasi dan 


Usaha Mikro Kecil dan Menengah”.


2. “Menyusun perumusan perencanaan, pelaksanaan program 


dan anggaran di lingkup seksi Pengembangan Investasi Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah”.


3. “Melaksanakan pembinaan, pengawasan, pengendalian, pemantauan pelaksanaan urusan Pengembangan Investasi 


Kope rasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah”.


4. “Melaksanakan pembinaan, pengawasan, pengendalian, pemantauan pelaksanaan tugas pegawai pada Seksi Pengembangan Investasi Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah”.


5. “Memfasilitasi pembinaan/bimbingan teknis/workshop/seminar/pelatihan pada lingkup pengembangan investasi koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah”.


6. “Melaksanakan pemantauan, bimbingan dan pengawasan

pelaksanaan pengembangan investasi koperasi dan Usaha 


Mikro Kecil dan Menengah”.


7. “memberi  penilaian dan evaluasi terhadap pengembangan 


investasi koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah.


8. “Melaksanakan fasilitasi terhadap pengembangan investasi 


koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah”.


9. “Menyelenggarakan pengelolaan naskah dinas dan arsip di 


lingkup Seksi Pengembangan Investasi, Koperasi dan Usaha 


Mikro Kecil dan Menengah”.


10. “Menyusun laporan dan melakukan evaluasi pelaksanaan 


tugas pegawai pada Seksi Pengembangan Investasi, Koperasi 


dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah”.


11. “Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan seuai dengan 


tugas”.


Dinas Perdagangan dan Perindustrian


Bidang Perdagangan


1. “Melakukan monitoring harga kebutuhan pokok secara 


berkala setiap minggu”.


2. “Melakukan Pendataan Pedagang Kaki Lima (PKL) di wilayah 


Tangerang Selatan”.


3. “Bimtek manajemen bagi usaha kecil”.


4. “Fasilitasi promosi bagi IKM ke luar negeri”.


5. “Pelatihan dan fasilitasi ekspor impor”.


6. “Pembuatan sarana dagang bagi PKL”.


Seksi Perdagangan Dalam Negeri


1. “Penerbitan rekomendasi”.


2. “Ketersediaan barang”.


3. “Perdagangan kayu”.


4. “Revitalisasi perdagangan”.


5. “Pembinaan pelaku usaha”.


Seksi Promosi Usaha


1. Menyelenggarakan pameran/promosi dagang dalam dan luar 


negeri.


2. Memfasilitasi pameran/promosi dagang dalam dan luar 


negeri.

. Melaksanakan pembinaan/bimbingan teknis/sosialisasi/seminar/kepada pelaku usaha dalam rangka pameran/promosi 


dagang dalam dan luar negeri.


Bidang Perindustrian


Seksi IKM


1. “Menyusun rencana pembangunan dan pengembangan industri dan sentra industri kota”.


2. “Melaksanakan pembinaan/bimbingan teknis/sosialisasi/ seminar/kepada pelaku industri berbasis kompetensi”.


3. Melakukan pemeriksaan lapangan dalam rangka penerbitan 


Izin Usaha Industri Kecil dan Izin Pengembangan Industri 


Kecil dan Menengah Usaha Industri Menengah, Izin Perluasan 


Usaha Industri, Izin Usaha Kawasan Industri, Izin Perluasan 


Kawasan Industri”.


Seksi Industri Kreatif


“Pelatihan terhadap industri kreatif diprioritaskan sehingga 


pada tahun 2013 sudah mencapai target dari rencana 50 IKM. Pencapaian kinerja tahun 2015 telah melebihi target yaitu sebanyak 


780 IKM yng telah dilatih dan dibina atau sebesar 4200%”.


Seksi Data dan Informasi Industri


1. “Menyusun rencana pembangunan dan pengembangan industri dan sentra industri kota”.


2. “Melaksanakan pembinaan/bimbingan teknis/sosialisasi/ seminar/kepada pelaku berbasis kompetensi”.


3. Melakukan pemeriksaan lapangan dalam rangka penerbitan 


Izin Usaha Industri Kecil dan Izin Pengembangan Industri 


Kecil dan Menengah, Izin Perluasan Usaha Industri, Izin 


Usaha Kawasan Industri, Izin Perluasan Kawasan Industri”.


Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perindustrian


Pada Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Kepala dinas berfungsi :


1. “Perumusan, penetapan, pelaksanaan kebijakan strategis dan 


teknis Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan Konsumsi 


dan Keamanan Pangan, Pertanian dan Peternakan serta Per-ikanan”.


2. “Perumusan, penetapan, pelaksanaan program dan anggaran 


Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan, Konsumsi dan 


Keamanan Pangan, Pertanian dan Peternakan, serta Perikanan”.


3. “Pembinaan, pengawasan, pengendalian, pemantauan pelaksanaan urusan Bidang ketersediaan dan Distribusi Pangan, 


Konsumsi dan Keamanan Pangan, Pertanian dan Peternakan 


serta Perikanan”.


4. “Pembinaan, pengawasan, pengendalian, pemantauan pelaksanaan tugas pegawai di lingkup dinas”.


5. “Pengoordinasian pelaksanaan tugas Bidang Ketersediaan 


dan Distribusi Pangan, Konsumsi dan Keamanan Pangan, 


Pertanian, dan Peternakan serta Perikanan dengan lembaga 


instansi terkait”.


6. “Pelaksanaan penanganan kerawanan pangan dan pengelolaan 


cadangan pangan kota”.


7. “Pelaksanaan pencapaian target konsumsi pangan perkapita/


tahun sesuai dengan angka kecukupan gizi”.


8. “Penetapan tindak lanjut hasil pengawasan keamanan pangan 


segar”.


9. “Penetapan tindak lanjut hasil perhitungan Pola Pangan 


Harapan tingkat Konsumsi”.


10. “Pelaksanaan promosi konsumsi pangan yang beragam, 


bergizi seimbang dan aman berbasis sumber daya lokal, 


produk pertanian, peternakan dan perikanan”.


11. “Pelaksanaan pengawasandan pengembangan pemakaian  


sarana/prasarana/sumber daya pertanian dan peternakan”.


12. “Pelaksanaan penerbitan rekomendasi Izin Usaha Pertanian”.


13. “Pelaksanaan penetapan rekomendasi Surat Izin Praktek 


dokter hewan”.


14. Pelaksanaan penjaminan kesehatan hewan, penutupan dan 


pembukaan daerah wabah penyakit hewan menular”.


15. “Pelaksanaan penerbitan rekomendasi izin usaha produksi 


benih/bibit ternak dan pakan, fasilitas pemeliharaan hewan, 


klinik hewan, pasar hewan, rumah potong ewan serta produk 


hewan”.


16. “Pelaksanaan penerbitan rekomendasi izin usaha pengecer meliputi toko, retail, sub distributor obat hewan”.


17. “Pelaksanaan penerbitan Rekomendasi Izin Usaha Perikanan 


di bidang Pembudidayaan Ikan”.


18. “Pelaksanaan penerbitan Rekomendasi Izin Usaha Perikanan 


di bidang Pengolahan dan Pemasaran Produk Hasil Perikanan”.


19. “Pelaksanaa penerbitan Tanda Pencatatan Usaha Pembudidayaan Ikan”.


20. “Pelaksanaan pemberdayaan usaha kecil pembudidayaan ikan 


serta pengolahan dan pemasaran produk hasil perikanan”.


21. “Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan tugas dan fungsi lingkup 


dinas”.


22. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan 


tugas dan fungsi


HaKI


HaKI (Hak atas Kekayaan Intelektual) yaitu  terjemahan dari 


“Intellectual Properti Right” (IPR). Secara umum, HaKI merupakan 


hak-hak yang secara hukum diberikan untuk melindungi nilai ekonomis bagi usaha yang kreatif (Mashoedah, 2015).


Jenis-jenis perlindungan terhadap HKI meliputi:


1. “Hak Cipta (Copy Rights)”


Hak eksklusif bagi penerima hak untuk memperbanyak 


ciptaanya dalam bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra 


sebagai contoh:


a. Karya sastra: novel, esai, naskah film, puisi dan lain-lain.


b. Karya musik: lagu, lirik, dan lain-lain.


c. Tari, pantomime: koreografi untuk tari, seperti balet atau


tari modern, dan untuk pantomime, dan lain-lain.


d. Karya seni: lukisan, karya cetak, patung, komik, kaligrafi,


perangkat panggung, seni atau kerajinan dan lain-lain.


e. Karya arsitektur: rancangan arsitektur dan gedunggedung.


f. Foto: foto, fotografer dan lain-lain.


g. Program: program komputer dan lain-lain.


2. “Patent (Patents)”


Hak eksklusif yang diberikan negara kepada penemu 


atas penemuannya di bidang teknologi, yang untuk selama 


waktu tertentu melaksanakan sendiri intervensinya ini  


atau memberi  persetujuannya kepada pihak lain untuk 


melaksanakan, sebagai contoh judul paten yaitu :


a. Mekanisme penghemat baterai.b. Setir mobil yang dapat diatur posisinya.


c. Penghalang sinar matahari beserta cermin yang ada 


dibelakangnya.


d. Sistem pengapian mesin pembakaran dalam.


e. Komposisi pelapis kaca samping.


f. Metode control elektronik untuk kaca remote control.


g. AC mobil.


h. Alat audio mobil.


i. Kantong pengaman udara keamanan berkendara.


j. Mekanisme suspensi kendaraan.


k. Unit kontrol tenaga.


l. Obat diabet dari terong dan pare (Amerika Serikat).


m. Facebook.


3. “Merek (Trademarks)”


Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 


2016 (peraturan.go.id), menjelaskan sebagai berikut:


a. Merek yaitu  tanda yang dapat ditampilkan secara grafis


berupa gambar, logo, nama, kata, huruf, angka, susunan 


warna, dalam bentuk 2 (dua) dimensi dan/atau 3 (tiga) 


dimensi, suatu hologram, atau kombinasi dari dua atau 


lebih unsur ini  untuk membedakan barang dan/atau 


jasa yang diproduksi oleh orang atau badan hukum dalam 


kegiatan perdagangan barang dan/atau jasa.


b. Merek dagang yaitu  merek yang dipakai  pada barang 


yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa 


orang secara bersama-samanya atau badan hukum untuk 


membedakan dengan jasa sejenisnya lainnya


c. Merek jasa yaitu  Merek yang dipakai  pada jasa yang 


diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan jasa sejenis lainnya.


d. Merek kolektif yaitu  merek yang dipakai  pada barang dan.atau jasa dengan sifat  yang sama mengenai sifat, ciri umum, dan mutu barang atau jasa serta 


pengawasannya yang akan diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum secar bersama-sama untuk membedakan dengan barang dan/atau jasa sejenis 


lainnya.

4. “Disain Industri (Industrial Designs)”


“Suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi


garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan daripadanya yang berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang 


memberi kesan estetis dan dapat dipakai untuk menghasilkan 


suatu produk barang komoditas industri atau kerajinan tangan 


sebagai contoh: desain industri sepeda dan handphone”.


5. “Rahasia Dagang (Trade Secrets)”


Informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang 


teknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi sebab  


berguna dalam kegiatan usaha dan dijaga kerahasiaannya oleh 


pemilik Rahasia Dagang.


a. Makanan/Minuman


b. Parfum


6. “Indikasi Geografis (Geographical Indications)”


“Suatu tanda yang menunjukkan daerah asala suatu 


barang dan/atau produk yang sebab  faktor lingkungan geografis termasuk faktor alam, faktor manusia atau kombinasi


dari kedua faktor ini  memberi  reputasi, kualitas, dan 


sifat  tertentu pada barang dan/atau produk yang dihasilkan”


7. “Disain Tataletak Sirkuit Terpadu (Layout Design of Integrated Circuits)”


“Kreasi berupa rancangan tata letak tiga dimensi dari 


suatu produk dalam bentuk jadi atau setengah jadi yang di 


dalam terdapat berbagai elemen sekurang-kurangnya satu 


elemen yaitu  elemen aktif yang saling berkaitan dibentuk 


terpadu dalam bahan semikonduktor”.


8. “Perlindungan Varietas Tanaman (Plant Variety Protection)”


“Perlindungan khusus yang diberikan Negara, yang 


dalam hal ini diwakili oleh pemerintah dan pelaksanaannya 


dilakukan oleh Kantor Perlindungan Varietas Tanaman, terhadap varietas tanaman yang dihasilkan oleh pemulia tanaman melalui kegiatan pemuliaan tanaman”.


10.2 Biaya Pekerjaan Kekayaan Intelektual


Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Jenis dan Tarif Atas

Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (optimasihki) menjelaskan sebagai berikut:


1. Biaya Pendaftaran Merek


a. Cek merek atas merek yang akan didaftarkan, I merek/


perkelasnya, cek HAKI ini berguna untuk mencegah penolakan dari Ditjen HKI sebesar Rp. 200.000,-.


b. Cek merek berdasar  nama dari pemohon merek 


sebesar Rp. 500.000,-.


c. Jasa pendaftaran merek untuk 1 merek/perkelasnya sebesar Rp. 3.000.000,-.


d. Jasa pendaftaran merek untuk 1 merek/perkelasnya 


khusus untuk UKM/UMKM yang memiliki bukti terdaftar 


sebagai UKM/UMKM sebesar Rp. 1.800.000,-.


e. Perpanjangan merek atas masa perlindungan merek 6 


bulan sebelum merek berakhir sebesar Rp. 5.000.000,-.


f. Perpanjangan mere katas masa perlindungan merek 6 


bulan seetelah merek berakhir sebesar Rp. 6.000.000,-.


g. Permohonan surat sanggahan terkait usul penolakan 


merek sebesar Rp. 2.500.000,-.


h. Permohonan surat keberatan terkait merek yang diumumkan sebesar Rp. 2.500.000,-.


i. Banding merek atas penolakan kepada Komisi Banding 


Merek sebesar Rp. 6.000.000,-.


j. Pengalihan merek terdaftar sebesar Rp. 3.000.000,-.


k. Perubahan nama atau alamat atas merek yang sudah didaftar sebesar Rp. 1.500.000,-.


l. Penghapusan merek yang sudah didaftar sebesar RP. 


2.000.000,-.


m. Pengambilan sertifikat merek sebesar Rp.300.000,-.


n. Permohonan pendaftaran perjanjian lisensi merek kepada 


pihak lain sebesar Rp. 3.000.000,-.


o. Permohonan pendaftaran lisensi rahasia dagang sebesar 


Rp. 2.000.000,-.


2. Biaya Pendaftaran Hak Paten


p. Cek paten atas Paten/Paten Sederhana yang akan didaftarkan, cek HAKI ini berguna untuk mencegah penolakan 


dari Ditjen HKI sebesar Rp. 2.000.000,

a. Jasa Pendaftaran Hak Paten Sederhana untuk 


maksimal 4 klaim termasuk pemeriksaan substantif 


dan percepatannya sebesar Rp. 28.000.000,-.


b. Penambahan tiap satu klaim Paten sederhana sebesar 


Rp. 1.000.000,-.


c. Jasa Pendaftaran Hak Paten untuk maksimal 


empat klaim termasuk pemeriksaan substantif dan 


percepatannya sebesar Rp. 2.000.000,-.


d. Pengambilan sertifikat Rp. 1.000.000,-.


3. Biaya Pendaftaran Hak Cipta


a. Jasa pendaftaran hak cipta online sebesar Rp. 2.500.000,.


b. Pengalihan hak cipta atas ciptaan yang terdaftar sebesar 


Rp. 1.600.000,-.


c. Perubahan nama/alamat atas sertifikat atas sertifikat hak


cipta terdaftar sebesar Rp. 1.600.000,-.


d. Pengambilan sertifikat hak cipta sebesar Rp. 500.000,-.


e. Mencatat lisensi hak cipta atas ciptaan sebesar Rp 


1.500.000,-.


4. Biaya Pendaftaran Desain Industri


a. Cek desain industri atas desain industri yang akan didaftarkan, cek HAKI ini berguna untuk mencegah penolakan 


dari Ditjen HKI sebesar Rp. 500.000,-.


b. Jasa pendaftaran desain industri sebesar Rp. 3.000.000,.


c. Pengajuan keberatan atas desain industri yang telah 


diumumkan sebesar Rp. 2.000.000,-.


d. Permohonan surat sanggahan atas putusan penolakan 


desain industri Rp. 2.000.000,-.


e. Pengalihan hak desain industri terdaftar sebesar Rp. 


2.500.000,-.


f. Perubahan nama/alamat atas desain industri terdaftar 


sebesar Rp. 2.000.000,-.


g. Pengambilan sertifikat desain industri sebesar Rp.


500.000,-.


h. Pencatatan perjanjian lisensi desain industri sebesar Rp. 


2.000.000,-.


i. Permohonan pembatalan desain industri sebesar Rp. 


2.000.000,-.


5. Biaya Pendaftaran Waralaba/Franchise dan Biaya Pendaftaran

Rahasia Dagang


a. Pendaftaran warabala/franchise sebesar Rp. 10.000.000,- 


- Rp. 20.000.000,-.


b. Pembuatan perjanjian waralaba/franchise drafting dari 


awal dimana termasuk pencatatannya di Ditjen HKI sebesar Rp. 10.000.000,- - Rp. 20.000.000,-. 


c. Revisi atas perjanjian waralaba/franchise yang telah 


ada termasuk pencatatannya di Ditjen HKI sebesar Rp. 


6.000.000,- – Rp. 8.000.000,-.


d. Pengalihan rahasia dagang sebesar Rp. 3.000.000,-.


e. Pencatatan perjanjian lisensi rahasia dagang sebesar Rp. 


3.000.000,-.


6. Biaya Pendaftaran Indikasi Geografis


a. Jasa pendaftaran indikasi geografis sebesar Rp.


3.000.000,-.


b. Pemeriksaan Substantif dan Pembuatan buku persyaratan 


indikasi geografis sebesar Rp. 12.000.000,-.


c. Pengambilan sertifikat desain industri sebesar Rp.


500.000,-.


d. Permohonan keberata atas indikasi geografis yang


diumumkan kepada Ditjen HKI sebesar Rp. 3.000.000,-.


e. Permohonan sanggahan atas putusan penolakan indikasi 


geografis kepada Ditjen HKI Rp. 2.500.000,-.


f. Pencatatan pengalihan indikasi geografis terdaftar sebesar


Rp. 2.500.000,-.


g. Pencatatan perjanjian lisensi indikasi geografis kepada


Ditjen HKI sebesar Rp. 3.000.000,-.


10.3 Tata Cara Permohonan HaKI


Menurut UU Nomor 14 Tahun 2001, Paten berarti Hak 


Eksklusif yang diberikan negara kepada inventor atas hasil invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri invensinya ini  atau memberi  persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya. Cara 


Pendaftaran Hak Atas Kekayaan Milik Intelektual, Hak Paten, Hak 


Cipta, dan Merek. 


Dalam masalah paten, ada ketentuan bahwa pemegang paten 


wajib melaksanakan patennya di wilayah Indonesia. Itu artinya, ia mesti memproduksi patennya di Indonesia, mulai dari investasi, 


penyerapan tenaga kerja, hingga masalah transfer teknologi. 


Cara Pendaftaran Hak Atas Kekayaan Milik Intelektual, Hak 


Paten, Hak Cipta, dan Merek. Untuk prosedur paten di dalam 


negeri disebutkan bahwa:


1. Pemohon paten harus memenuhi segala persyaratan.


2. Dirjen HKI akan mengumumkannya 18 (delapan belas) bulan 


sesudah  tanggal penerimaan permohonan paten.


3. Pengumuman berlangsung selama 6 (enam) bulan untuk 


mengetahui apakah ada keberatan atau tidak dari warga .


4. Jika tahap pengumuman ini terlewati dan permohonan paten 


diterima, maka pemohon paten berhak mendapatkan hak 


patennya untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun sejak 


terjadi filling date. Cara Pendaftaran Hak Atas Kekayaan Milik 


Intelektual, Hak Paten, Hak Cipta, dan Merek.


Adapun prosedur pendaftaran yang diberlakukan oleh Dirjen 


HKI yaitu  sebagai berikut:


1. Permohonan Paten diajukan dengan cara mengisi formulir 


yang telah disediakan, dalam Bahasa Indonesia yang lalu  


diketik rangkap 4 (empat).


2. Dalam proses pendaftaran paten ini, pemohon juga wajib 


melampirkan hal-hal sebagai berikut:


a. Surat Kuasa Khusus, jika  permohonan pendaftaran 


paten diajukan melalui konsultan Paten terdaftar selaku 


kuasa;


b. Surat pengalihan hak, jika  permohonan diajukan oleh 


pihak lain yang bukan penemu;


c. Deskripsi, klaim, abstrak serta gambar (jika  ada) 


masing-masing rangkap 3 (tiga);


d. Bukti Prioritas asli, dan terjemahan halaman depan dalam 


bahasa Indonesia rangkap 4 (empat) (jika  diajukan 


dengan Hak Prioritas);


e. Terjemahan uraian penemuan dalam bahasa Inggris, 


jika  penemuan ini  aslinya dalam bahasa asing 


selain bahasa Inggris, dibuat dalam rangkap 2 (dua);


f. Bukti pembayaran biaya permohonan Paten sebesar Rp. 


575.000,- (lima ratus tujuh puluh lima ribu rupiah); dan

Cara Pendaftaran Hak Atas Kekayaan Milik Intelektual, 


Hak Paten, Hak Cipta, dan Merek.


g. Bukti pembayaran biaya permohonan Paten Sederhana 


sebesar Rp. 125.000,- (seratus dua puluh lima ribu rupiah) 


dan untuk pemeriksaan substantif Paten Sederhana sebesar Rp. 350.000,- (tiga ratus lima puluh ribu rupiah);


h. Tambahan biaya setiap klaim, jika  lebih dari 10 (sepuluh) klaim: Rp. 40.000,- (empat puluh ribu rupiah) per 


klaim.


3. Penulisan deskripsi, klaim, abstrak dan gambar sebagaimana 


dimaksud di atas ditentukan sebagai berikut:


a. Setiap lembar kertas hanya salah satu mukanya saja yang 


boleh diperpakai  untuk penulisan dan gambar;


b. Deskripsi, klaim dan abstrak diketik dalam kertas HVS 


atau yang sejenis yang terpisah dengan ukuran A-4 (29,7 


x 21 cm ) dengan berat minimum 80 gram dengan batas 


: dari pinggir atas 2 cm, dari pinggir bawah 2 cm, dari 


pinggir kiri 2,5 cm, dan dari pinggir kanan 2cm; Cara 


Pendaftaran Hak Atas Kekayaan Milik Intelektual, Hak 


Paten, Hak Cipta, Merek.


c. Kertas A-4 ini  harus berwarna putih, rata tidak 


mengkilat dan pemakaiannya dilakukan dengan menempatkan sisinya yang pendek di bagian atas dan bawah 


(kecuali diperpakai  untuk gambar);


d. Setiap lembar deskripsi, klaim dan gambar diberi nomor 


urut angka Arab pada bagian tengah atas;


e. Pada setiap lima baris pengetikan baris uraian dan 


klaim, harus diberi nomor baris dan setiap halaman baru 


merupakan permulaan (awal) nomor dan ditempatkan di 


sebelah kiri uraian atau klaim; Cara Pendaftaran Hak Atas 


Kekayaan Milik Intelektual, Hak Paten, Hak Cipta, Merek.


f. Pengetikan harus dilakukan dengan memakai  tinta 


(toner) warna hitam, dengan ukuran antar baris 1,5 spasi, 


dengan huruf tegak berukuran tinggi huruf minimum 0,21 


cm;


g. Tanda-tanda dengan garis, rumus kimia, dan tanda-tanda 


tertentu dapat ditulis dengan tangan atau dilukis;


h. Gambar harus memakai  tinta Cina  daratan  hitam pada kertas

gambar putih ukuran A-4 dengan berat minimum 100 


gram yang tidak mengkilap dengan batas sebagai berikut 


: dari pinggir atas 2,5 cm, dari pinggir bawah 1 cm, dari 


pinggir kiri 2,5 cm, dan dari pinggir kanan 1 cm;


i. Seluruh dokumen Paten yang diajukan harus dalam 


lembar-lembar kertas utuh, tidak boleh dalam keadaan 


tersobek, terlipat, rusak atau gambar yang ditempelkan;


j. Setiap istilah yang diperpakai  dalam deskripsi, klaim, 


abstrak dan gambar harus konsisten antara satu dengan 


lainnya. Cara Pendaftaran Hak Atas Kekayaan Milik 


Intelektual, Hak Paten, Hak Cipta, dan Merek.


k. Permohonan pemeriksaan substantif diajukan dengan 


cara mengisi formulir yang telah disediakan untuk itu 


dalam bahasa Indonesia dengan melampirkan bukti 


pembayaran biaya permohonan sebesar Rp. 2.000.000,- 


(dua juta rupiah).


berdasar  penjelasan di atas, sesudah  terdaftarnya hak paten 


atas nama penemunya, maka menimbulkan hak dan kewajiban 


bagi pemegang paten, dan hak eksklusif yang akan diperoleh 


pemegang paten yaitu  hak untuk melaksanakan sendiri hak paten 


yang dimilikinya, memberi  hak lebih lanjut kepada orang lain 


dan hak untuk melarang orang lain untuk melaksanakan patennya 


tanpa adanya persetujuan dari pemegang paten.

 Definisi Kewirausahaan


Entrepreneurship berasal dari kata “entreprendre” yang 


memiliki arti melaksanakan/menjalankan, melakukan/mengerjakan sesuatu pekerjaan. Kata entrepreneur sudah dipakai  sela -


ma 200 tahun menurut Peter Drucker. Kewirausahaan (entrepreneurship) yaitu  suatu proses membangun bisnis baru, 


mengorganisasikan sumber daya manusia, sumber daya tenaga 


kerja, dan sumber daya alam yang diperlukan untuk kegiatan 


pemberian nilai tambah yang menghasilkan produk, baik barang 


maupun jasa dengan menghitung risiko yang terkait dan balas jasa 


yang akan diterima dari aktivitas penjualan barang dan jasa.


Beberapa definisi kewirausahaan terpapar di bawah ini:


1. Robert D. Hisrich dan Michael P. Peters (2003):


“Entrepreneurship is the process of creating something new 


and assuming the risks and rewards”. (Kewirausahaan merupakan proses menciptakan sesuatu yang baru dengan risiko 


dan hadiah).


2. Stephen P. Robbins dan Mary Couler (2002):


“Entrepreneurship is the process whereby an individual or 


a group of individuals uses organized efforts and means to 


pursue opportunities to create value and grow by fulfilling 


wants and needs through innovation and eniquenees, on 


matter what resources are currently controlled”. (Kewirausahaan yaitu  proses dimana individu atau grup individu 


memakai  usaha  terorganisir dan sarana untuk menciptakan nilai dan tumbuh dengan melengkapi keinginan 


dan kebutuhan elalui inovasi dan keunikan tentang masalah sumber daya apa yang saat ini dikontrol). 


3. Gareth R.Jones dan Jennifer M.George (2003):


“Entrepreneurship is the mobilization of resources to take 


advantage of an opportunity to provide customers with new 


or improved goods and services”. (Kewirausahaan merupakan 


mobilisasi sumber daya untuk memanfaatkan kesempatan 


dalam memenuhi kebutuhan pelanggan dengan barang dan 


jasa baru atau penambahan nilai).


11.2 Keuntungan dan Kerugian Kewirausahaan


Terdapat keuntungan dan kerugiaan saat seseorang mengambil 


pilihan menjadi wirausaha yaitu:


Keuntungan:


a. Otonomi


Kebebasan dalam mengelola membuat wirausaha membuat 


wirausaha menjadi bis di bisnisnya masing-masing. Menurut 


Robert T. Kiyosaki, yang menyatakan bahwa seseorang ingin 


berwirausaha disebabkan mencari sebuah kebebasan.


b. Tantangan Awal dan Perasaan Motif Berprestasi


Keuntungan dan mengembangkan konsep sangat memotivasi 


wirausaha.


c. Pengawasan Keuangan


Kebebasan dalam mengatur arus masuk dan arus keluar dana, 


dana ada perasaan bahwa kekayaan yaitu  kepunyaan sendiri.


d. Memiliki Legitimasi Moral yang Kuat untuk Mewujudkan 


Kesempatan Kerja yang Baru


Disebabkan sebab  entrepreneur datang dari warga  


kelas menengah dan bawah maka proses trickling down effect


atau pemakmuran ekonomi ke warga  kecil menjadi 


lancar.


Kerugian Kewirausahaan:


1. Pengorbanan Personal


Waktu yang diberikan ke keluarga sangat sedikit disebabkan 


semua waktu dihabiskan untuk kegiatan bisnis.


2. Beban Tanggung Jawab


Wirausaha haru mengelola fungsi bisnis baik pemasaran, keuangan maupun pelatihan sendiri.3. Kecilnya Marjin Keuntungan dan Kemungkinan Gagal


Disebabkan wirausaha memakai  modal sendiri maka 


cakupan bisnisnya pun kecil sehingga laba sangat kecil dan 


kegagalan pasti ada.


11.3 Langkah-langkah Memulai Wirausaha


Berikut ini yaitu  langkah-langkah seorang mahasiswa jika 


ingin memulai wirausaha, yaitu:


1. Pilih Bidang Usaha yang Diminati dan Memiliki Hasrat dan 


Pengetahuan di Dalamnya.


2. Perluas dan Perbanyak Jaringan Bisnis dan Teman.


3. Pilihlah Keunikan dan Nilai Unggul Dalam Produk/Jasa Anda


4. Jaga Kredibilitas dan Brand Image.


5. Berhemat Dalam Operasional Secara Terencana Serta Sisihkan 


Uang Untuk Modal Kerja dan Penambahan Investasi Alat-Alat 


Produksi/Jasa. 


Selain kiat di atas menurut Tum Desem Waringin beberapa 


langkah teknis untuk memulai bisnis yaitu :


1. “Bangun ide bisnis dengan menulis impian dan hobi kita”.


2. “Berikan alasan yang kuat untuk mewujudkan mimpi ini ”.


3. “Mulailah untuk mewujudkan mimpi ini  dari bertindak 


dan cari tema yang tepat dan tulis misi/langkah pencapaian 


dan tuangkan menjadi konsep usaha yang jelas”.


4. “Lakukan riset baik di internet maupun pada kenyataan seharihari, visi dan misi yang kita tulis harus terdefinisi dengan jelas,


spesifik, dan mudah dipasarkan sesuai bidangnya”.


5. “Tuliskan dan rancang strategi yang dijalankan”.


6. “pakai  faktor pengungkit”


“OPM (Other People’s Money)”


“OPE (Other People’s Experience)”


“OPI (Other People Idea)”


“OPT (Other People’s Time)”


“OPW (Other People’s Work)”


7. “Cari pembimbing (pilih yang sudah sukses di bidang ini ), 


untuk pembanding dan mengurangi risiko kegagalan dalam 


melakukan langkah-langkah pencapaian gol ini ”.

8. “Buatlah sebuah TEAM yang kompak untuk mewujudkan 


tujuan ini ”.


“T = Together”


“E = Everyone”


“A = Achieve”


“M = Miracle”


9. “Optimalkan jaringan, relasi, dan network yang kita punya 


untuk mencapai visi kita ini ”.


10. “Buat jaringan baru yang tak terhingga dengan membuat relasi 


dan silaturahmi sebanyak-banyaknya”.


11. “pakai  alat bantu untuk mempercepat pencapaian website, 


jejaring sosial, periklanan, promosi, dan lain lain”.


12. “Buat sistem yang ideal untuk bisnis ini ”


“S = Save”


“Y = Your “


“S = Self” 


“T = Timing”


“E = Energy”


“M = Money”


Data membuktikan bahwa 94% kegagalan usaha sebab  


system bukan orangnya perbanyak 5 W = Why Why Why Why 


Why dan 5 H = How How How How How.


11.4 Karakter Wirausahawan


Menurut Munawir Yusuf (1999), menemukan adanya 11 ciri 


atau indikator kewirausahaan, yaitu:


1. Motivasi Berprestasi


2. Kemandirian


3. Kreativitas Pengambilan Risiko (sedang)


4. Keuletan


5. Orientasi Masa Depan


6. Komunikatif dan Reflektif


7. Locus of Control


8. Perilaku Instrumental


9. Penghargaan terhadap Uang


11.5 Faktor-faktor Pendukung Kewirausahaan


1. Memiliki Kreativitas yang Tinggi

Kreativitas memiliki pengertian:


a. “Menciptakan sesuatu yang asalnya tidak ada”.


b. “Hasil kerjasama masa kini untuk memperbaiki masa lalu 


dengan cara baru”.


c. “Menggantikan sesuatu dengan sesuatu yang lebih 


sederhana dan lebih baik”.


Rahasia kewirausahaan yaitu  menciptakan nilai tambah 


barang dan jasa penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan meraih peluang yang dihadapi dengan 


berinisiatif, mengerjakan sesuatu tanpa menunggu perintah. 


Kebiasaan inisiatif akan melahirkan kreativitas sesudah  itu 


menciptakan inovasi.


2. Selalu Komitmen dalam pekerjaan dan memiliki etos kerja 


dan tanggung jawab


Seorang wirausaha harus memiliki jiwa komitmen dan 


tekad yang bulat dalam mencurahkan perhatiannya terhadap usaha yang digelutinya, didalam menjalankan usahanya wirausaha yang sukses selalu memiliki tekad yang 


menyala-nyala dalam mengembangkan usahanya, tidak setengah-setengah, berani menanggung risiko, dan tidak takut 


menghadapi peluang yang ada di pasar. Tanpa usaha yang 


sungguh-sungguh maka wirausaha sehebat apapun akan menemui jalan kegagalan.


Max Weber menyatakan, etos kerja orang Jerman yaitu  


rasional, disiplin tinggi, berorientasi pada kesuksesan material, 


kerja keras, hemat dan bersahaja, menabung, investasi, dan 


tidak mengumbar kesenangan.


Indonesia memiliki falsafah Pancasila namun gagal menjadi etos kerja sebab  warga  kita tidak komit, tidak 


intens, dan tidak bersungguh-sungguh menerapkan prinsipprinsip Pancasila dalam kehidupan sehari-hari (Jansen H. 


Sinamo, 1999).


Di Indonesia TImur seperti Jepang yang menghayati 


“bushido” (etos kerja samurai). Ada 7 prinsip dalam bushido:


a. Gi = Keputusan benar diambil dengan sikap benar 


berdasar  kebenaran, jika harus mati dengan keputusan itu matilah dengan gagah dan 


terhormat

b. Yu = Berani dan Ksatria.


c. Jin = Murah hati, mencintai dan bersikap baik 


terhadap sesama.


d. Re = Bersikap santun dan bertindak benar.


e. Makoto = Tulus setulusnya, sungguh-sungguhnya dan 


tanpa pamrih.


f. Melyo = Menjaga kehormatan martabat dan kemuliaan


g. Chugo = Mengabdi, loyal, dan jelas bahwa kemajuan 


Jepang sebab  komit kepada penerapan 


bushido, konsisten, inten dan berkualitas.


3. Mandiri atau Tidak Ketergantungan


Sesuai dengan inti dari jiwa kewirausahaan yaitu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda 


melalui cara berfikir kreatif dan invoatif dalam menciptakan


peluang dalam menghadapi tantangan hidup. “Seorang Wirausaha dituntut untuk selalu menciptakan hal yang baru dengan 


mengkombinasikan sumber-sumber yang ada di sekitarnya, 


mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan 


baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan 


jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan


jasa yang ada , dan menemukan cara baru untuk memberi  


kepuasan konsumen”.


4. Berani Menghadapi Risiko


Kemauan dan kemampuan untuk mengambil risiko merupakan salah satu dalam kewirausahaan. Menurut Angelita 


S. Bajaro, “seorang wirausaha yang berani menanggung risiko yaitu  orang yang selalu ingin jadi pemenang dan memenangkan dengan cara yang terbaik” (Yuyun Wirasasmita, 


dalam Suryana , 2003:21).


Risiko-risiko yang dipertimbangkan oleh wirausaha yaitu  tergantung pada:


a. Daya tarik setiap alternatif


b. Kesediaan untuk rugi


c. Kemungkinan relatif untuk sukses atau gagal


Untuk bisa memilih tergantung kepada kemampuan wirausaha untuk mengambil risiko antara lain:


a. Keyakinan pada diri sendiri.


b. Kesediaan untuk memakai  kemampuan dalam

 mencari peluang dan keuntungan.


c. Kemampuan untuk menailai situasi risiko secara real.


5. Motif Berprestasi tinggi


Menurut para ahli seseorang berminat untuk berwirausaha 


sebab  motif tertentu, salah satunya motif berprestasi (achievement motive). Gede Anggan Suhanda mengatakan, motif 


berprestasi yaitu  sebuah nilai sosial menekankan pada hasrat untuk mencapai terbaik guna mencapai kepuasan pribadi. 


sedang  menurut Abraham Maslow (1934), teori motivasi dipengaruhi oleh tingkatan kebutuhan sesuai dengan 


tingkatan pemuasannya, yaitu kebutuhan fisik, kebutuhan


akan keamanan, kebutuhan harga diri, dan kebutuhan akan 


aktualisasi diri. 


Teori Motivasi Herzberg:


Faktor Pendorong: Kebersihan, pengakuan, kreativitas,


dan tanggung jawab.


Faktor Pemelihara: lingkungan kerja, insentif kerja, hubungan kerja, dan keselamatan kerja.


6. Selalu Perspektif


Wirausaha selalu memandang ke depan dengan tujuan 


untuk memanfaatkan peluang. Orang-orang yang berorientasi 


ke masa depan memiliki perspektif dan akan selalu berkarsa 


dan berkarya (Suryana, 2003:23).


7. Memiliki Perilaku Inovatif Tinggi


Menurut Poppy King, seorang wirausaha muda asal Australia yang terjun ke bisnis sejak usia 18 tahun, ada tiga hal 


yang pasti dihadapi oleh seorang wirausaha:


a. Hambatan (Obstacle).


b. Kesulitan (Hardship).


c. Imbalan atau hasil bagi kehidupan yang memukau (very 


rewarding life).


Setiap wirausaha memiliki cita-cita sekurang-kurangnya 


memperbaiki kualitas hidupnya sebagai manusia. Hal ini merupakan semacam “intuisi” yang mendorong manusia normal 


untuk bekerja dan berusaha. Intuisi ini berhubungan dengan 


potensi daya imajinasi kreatif manusia yang dianugerahi oleh 


Tuhan Yang Maha Kuasa untuk berfikir yang diarahkan ke


masa lalu, masa kini dan masa depan.

 Menelusuri masa lalu memberi  tujuan untuk mengenal 


kekuatan dan kelemahan seseorang yang dapat diketahui dari 


pengalaman hidup, hambatan , kesulitan, kegagalan, keberhasilan, kesenangan dan lain-lain. Namun, disebabkan sudah 


berlalu maka tidak banyak lagi yang dapat dilakukan untuk 


mengubah semua itu.


Masa kini memberitahukan mengenai situasi nyata dimana kita berada, apa yang telah dimiliki dan apa yang belum, 


apa yang telah kita nikmati dan apa yang belum, apa yang 


menjadi tugas dan tanggung jawab kita dan apa yang hak dan 


lain-lain.


Masa depan yaitu  masa yang kita belum capai. Jadi 


sesudah  kita mereview masa lalu kita dan menimbang apa yang 


kita miliki dan tidak baru kita tentukan arah mau ke mana 


kita berjalan, di mana penilaian dan evaluasi kita di masa lalu 


sangat berbeda dengan kenyataan di masa depan. 


Dari dasar di atas dapat dilihat bahwa masa lalu, kini dan 


depan bertalian dan di dalam masa-masa itu terdapat hambatan, kesulitan dan kesenangan dan ketiga hal ini merupakan 


hal yang dihadapi oleh wirausaha dalam bidang apapun. Dari 


sini dapat dilihat bahwa kewirausahaan untuk semua orang.


Alasan kedua kewirausahaan untuk semua orang sebab  


kewirausahaan hal yang dapat dipelajari. Menurut Peter F. 


Drucker, bahwa kewirausahaan bukan merupakan gejala 


kepribadian dan intuisi namun lebih ke arah konsep, teori dan 


perilaku. Perilaku konsep dan teori ini dapat dipelajari oleh 


siapapun.


Alasan ketiga bahwa fakta sejarah menunjukkan orang 


yang paling berhasil menjasi wirausaha yaitu  manusia 


biasa, bisa dilihat Sabeer Bathia seorang digital entrepreneur 


meluncurkan Hotmail.con tanggal 4 Juli 1996, baru menyadari 


sesudah  dia berguru dengan Steve Jobs, penemu Komputer Pribadi dan menjualnya ke Bill Gates, pemilik Microsoft, senilai 


400 juta dollar AS yang ketiga-tiganya yaitu  manusia biasa.


8. Selalu mencari peluang


Esensi kewirausahaan yaitu tanggapan positif terhadap 


peluang untuk mendapatkan keuntungan diri sendiri dan atau 


pelayanan yang lebih baik pada pelanggan dan masyarakat

cara yang etis, dan produktif untuk mencapai tujuan ekonomis.


9. Memiliki Jiwa Kepemimpinan


Wirausaha memiliki sifat kepemiminan, kepeloporan dan 


keteladanan. Kreativitas dan inovasinya menjadi pembeda, 


pendahulu dan penonjol. Wirausaha yang berhasil memiliki 


pengaruh tanpa kekuatan merupakan pemimpin yang berhasil.


10. Memiliki Kemampuan Manajerial


Kemampuan manajerial kewirausahaan sangat penting 


untuk melihat risiko ke depan sehingga kewirausahaan dapat 


melihat peluang laba maksimum ke depan.


11. Memiliki Keterampilan Personal


a. Percaya diri dan mandiri yang tinggi untuk mencari 


penghasilan dan keuntungan melalui usaha yang dilaksanakannya.


b. Mampu dan mau mencari dan menangkap peluang yang 


menguntungkan dan memanfaatkan peluang ini .


c. Mampu dan mau bekerja keras dan tekun untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih efisien dan tepat.


d. Mampu dan mau berkomunikasi, tawar menawar, dan 


musyawarah terhadap pihak terutama kepada pembeli.


e. Menghadapi hidup dan menangani usaha dengan terencana, jujur, hemat dan disiplin.


f. Mencintai kegiatan usahanya dan perusahaannya secara 


lugas dan tanguh na namun  cukup cekatan dalam melindunginya.


g. Mau dan mampu meningkatkan kapasitas diri sendiri 


dan kapasitas perusahaan dengan memanfaatkan dan 


memotivasi orang lain serta melakukan perluasan dan 


pengembangan usaha dengan risiko yang sedang.


Bygrave menggambarkan wirausaha dengan konsep 10D, 


yaitu:


a. Dream: Mempunyai visi dan mampu mewujudkannya.


b. Decisiveness: Membuat keputusan dengan perhitungan 


yang tepat.


c. Doers: Membuat keputusan dan melaksanakannya.


d. Determination: Melaksanakan kegiatan dengan penuh 


perhatian.


e. Dedication: mempunyai dedikasi yang tinggi.

f. Devotion: Mencintai pekerjaan yang dimiliki.


g. Details: Memperhatikan faktor-faktor kritis dengan rinci.


h. Destiny:Bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan 


yang hendak dicapai.


i. Dollars: Motivasi bukan hanya uang.


j. Distribute: Mendistribusikan kepemilikannya terhada 


orang yang dipercayai.


11.6Faktor-faktor yang Menyebabkan Kegagalan Wirausaha


Menurut Zimmerer, faktor yang menyebabkan kegagalan 


wirausaha:


1. Tidak kompeten dalam manajerial. Ssebagai contoh tidak 


dapat menjalankan usaha dengan efisien.


2. Kurang berpengalaman dalam menjalankan fungsi manajemen.


3. Kurang dapat mengendalikan keuangan seperti ketidakmampuan membayar hutang saat jatuh tempo.


4. Gagal dalam perencanaan akan membuat juga gagal dalam 


pelaksanaan.


5. Lokasi yang kurang strategis sehingga sulit menentukan keberhasilan usaha.


6. Kurangnya pengawasan alat sehingga alat tidak dipakai  


dengan efisien dan efektif.


7. Sikap yang labil sehingga ketika gagal sekali wirausaha tidak 


segera bangkit.


informatika 2

 


















erdas.

Di Rumania ada beberapa kota dengan inisiatif dalam menerapkan solusi kota cerdas seperti Bucharest, Brasov, Sibiu, Alba 

Iulia, Timisoara, Craiova dan Cluj-Napoca. Kota-kota ini relevan 

dari sudut pandang administratif, ekonomi, budaya, wisata, dan 

industri.

Untuk pertumbuhan kota yang cerdas dan berkelanjutan 

penting untuk mempromosikan pemakaian  sumber daya yang 

lebih efisien, ekonomi yang kompetitif dan basis ekonomi pada

pengetahuan dan inovasi 


 Studi masalah  Smart City

Manfaat solusi Smart City yaitu  pemanfaatan sumber daya 

yang efisien, peningkatan kualitas hidup, tingkat transparansi,

dan keterbuka semua an yang lebih tinggi terhadap warga negara. Studi 

ini mengusulkan analisis masalah  dan ikhtisar dua solusi Smart City: 

Peta Kota Cerdas dan aplikasi City Drop yang memfasilitasi akses 

dan memandu pemakai  ke tempat dan acara lokal.

Smart City Map - Aplikasi Peta Kota Cerdas yang diimplementasikan oleh ANAGRAMA mewakili hub data multifungsi, tersedia 

online dari aplikasi terminal bergerak gerak . Selain laporan insiden yang 

dikirim langsung, aplikasi juga menyediakan informasi yang dilokalkan memakai  infrastruktur digital "City Data Pub". 

Solusi perangkat lunak dikembangkan sehingga Aplikasi Peta Kota 

Pintar diproyeksikan sebagai peta multi-level, dipersonalisasi 

untuk berbagai kebutuhan dan bekerja dengan data real-time yang 

sangat besar.

Solusi perangkat lunak Smart City Map menyediakan fiturfitur berikut: Insiden Laporan; WIFI -WIFI  gratis; Aksesibilitas; LocalRecycle - Daur ulang secara lokal; City-Tourism - Wisata di kota.

Fitur Insiden Laporan memberi  kepada pemakai  kemampuan untuk langsung melaporkan ke pihak berwenang berbagai

insiden seperti lubang, lampu jalan yang rusak, tanda-tanda atau 

grafiti rusak dengan deskripsi, gambar dan geo-lokasi dan juga

menyediakan opsi untuk mengikuti evolusi panggilan ini , 

memiliki fungsi-fungsi berikut: pencarian, tampilan peta, filter

peta, mengirim insiden, dan interaktivitas.

Fitur WIFI -WIFI  Gratis mencari dan terhubung ke jaringan WIFI -WIFI 

gratis di area pemakai , dengan mempertimbangkan kekhasan 

masing-masing perangkat, dengan fungsi-fungsi berikut: database 

kota, pencarian, tampilan peta, jaringan, deskripsi informasi, dan 

koneksi WIFI -WIFI .

Fitur Aksesibilitas memungkinkan pencarian dan penemuan 

bangunan/restoran/tempat menarik dan juga menyediakan peluang transportasi bagi tuna netra, tuna rungu atau orang lumpuh 

dengan fungsi-fungsi berikut: Database tingkat kota, pencarian 

lokasi, pencarian berdasar  tempat tujuan, tempat saran, tampilan peta, perencanaan rute/navigasi, berbagi tempat, dan pengambilan.

Fitur Daur Ulang Lokal menawarkan kesempatan untuk me -

nampilkan pusat daur ulang, tempat pembuangan atau pusat pertukaran terdekat memakai  fungsi geolokasi, memiliki fungsi 

berikut: database, pencarian, tampilan peta, dan laporan sampah.

Fitur Pariwisata Kota menyediakan peta interaktif yang 

terstruktur sesuai dengan kebutuhan para gerombolan wisatawan  yang mempromosikan acara dan bisnis lokal, dengan fungsi-fungsi berikut: pencarian berdasar  tempat tujuan, pencarian peristiwa, tampilan 

peta, filter waktu, daftar acara, melihat detail acara, dan rumah

menandai.

City-drop

Sesuai dengan kebutuhan kota-kota untuk menciptakan pengalaman yang lebih baik bagi warga dan para gerombolan wisatawan , "City Drop"

yaitu  peta panduan interaktif virtual yang memperkenalkan 

tempat-tempat menarik kota, merinci aset budaya lokal dan acara 

sosial untuk penduduk lokal dan pengunjung. Aplikasi City-Drop 

yang diimplementasikan oleh ANAGRAMA - menyediakan solusi 

perangkat lunak yang akan mengubah kota menjadi perpustakaan 

virtual raksasa, melalui stiker kode QR yang ditempatkan di 

seluruh kota.

Alat ini membuat proses pengambilan keputusan jauh lebih 

efisien bagi pemakai  sebab  mereka dapat dengan cepat dan

mudah mengidentifikasi lokasi dan peristiwa terbaik. Penduduk

lokal atau para gerombolan wisatawan  dapat mengakses, misalnya, sastra klasik atau 

seni lokal melalui stiker-stiker ini yang ditempatkan di tempattempat seperti bangunan, halte bus, dan area taman.

Aplikasi ini memungkinkan modifikasi reguler konten dan

kejutan tersembunyi seperti kartu event gratis disediakan untuk 

mendorong pemakai  untuk mengikuti fitur-fitur baru. sifat  ini menjadikannya platform untuk konten publik dan iklan.

City-drop menyediakan fitur-fitur berikut: Temukan kota,

ikhtisar peta, kejutan, kustomisasi, integrasi sosial.

Aplikasi ini berguna untuk kedua pemakai , sebab  memberi  mereka informasi yang terus diperbarui mengenai acara 

seni dan budaya, dan bagi penyelenggara sebab  mereka dapat 

mempromosikan acara mereka.

Jobs-nearby

Dengan Pekerjaan-Terdekat, pasar kerja lokal mendapat alat 

yang cepat dan fleksibel untuk menghubungkan pencari kerja

dan perusahaan yang mempekerjakan secara real-time. Tawaran 

pekerjaan dapat ditampilkan di peta, difilter berdasar  lokasi

Anda, keterampilan, atau pembayaran.

Profil Komunitas opsional memungkinkan untuk menandai

atau membagikan penawaran menarik dan memberi  profil

individu pencari kerja dan perusahaan yang berpartisipasi.

Otentikasi pemakai  dilakukan melalui e-mail dan kata sandi, 

sesudah  membuat akun pemakai . Untuk mengikuti kecepatan yang 

lebih cepat di online, akun dapat dibuat memakai  Facebook - 

aplikasi ini terintegrasi.

Beli Lokal

Solusi Smart City Beli Lokal menghubungkan pemakai  ke 

toko-toko terdekat, yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan transaksi toko-toko lokal melalui aplikasi seluler dan 

situs web. Dikombinasikan dengan detail tentang jam buka dan 

area belanja pas, warga memiliki gambaran yang mudah dan terkini tentang kemungkinan belanja lokal. Dengan memasuk-masukan 

permintaan pencarian atau memilih kategori, hasilnya terdaftar 

berdasar  lokasi, hasil terdekat di bagian atas. Perusahaan dapat memakai  antarmuka situs web untuk mempublikasikan 

produk mereka dan informasi terkait.

Fitur utama aplikasi Beli Lokal yaitu : cari berdasar  Lokasi 

- cari toko-toko lokal untuk produk dan merek dengan API otentikasi FB dan mengambil data langsung dari sana. sesudah  membuat 

akun, pemakai  dapat memulai mengisi profilnya. Data profil bersifat umum, na namun  juga sangat profesional, seperti keahlian sebelumnya dari setiap pekerjaan, bahasa asing, pendidikan, dan lainlain.

Ikhtisar Peta - ikhtisar tentang produk dan penjualan toko 

terdekat Filter-Fungsionalitas - menyaring hasil berdasar  jarak, 

merek atau kategori-toko Detail-View - memberi  daftar harga, 

informasi kontak tentang produk dan produk dan merek terkait 

Penerbitan Portal - pemilik toko dapat mempublikasikan produk 

mereka saat ini dan mempromosikan manfaat utama penjualan 

fokus lokal yang kuat sebab  berbagai perusahaan berbasis kota. 

Platform promosi tambahan untuk perusahaan lokal dan kurangi 

kelebihan pasokan dengan perbandingan konstan.

Era baru teknologi digital menciptakan beberapa peluang 

bagi kota untuk menghadapi tantangan di abad ke-21. Fungsi 

real-time dari kota-kota dapat lebih baik dipahami memakai  

teknik penginderaan, dan analitik data untuk membantu pembuat 

kebijakan untuk menyusun strategi jangka panjang. Meningkatnya 

perambatan smartphone yang memungkinkan akses ke informasi 

di mana saja melalui jaringan seluler dapat mengubah cara warga memakai  kota. Namun, itu bukan panggilan yang mudah bagi pemerintah untuk menganalisis tantangan dalam hal 

pengembalian ekonomi, nilai bagi warga negara, implikasi pada 

struktur organisasi, kebutuhan operasional, dan bagaimana 

investasi sesuai dalam ranah strategi politik dan pemerintahan 

Dalam mengejar Kota Pintar, pejabat kota bergerak gerak  menjauh dari pendekatan top-down dan tertutup tradisional untuk 

perencanaan, menuju sistem pemerintahan yang terbuka semua , transparan dan inklusif. Alat-alat yang mulai dipakai  dalam proses 

ini termasuk - jaringan terbuka semua  dan inklusif, infrastruktur data

terbuka semua , visualisasi, keterlibatan warga, simulasi dan permainan, 

dan struktur manajemen terpadu (Cina  daratan  Academy of Information 

and Communications Technology, 2015).

masalah  Cina  daratan  dan Rakyat India 


Era baru teknologi digital menciptakan beberapa peluang 

bagi kota untuk menghadapi tantangan di abad ke-21. Fungsi 

real-time dari kota-kota dapat lebih baik dipahami memakai  

teknik penginderaan, dan analitik data untuk membantu pembuat 

kebijakan untuk menyusun strategi jangka panjang. Meningkatnya 

perambatan smartphone yang memungkinkan akses ke informasi 

di mana saja melalui jaringan seluler dapat mengubah cara warga memakai  kota. Namun, itu bukan panggilan yang mudah bagi pemerintah untuk menganalisis tantangan dalam hal 

pengembalian ekonomi, nilai bagi warga negara, implikasi pada 

struktur organisasi, kebutuhan operasional dan bagaimana investasi sesuai dalam ranah strategi politik dan pemerintahan 

Dalam mengejar Kota Pintar, pejabat kota bergerak gerak  menjauh dari pendekatan top-down dan tertutup tradisional untuk 

perencanaan, menuju sistem pemerintahan yang terbuka semua , transparan dan inklusif. Alat-alat yang mulai dipakai  dalam proses 

ini termasuk - jaringan terbuka semua  dan inklusif, infrastruktur, data 

terbuka semua , visualisasi, keterlibatan warga, simulasi dan permainan 

serta struktur manajemen terpadu (China Academy of Information 

and Communications Technology, 2015)

Secara historis, Urban legend isasi di Rakyat India  sebagian besar tidak terencana sehingga perencanaan tata ruang dan pemeliharaan 

infrastruktur perkotaan tetap sangat tidak memuaskan . Rakyat India , sebagai negara masih mengusung tagline 

bangsa yang sedang berkembang meski pertumbuhan ekonomi 

dan oleh sebab  itu perlu mengambil langkah yang tepat untuk 

mewujudkan ambisinya. Inisiatif pemerintah Rakyat India  untuk mengimplementasikan 100 kota pintar di Rakyat India  dalam dua dekade berikutnya yaitu  usaha  ambisius dengan mempertimbangkan posisi 

Rakyat India  perkotaan saat ini,  Rakyat India  meluncurkan proyek 

kota cerdasnya yaitu  langkah ke depan untuk memeriksa kota-

kotanya yang memerlukan analisis dan perencanaan yang cermat 


sebelum implementasi. Salah satu titik referensi Rakyat India  yang sering 


yaitu  tetangganya Cina  daratan , yang secara konsisten telah melihat tingkat Urban legend isasi yang jauh lebih tinggi dan telah memulai proyekproyek percontohan kota-kota cerdas beberapa tahun sebelum 


Rakyat India . Cina  daratan , ekonomi yang sedang tumbuh seperti Rakyat India  mulai 


memperluas dan membangun kota-kota baru hampir satu dekade 


lebih awal dari Rakyat India , untuk memenuhi migrasi perkotaan skala 


besar dari pedesaan Cina  daratan  ,

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara kritis 


usaha -usaha  Cina  daratan  untuk mengimplementasikan kota-kota cerdas 


baik dalam hal keberhasilan dan kegagalan dan berdasar  


penelitian, untuk menarik pelajaran yang sesuai untuk Rakyat India . 


Tujuan utamanya yaitu  i) untuk menelusuri kembali perjalanan 


kota cerdas Cina  daratan  dan memahami metodologi yang dipakai nya, 


untuk menyandingkan dan membandingkan dengan usaha  Rakyat India  


dan ii) untuk menganalisis hambatan yang dihadapi oleh Cina  daratan  dalam mengimplementasikan proposal Kota Pintar, bersama dengan 


trade-off itu harus membuat pertumbuhan cepat. Secara kontekstual, ini yaitu  perbandingan yang signifikan,  bahwa tidak pernah dalam sejarah 


memiliki dua negara besar (dalam hal jumlah penduduk) telah 


mengalami Urban legend isasi pada kecepatan yang demikian pada saat 


yang sama. Makalah ini dimulai dengan pengenalan tentang 


perkembangan kota cerdas, lalu membandingkan waktu perjalanan Tiongkok dan kota pintar Rakyat India  dari literatur yang tersedia. lalu  mempertimbangkan metodologi Cina  daratan  untuk 


misi kota cerdasnya dan menarik kesejajaran dengan usaha  


Rakyat India  dengan membandingkan dokumen kebijakan. Akhirnya 


beberapa kelemahan pertumbuhan cepat Cina  daratan  didiskusikan untuk 


mendapatkan wawasan. Sementara pendekatan Rakyat India  dianalisis 


memakai  dokumen Smart Cities Mission and Guidelines (Kementerian Pembangunan Perkotaan, 2015), kurangnya dokumen 


kebijakan dalam bahasa Inggris merupakan rintangan utama 


dalam meneliti pada misi Kota Cerdas Cina  daratan . Oleh sebab  itu, penelitian ini harus bergantung pada laporan yang ditugaskan oleh 


lembaga eksternal dan karya akademis

Gerakan Kota Cerdas


Model perencanaan kota disusun selama era modern - mulai 


dari gerakan kota taman hingga kotak pabrik Le Corbusi, ke model 


pinggiran kota - disesuaikan, dibangun, direproduksi, dan akhirnya 


ditolak, meninggalkan kesan yang tak terhapuskan dan tak dapat 


diubah pada lanskap perkotaan. Pindah ke abad kedua puluh satu 


strategi kota pintar dianggap sebagai visi jangka panjang oleh 


banyak kota di seluruh dunia seperti London, Helsinki, Melbourne, 


Brisbane, Wina, Stockholm, dan Paris. Kota pintar tampaknya 


menjadi langkah berikutnya yang tak terelakkan yang memiliki 


teknologi di garis terdepan fungsi perkotaan 

Namun, belum ada definisi yang diterima untuk kota pintar saat


ini, meskipun ada beberapa yang bersaing dari berbagai sumber. 


‘Kota Pintar’ masih dianggap sebagai konsep fuzzy dan sering 


dipakai  secara bergantian dengan istilah lain seperti kota berkabel, cerdas, dan digital. Salah satu definisi yang sangat tinggi


menyatakan kota-kota untuk menjadi "pintar ketika investasi 


dalam modal manusia dan sosial dan tradisional (transportasi) 


dan modern (ICT) infrastruktur bahan bakar pembangunan yang 


berkelanjutan dan kualitas hidup yang tinggi, dengan pengelolaan sumber daya yang bijaksana, melalui pemerintahan yang 


partisipatif" () posisi


di Kota Pintar yaitu  bahwa mereka harus didasarkan pada modal manusia dan sosial daripada hanya fokus pada teknologi komunikasi. Ini yaitu  titik referensi yang kuat dalam hal mencapai 


keseimbangan antara memakai  teknologi canggih dan tetap 


mempertahankan aspek kemanusiaan.


, mengidentifikasi enam “sumbu” atau dimensi kota pintar sebagai ekonomi pintar, mobilitas cerdas, lingkungan cerdas, kehidupan cerdas, orang pintar, dan tata kelola 


yang cerdas. 


Hu (2015), menyatakan bahwa kemajuan dalam teknologi dan 


pengetahuan telah memungkinkan arah baru untuk pembuatan 


kebijakan untuk meningkatkan keberlanjutan dan daya saing perkotaan. 


setuju bahwa kemajuan ini, terutama 


dalam bentuk digital memiliki potensi untuk mengatasi beberapa 


masalah ekonomi, lingkungan dan sosial yang kita hadapi dalam

skala global. 


, berkata kata  bahwa pemakaian  TIK sendiri tidak dapat menjadikan kota pintar kecuali 


dilengkapi dengan dimensi lain seperti fasilitas budaya dan alam, 


pengetahuan dan wilayah inovasi, orang dan keterampilan dan 


akhirnya pemerintahan.


 menyajikan tinjauan mendetail tentang 


praktik kota cerdas di berbagai benua. Meninjau literatur yang 


tersedia mengungkapkan bahwa kota-kota di lokasi geografis yang


berbeda di seluruh dunia sedang bereksperimen dengan berbagai 


aspek teknologi. Terkadang, berbagai kota di negara yang sama 


menerapkan strategi berbeda untuk menerapkan teknologi kota 


cerdas, sebab  pendekatan 'satu ukuran cocok untuk semua' tidak 


akansesuai.Olehsebab  itu,tantangannya yaitu mengidentifikasi


kemungkinan dan masalah dalam memposisikan perencanaan 


kota berbasis teknologi dan menyusun pedoman yang tepat untuk 


Rakyat India . 


Laporan Urban legend  Urban legend ization Trends (Perserikatan BangsaBangsa, 2014) menyoroti bahwa Cina  daratan  dan Rakyat India  akan mencatat 


lebih dari sepertiga dari peningkatan populasi perkotaan yang diharapkan antara 2014 hingga 2050. Ini yaitu  tambahan dari 758 


juta yang sudah tinggal di perkotaan Cina  daratan  dan 410 juta di perkotaan 


Rakyat India , terhitung setengah dari populasi perkotaan dunia (lihat 


Gambar 1). Rakyat India  dan Cina  daratan  menghadirkan dua masalah  unik dalam 


hal ini skenario menjadi dua paling banyak negara terpadat di 


dunia, dengan Cina  daratan  menjadi pelopor dalam Urban legend isasi yang cepat. 


Meskipun masing-masing negara dan dalam hal ini masing-masing 


kota itu sendiri menyajikan serangkaian masalahnya sendiri, Rakyat India  


dapat belajar lebih banyak dari Cina  daratan  daripada negara lain mana 


pun, ketika datang ke perencanaan pembangunan perkotaan untuk 


massa. Bagian selanjutnya akan bertujuan untuk memahami kota 


pintar transformasi di kota-kota Cina  daratan .



The Oriental Express



mengidentifikasi tiga peristiwa penting


yang telah membentuk dan akhirnya memuncak menjadi 


transformasi kota-kota Cina  daratan  yang cerdas. Proyek "delapan emas" pada tahun 1995 mengawali era informatisasi perkotaan 


di Tiongkok. Peristiwa kedua menandai pembangunan, pada 


1998 kerangka infrastruktur perkotaan digital oleh 300 kotakota Cina  daratan , difasilitasi oleh biro informasi geografis pemetaan


nasional. Periode 2006-2008 menandai peristiwa kunci ketiga, 


dengan perkembangan internet hal-hal dan teknologi cloud 


computing. Ini membuka jalan bagi konsep kota pintar yang 


didasarkan pada infrastruktur cerdas. Meskipun kota pintar 


merupakan konsolidasi infrastruktur informasi awal, mereka 


mewakili sistem canggih yang didasarkan pada integrasi dan 


pembagian sumber informasi dari infrastruktur dan layanan 


yang mendasarinya.


berbagi pandangan mereka bahwa konsep 


kota pintar di Cina  daratan  berakar pada tren 'kota digital' di tengahtengah kota-kota utama Cina  daratan  sesudah  permulaan milenium. 


Untuk melengkapi ini, administrasi nasional survei, pemetaan, 


dan informasi geo mengembangkan platform digital pada 


2006 untuk informasi geo untuk berfungsi sebagai platform


perencanaan untuk berbagai kota. Demikian juga, sejak awal 


1980-an, konsep-konsep cerdas dalam bangunan mulai terbentuk di Cina  daratan . Ini awalnya dilaksanakan terutama di gedunggedung publik dan rumah tinggal, perlahan menyebar ke tipologi bangunan lain dan akhirnya diperluas ke skala kota yang 


lebih besar. 


The Shanghai Expo pada 2010 berfungsi sebagai media 


transisi yang mengakibatkan banyak kota besar di Cina  daratan  


menetapkan mata mereka pada perkembangan kota cerdas 


. Ini mengawali lonjakan pertumbuhan kota-kota 


yang berpusat pada teknologi yang mulai berkembang dengan 


sangat cepat, dengan tema Shanghai Expo 2010 tentang 


‘Kota yang Lebih Baik, Kehidupan yang Lebih Baik’ yang 


menjadi katalis bagi inisiasi Tiongkok untuk menciptakan 


kota pintar. Ekspo meliputi perencanaan tingkat tinggi dan 


termasuk beberapa sistem aplikasi teknologi informasi untuk 


merencanakan, membangun dan mengoperasikan mengpakai  platform GIS, mengontrol arus penumpang dan 


sistem keamanan, mengelola energi, dan parameter lingkungan untuk beberapa nama Meskipun para penulis yang berbeda berbagi perspektif 


yang berbeda, terbukti bahwa misi Kota Pintar Nasional Cina  daratan  


yaitu  puncak dari transformasi perkotaan 


yang terfokus. Mengikuti perkembangan ini, Kementerian 


Perkotaan - Pembangunan Rural memulai proyek percontohan kota pintar pertama untuk 90 kota termasuk kota 


tingkat prefektur, distrik, dan kota ). Garis 


waktu menggambarkan apa yang terjadi selanjutnya di perjalanan Cina  daratan . Proyek-proyek percontohan Kota Pintar ini memiliki berbagai tingkat perencanaan pengembangan cerdas 


yang diidentifikasi secara individual untuk setiap kota oleh


pemerintah daerah masing-masing. Misalnya, Beijing bertujuan untuk mengaktifkan 'kehidupan cerdas' untuk semua 


orang sementara kota Ningbo menargetkan 'logistik cerdas' 


untuk port model internasionalnya , Singkatnya, 


Cina  daratan  telah memiliki pembangunan perkotaan yang eksplosif 


yang berpusat pada megaproyek di kota-kota utamanya 


seperti Beijing, hongkong,Shanghai, Guangzhou, Shenzhen, Kunming 


dan Chongqing ,

Laporan oleh Unit Kebijakan Pusat (GVT Hong Kong), 


2015 menguraikan lima berikut sebagai sifat  utama 


dari proposal dokumen misi kota pintar Cina  daratan :


Untuk mempromosikan gaya hidup hijau dan rendah


karbon dan pengelolaan sistem kota yang ramah pemakai  


yang terpusat pada orang.


Untuk menempatkan kepentingan tinggi pada pengembangan kota-kota cerdas strategis yang tinggi pada indeks 


sosio-ekonomi, dengan relevansi yang diberikan kepada 


pendekatan desain yang terkoordinasi dengan baik dan 


top down.


Kutipan baru yang direncanakan harus menggabungkan


berbagai fungsi kota pintar.


Kolaborasi antar-kota untuk mengembangkan klaster


kota pintar di tingkat provinsi untuk pendekatan holistik.


Untuk memanfaatkan kota pintar sebagai alat untuk


mempromosikan di bawah daerah-daerah maju di negara 


ini dan untuk mempercepat Urban legend isasi di daerah-daerah 


ini.Metodologi Cina  daratan 


Cina  daratan  memiliki salah satu tingkat Urban legend isasi tertinggi di 


antara negara-negara dunia dengan tingkat 52,6% yang dicapai pada 2012. Berbagai departemen pemerintah bersama 


dengan pemerintah kota mempromosikan perkembangan 


kota cerdas di Cina  daratan . Pada 2013, sebanyak 311 kota di Cina  daratan  


telah memulai pembangunan kota pintar termasuk tingkat 


sub-provinsi, tingkat prefektur, dan tingkat negara. Dalam 


rangka membangun basis ilmiah dan bertindak sebagai thinktank penelitian, Cina  daratan  Urban legend  Science Research Council mendirikan Laboratorium Bersama Kota Pintar Nasional. Sejauh 


ini 19 laboratorium gabungan telah dibentuk dengan institusi 


domestik dan asing untuk penelitian sains kota pintar (Chinese 


Society of Urban legend  Research , n.d.).


a. Komisi Eropa dan Cina  daratan  melaporkan tentang kemitraan 


Kota Pintar, yang membandingkan proyek-proyek percontohan Kota Pintar dari Eropa dan Cina  daratan  

mendaftar analisis metodologi Cina  daratan  berikut bersama dengan tantangan yang dihadapi di berbagai bidang. Sebuah 


Pemerintahan Cina  daratan  mengikuti pendekatan 'top down'


tradisional dengan masing-masing kota memiliki kelompok kepemimpinan kota pintar sendiri dengan struktur kepemimpinan formal. Selain itu, indikator kinerja 


utama (KPI) untuk setiap kota, berdasar  tolok ukur 


internasional ditetapkan dengan sistem data terbuka semua  dan 


portal diadopsi sebagai prioritas utama.


Salah satu tantangan utama yang dihadapi yaitu 


kesulitan dalam melibatkan pemangku kepentingan 


warga , yang terdiri dari kelompok warga  


informal kecil dan lembaga berskala besar - untuk 


menyelaraskan dengan tujuan yang berbeda. Selain itu, pemerintah kota perlu mengatasi risiko meminggirkan layanan hanya untuk bagian warga  


yang memiliki smartphone. sebab  sebagian besar 


komunitas tidak akan memiliki akses ke ponsel cerdas 


dan teknologi seluler lainnya, ketentuan harus dibuat 


untuk strategi multi-saluran.


b. Pendanaan. Kota-kota pintar di Cina  daratan  didanai melalui me-kanisme pendanaan publik di tingkat pemerintah daerah 


dan dalam beberapa masalah  dari Pemerintah Provinsi dan 


Nasional. Selain itu, perintis kota pintar mendirikan 


Kendaraan Pembiayaan Pemerintah Daerah (LGFV) untuk 


memungkinkan kota-kota mengumpulkan dana melalui 


kombinasi pinjaman bank, obligasi, dan penawaran 


umum pasar saham. Kota-kota seperti Tianjin, Chengdu, 


dan Qinghai berhasil mendapatkan investasi langsung 


asing.


Namun, tantangan pendanaan yang dihadapi oleh


Cina  daratan  termasuk - menyampaikan nilai dalam hal manfaat-biaya kepada investor potensial di sektor swasta 


dan meningkatnya utang pemerintah yang menyebabkan peringkat kredit LGFV menurun dari beberapa kota di Cina  daratan . Ini mengarah pada biaya finansial yang lebih besar untuk mendanai proyek kota 


pintar.


c. Model Bisnis. Sebagian besar proyek percontohan kota 


pintar dibentuk melalui kemitraan publik-swasta yang 


bekerja berdasar  model ‘Build and Operate’ atau 


‘Build, Transfer, dan Operate’ atau ‘Build and Transfer’. 


Dalam banyak masalah , risiko jangka panjang jatuh pada 


sektor swasta. Namun, beberapa kota di Cina  daratan  telah bermitra dengan perusahaan telekomunikasi untuk memberi  layanan kepada pelanggan berdasar  pembagian keuntungan/biaya.


Tantangan utama yaitu  bahwa kota pintar yaitu 


perusahaan tanpa tahap penyelesaian yang pasti. 


Oleh sebab  itu, penting untuk memiliki model operasi yang berkelanjutan bahkan sesudah  tujuan pembangunan tercapai, operasi bahkan sesudah  tujuan 


pengembangan tercapai.


 d. Layanan kota cerdas. Solusi berbasis energi dan aplikasi 


terkait transportasi yaitu  dua layanan kota pintar paling 


populer yang diadopsi oleh kota-kota percontohan di 


seluruh dunia. Namun, beberapa kota di Cina  daratan  juga memasuk-masukan  layanan administrasi publik sebagai bagian 


dari portofolio layanan pintar.

  Tantangan utama dalam layanan kota cerdas meliputi


- banyak pemangku kepentingan terhadap satu 


pelanggan yang membutuhkan desain antarmuka 


canggih dan mengelola risiko yang melibatkan 


penyimpanan dan pengendalian informasi pribadi/


rahasia sebab  akses data terbuka semua .


e. Teknologi. Dalam hal teknologi, kesulitan yang dihadapi 


yaitu  Konektivitas - Broadband – Sebuah jaringan terko -


neksi berkapasitas tinggi untuk operasi nirkabel dan tetap 


diidentifikasi sebagai elemen kunci dalam infrastruktur kota


pintar. Ini mendorong kebutuhan untuk infrastruktur broadband nasional dan regional yang dapat melibatkan biaya implementasi yang tinggi, terutama di daerah terpencil.


• Internet of Everything - Persyaratan untuk memberi  layanan berbasis teknologi kepada semua 


orang yaitu  memiliki jaringan TIK yang akan 


mengantarkan Internet of Everything (IoE) yang 


menghubungkan semua informasi aset publik ke 


publik. Up-grading dari jaringan IP yang ketinggalan 


jaman digabungkan dengan kekurangan teknisi ahli 


untuk diimplementasikan dapat menjadi hambatan 


utama bagi banyak pemerintah kota.


• Smart personal devices - Smartphone memberi  


pengaruh yang besar dalam hal daya komputasi yang 


dapat diakses yang dapat menghasilkan data besar. 


Pemerintah kota dapat menawarkan aplikasi berbasis 


ponsel pintar sebab  jumlah ponsel pintar meningkat 


sehingga membantu terhubung secara cepat dengan 


warga. Kekurangannya yaitu  kemungkinan kesenjangan digital antara warga yang memiliki ponsel cerdas dan yang tidak perlu dipertimbangkan saat membingkai antarmuka.


• Cloud computing - Cloud computing yaitu  layanan 


penting lain yang diterapkan sebagian besar kota Cina  daratan . 


Namun, ini yaitu  forum yang menantang sebab  


melibatkan masalah keamanan yang kompleks, mengelola komponen cloud yang kompleks dan interoperabilitas, masalah privasi, dan bahaya kunci vendor.

Big data analytics - Vast data dari berbagai aplikasi 


dan sumber membantu dalam memperoleh pengetahuan tentang fungsi kota dan untuk meningkatkan 


produktivitas. Namun, memproses beberapa  besar 


data bersama dengan pengambilan dan penyimpanan 


yang aman, menyortir, berbagi, dan menganalisis data 


merupakan tantangan besar untuk dipertimbangkan.


masalah  Rakyat India  - Kecepatan Siput


Kebutuhan


Beberapa peneliti telah membandingkan perbedaan 


yang jelas antara jalur Urban legend isasi yang dipilih oleh Rakyat India  dan 


Cina  daratan .  menyoroti bahwa Rakyat India  


memiliki tingkat Urban legend isasi yang jauh lebih besar daripada 


Cina  daratan  hingga 1950 na namun  Cina  daratan  bergerak gerak  maju dengan kuat, 


sehingga pada 2005 41% populasi Cina  daratan  tinggal di kota-kota 


dibandingkan dengan 29% di Rakyat India  untuk hal yang sama. 


periode. Mereka juga mencatat bahwa Cina  daratan  telah menciptakan 


sebuah model untuk praktik internal untuk transformasi 


Urban legend  yang konsisten dalam hal pemerintahan, perencanaan 


kota, bentuk dan pola kebijakan Urban legend isasi di seluruh negeri 


dan di dalam kota-kota. Sebaliknya, Rakyat India  kurang berinvestasi 


dalam belanja infrastruktur perkotaan dengan jumlah yang 


relatif kecil $ 17 per kapita dibandingkan dengan $ 116 oleh 


Cina  daratan  (Dobbs & Sankhe, 2010). 


Pengamatan penting lainnya yaitu  para walikota di kotakota besar Cina  daratan  dipercaya dengan kekuatan dan tanggung 


jawab yang lebih besar daripada rekan-rekan mereka di Rakyat India . 


Perbedaan utama dalam jalur Urban legend isasi yang dipilih oleh 


kedua negara yaitu  bahwa Cina  daratan  telah membuat pendekatan 


yang disengaja dan sistematis untuk mengelola pertumbuhan 


perkotaannya, sementara Rakyat India  hampir tidak memperhatikan 


transformasi inheren yang terjadi di dalam. Sementara Cina  daratan  


berinvestasi lebih banyak di kota-kotanya daripada permintaan, Rakyat India  kekurangan investasi. Oleh sebab  itu, perlu 


waktu untuk Rakyat India  untuk memulai langkah-langkah drastis untuk memenuhi permintaan yang meningkat untuk 


memenuhi kekurangan infrastruktur.

Misi Kota Cerdas


Salah satu visi utama yang disorot oleh pemerintah Pusat 


Rakyat India  baru yang mulai berkuasa pada 2014 yaitu  untuk 


membangun 100 kota pintar sebagai kota satelit di kota-kota 


besar di Rakyat India  dalam 20 tahun ke depan, yang diikuti dengan 


mengalokasikan dana di 2014-15 tahunan anggaran keuangan 


(Bhattacharya et. al., 2015). Ini memicu minat yang besar 


tidak hanya di dalam negeri na namun  juga dari berbagai negara 


termasuk Singapura, Jerman, AS, Jepang yang menawarkan 


bantuan teknologi (Sathiamoorthy, 2016). Namun, inisiatif 


ini oleh Perdana Menteri Rakyat India  Narendra Modi dianggap oleh 


Poole (2014) sebagai tanggapan terhadap dimasukkannya 


Cina  daratan  doktrin kota Smart dalam rencana kota besarnya. 


Draf Konsep Catatan tentang Kota Cerdas yang dirilis 


oleh Pemerintah Rakyat India  mengidentifikasi tekanan yang semakin besar pada daerah perkotaan di negara berkembang 


dan kebutuhan akan pertumbuhan yang terorganisir untuk 


mengakomodasi pola pertumbuhan masa depan (MoUD-Pemerintah, 2014). Mengingat ukuran negara Rakyat India  dalam hal 


jumlah penduduk, meskipun prosesnya tertunda, ini yaitu  


langkah penting menuju masa depan dan yang mengarah ke 


Rakyat India  untuk melihat praktik terbaik oleh negara lain. Bhan 


(2014) berdering dengan hati-hati mengenai usaha ini yang 


diusulkan oleh kota-kota cerdas baru yang berwirausaha ini 


tampaknya didorong oleh kepentingan perusahaan yang bisa 


berakhir menjadi komunitas yang sangat besar dan zona 


eksklusif yang semakin memperdalam kesenjangan sosial. 


Misi Kota Cerdas dimaksudkan untuk menjadi salah satu 


prioritas nasional utama bersama dengan Swachh Bharat atau 


Misi Clean Rakyat India , Make in Rakyat India  dan Digital Rakyat India .


6.5.4.3 Perbandingan dengan Metodologi Cina  daratan 


Dokumen misi Kota Pintar yang dikeluarkan oleh 


Pemerintah Rakyat India  (Kementerian Pembangunan Perkotaan, 


2015) memperbesar informasi tentang metode penerapan kota 


pintar di Rakyat India . Ketika membandingkan dokumen ini dengan 


metodologi Cina  daratan , pengamatan berikut dibuat.


a. Sebuah Pemerintahan - Misi bermaksud untuk mengalih-kan perwakilan yang setara ke semua tingkat pemerintahan 


dengan memasuk-masukan  Special Purpose Vehicle (SPV) 


untuk implementasi kota pintar, dengan mengatur anggota dari Pusat, Negara, dan Badan Lokal Perkotaan 


(ULB) atau dengan kata lain pemerintah kota. Pemerintah 


Negara Bagian dan ULB akan menjadi 50:50 pemegang 


saham, dengan otoritas dan fleksibilitas yang lebih besar


diberikan kepada SPV untuk melaksanakan proyek. Ini 


yaitu  tindakan terpuji seperti yang bisa dilakukan oleh 


satu badan pengatur memberi  hasil lebih cepat dan 


dengan cara yang efisien daripada mencari persetujuan


dari berbagai tingkatan.


b. Pendanaan - Pendanaan diumumkan sebagai skema yang 


disponsori pusat (CSS) dengan sekitar USD 15 juta yang 


dialokasikan oleh Pemerintah Pusat dengan kontribusi 


yang sama untuk disediakan oleh Negara dan ULB. Dana 


oleh pemerintah daerah diharapkan akan dihasilkan dari 


biaya pemakai  lokal, monetisasi lahan, pengumpulan 


utang, pinjaman dari institusi keuangan, kemitraan pemerintah-swasta (PPP), dan lain-lain. Namun, ada jauh 


lebih sedikit kejelasan dalam hal menarik investasi dari 


sektor swasta dan bisnis (Ministry of Urban legend  Development, 


2015). Investasi asing dan investor swasta akan dimotivasi 


oleh margin keuntungan dan sebab  itu kota-kota dengan 


kesehatan keuangan yang buruk dapat dianggap kurang 


baik. Selain itu, pendapatan berbasis kota tidak layak 


untuk investasi infrastruktur besar (Bhattacharya et al., 


2015). Tanpa pendanaan besar dari pemerintah dan mekanisme pembiayaan yang layak untuk mengamankan 


investasi, dimulainya misi kota pintar dapat ditunda


c. Model Bisnis - Tidak ada model bisnis yang jelas yang 


diidentifikasi dalam dokumen sebab  proposal dan implementasi yaitu  inisiatif yang digerakkan oleh pemerintah dengan proyek-proyek tertentu yang akan dilaksanakan berdasar  PPP. Tanpa mengikuti dasar 


pembagian laba/biaya yang diadopsi oleh kota-kota 


Cina  daratan , untuk menghasilkan investasi swasta dalam proyek 


dapat mengakibatkan hilangnya peluang penciptaan

pendanaan/pendapatan untuk kota-kota Rakyat India . Sifat 


terfragmentasi dari pelaksanaan pembangunan kota 


sebelumnya, seperti Jawaharlal Nehru National Urban legend  


Renewal Mission (JNNURM), telah menghasilkan nonpencapaian agenda utama (Kundu, 2014).


d. Layanan kota cerdas - Layanan cerdas yang dicakup di 


dalamnya - E-governance dan layanan warga, pengelolaan sampah, pengelolaan air, manajemen energi, dan 


mobilitas perkotaan. Proposal melihat pada strategi 


retrofitting area yang diidentifikasi di dalam kota, pengembangan kembali area built-in yang ada dengan peningkatan infrastruktur dan menerapkan setidaknya satu 


solusi pintar pan-kota yang melibatkan pemakaian  teknologi. Fokusnya lebih pada pembangunan perkotaan 


untuk mengurangi lacunae infrastruktur di kota-kota 


yang ada di Rakyat India .


e. Teknologi - Meskipun dokumen sering menyebutkan Teknologi Informasi dan infrastruktur yang diaktifkan Komunikasi dikembangkan, itu tidak menunjukkan rencana 


untuk meningkatkan konektivitas broadband nasional, 


membangun komputasi awan untuk operasi dan analisis 


data besar. Misi paralel dari 'Digital Rakyat India ' diluncurkan 


pada tahun 2015 membayangkan jalan raya broadband, 


e-government di semua tingkatan, informasi untuk semua 


dan elektronik pengiriman layanan sebagai beberapa 


ide utama dari misi. (Digital Rakyat India , 2016). Namun, tidak 


ada korelasi silang antara misi 'Pintar' dan 'Digital' 


Rakyat India . berdasar  literatur, perbandingan metodologi 


pendekatan kedua negara ditabulasikan di bawah ini.

Perbandingan ini menarik pelajaran penting bagi Rakyat India  terutama untuk pendanaan, memulai model bisnis yang jelas dan 


di bidang teknologi. Kurangnya, atau pendanaan yang tertunda 


memiliki efek yang merugikan pada langkah-langkah regenerasi 


perkotaan sebelumnya di Rakyat India  (Kundu, 2014) dan misi Kota Pintar 


dapat mengikuti jika strategi yang jelas tidak diberlakukan. Tanpa 


menentukan metode yang tepat untuk pelaksanaan proyek melalui 


kemitraan, kemajuan misi dapat terancam. Demikian juga, target 


yang jelas dan platform bersama untuk memantau kemajuan yang 


dibuat oleh misi yang tumpang tindih atau saling melengkapi harus 


diidentifikasi di semua tingkat pemerintah. Meskipun, Cina  daratan  telah

membuat kemajuan terpuji dengan perencanaan dan pelaksanaan 


metodis, ada beberapa kompromi di sepanjang jalan, seperti yang 


terlihat di bagian selanjutnya.


Trade-off dalam pertumbuhan cepat Cina  daratan 


Inklusivitas sosial


Salah satu masalah utama dalam pertumbuhan cepat Cina  daratan  


yaitu  sistem pendaftaran rumah tangga 'hukuo' yang tidak mencakup hampir 300 juta migran pedesaan ke perkotaan. Konversi 


dari pedesaan ke perkotaan 'hukuo' sering tidak mungkin sebab  


meninggalkan para migran ini dengan hanya akses terbatas ke 


pendanaan pemerintah untuk pendidikan dan perawatan kesehatan. Namun, 'rencana Urban legend isasi' yang dirilis oleh Cina  daratan  pada 2014 


mengakui masalah ini dan telah menetapkan target konservatif termasuk setidaknya 100 juta ke perkotaan 'hukuo' pada 2020 (The 


Economist, 2014). masalah  ini menggambarkan kesejajaran dengan 


Rakyat India  di mana peningkatan Urban legend isasi terutama disebabkan oleh 


migrasi desa-kota di kota-kota seperti Mumbai yang mengarah 


ke permukiman informal. Populasi di “kota-kota sensus” baru ini 


sering tidak diperhitungkan sebagai akibat dari distribusi layanan 


esensial (Biswas, 2011).


Degradasi ingkungan


Woetzel dkk. (2009), memperkirakan bahwa dalam dekade 


berikutnya, jumlah yang setara dengan seluruh populasi Amerika 


Serikat akan melakukan perjalanan dari pedesaan ke perkotaan 


Cina  daratan . Temuan mereka konsisten dengan statistik Bank Dunia di 


mana penduduk perkotaan di Cina  daratan  tumbuh dari 48% pada 2009 


menjadi 54% pada tahun 2014 (PBB, 2014). Namun, migrasi makro ini telah membawa serangkaian kerumitannya sendiri. Satu 


seperlima dari lahan yang bisa diolah yaitu  tercemar dan begitu 


halnya dengan air minum di daerah perkotaan (Duggan, 2014). Ini 


telah menyebabkan meningkatnya protes untuk pendekatan yang 


berpusat pada manusia pada pembangunan yang menempatkan 


inklusivitas sosial dan peningkatan lingkungan di garis terdepan. 


Ni dan Zheng (2014) membahas peran kunci daya saing perkotaan dalam meningkatkan keberlanjutan dan inovasi di kotakota. Dalam bukunya, mereka mengeksplorasi bagaimana kota-

kota Cina  daratan  yang luas didefinisikan oleh efisiensi ekonomi yang


berkurang dan tekanan lingkungan yang meningkat, yang selanjutnya menyebabkan kelangkaan sumber daya, bahan baku dan 


permintaan yang lebih besar untuk infrastruktur dan layanan. Oleh 


sebab  itu, mereka menyarankan bahwa dengan mempromosikan 


pertumbuhan hijau dan ‘branding kota’, citra kota yang unik 


dapat dicapai. Singkatnya, berjuang untuk mencapai kota yang 


berkembang pada faktor manusia, lingkungan alam, atraksi budaya 


dan layanan administrasi yang efisien untuk penghuninya saat


ini dan penduduk potensial. Sebagian besar kota di Rakyat India  dengan 


jutaan penduduk, bahkan tanpa laju Urban legend isasi yang sama dengan 


Cina  daratan , sudah mengalami sisi lain dari pembangunan dalam hal 


penipisan sumber daya dan pencemaran lingkungan (Lakshmana, 


2014).


Keprihatinan kemacetan dan polusi udara


Pucher dkk. (2007), membandingkan dan kontras kebijakan 


dan inisiatif transportasi perkotaan di Rakyat India  dan Cina  daratan . Mereka 


mengamati beberapa perbedaan utama antara keduanya dan menemukan bahwa pemakaian  lahan dan pertumbuhan perkotaan 


di kota-kota Rakyat India  lebih serampangan dan tidak terencana yang 


mengarah ke gepeng pinggiran kota di kota-kota besar Rakyat India . Secara 


kontras mereka menemukan bahwa Cina  daratan  memiliki perencanaan 


kota yang lebih kompak meskipun ada pertumbuhan populasi 


yang sama dan tingkat migrasi pedesaan ke perkotaan. 


Demikian juga, secara tradisional Cina  daratan  memiliki ketergantungan yang tinggi pada bentuk sepeda yang tidak bermotor dan 


oleh sebab  itu memiliki infrastruktur bersepeda yang baik seperti 


bikeways, jalur, sinyal dan parkir di sebagian besar kota-kotanya. 


Namun demikian, infrastruktur bersepeda dan fasilitas berjalan 


sebagian besar kekurangan di kota-kota Rakyat India . Mereka juga menemukan bahwa kualitas jaringan jalan perkotaan Cina  daratan , sistem 


transportasi publik dan infrastruktur jalan raya jauh lebih unggul 


daripada rekannya di Rakyat India . 


Meskipun sudah hampir satu dekade sejak ulasan ini dipublikasikan, situasi saat ini di Rakyat India  sedikit berubah. Polusi udara di 


kota-kota Cina  daratan  sebab  kemacetan lalu lintas sering ditemukan di 


media internasional, namun, kota-kota di Rakyat India  jauh lebih buruk,

menjadi salah satu di antara sepuluh negara terburuk di dunia 


untuk paparan polusi udara (Harris, 2014). Tingkat Urban legend isasi, 


populasi, dan industrialisasi yang tinggi merupakan penyebab 


tingginya tingkat PM2.5 di Cina  daratan  dan Rakyat India  (Baklanov et al., 2016).


Permintaan energi


Populasi besar Cina  daratan  menuntut konsumsi energi yang tinggi 


dan saat ini merupakan konsumen tertinggi di dunia. Sebagian 


besar energinya berasal dari pembangkit listrik tenaga panas berbasis batubara yang terkenal menyebabkan tingkat polusi tinggi. 


Dengan memperumit situasi ini, pendapatan yang dapat dihabiskan warga Cina  daratan  telah tumbuh secara eksponensial yang pada 


gilirannya meningkatkan konsumsi energi. Untuk mengatasi Cina  daratan  


ini telah memulai $ 4,3 miliar pada jaringan smart sejak 2012 


yang memungkinkan optimalisasi jaringan distribusi dan dengan 


demikian menangani permintaan yang melonjak secara berkelanjutan (Downing, 2014). 


Demikian juga, usaha  Cina  daratan  untuk memasang pengukur cerdas 


di semua rumah tangga pada 2017 lalu menerapkan penetapan 


harga listrik berbasis waktu, melengkapi misi kota cerdasnya 


(Administrasi Perdagangan Internasional, 2016). Integrasi smart 


grid dan metering cerdas ke sumber energi terbarukan masih 


dalam masa pertumbuhan di Rakyat India  dengan proyek percontohan 


sedang bereksperimen di beberapa negara bagian (Thakur & 


Chakraborty, 2015).


Kebersihan - sifat positif


Tidak semua pembangunan negatif dan Cina  daratan  memiliki beberapa keuntungan relatif, salah satunya yaitu  kebersihan menyeluruh di kota-kotanya. Cina  daratan  memiliki sejarah panjang dalam 


dorongan kesehatan warga  di kota-kotanya yang dirasakan 


pada 1950-an untuk menghindari efek efek kimia dan biologis sebab  Perang Korea. Kampanye kebersihan kota (HCC) telah menanamkan rasa kebersihan dan sanitasi publik, penampilan kota, 


pendidikan kesehatan, di samping kebersihan air dan makanan 


untuk mengendalikan penyebaran penyakit menular. Dorongan 


berkelanjutan yang dikerahkan model kompetisi untuk kota-kota 


yang memiliki 60 langkah indikatif untuk peringkat kinerja (B.

Li, 2011). Relatif, Rakyat India  baru saja memulai pendekatan sistematis 


untuk kebersihan melalui drive 'Clean Rakyat India ' lebih dari setengah 


abad lalu  pada tahun 2014.


Kesimpulan


Transformasi daerah perkotaan yang ada untuk memitigasi 


atau menyembuhkan penyakit mereka merupakan tantangan universal sebab  setiap kota memiliki sifat nya sendiri. Berbeda dengan rekan-rekan Barat mereka, Cina  daratan  dan Rakyat India  memiliki 


beberapa sifat  umum, termasuk warga  tradisional, 


penuh dengan kota-kota padat penduduk dan menjadi negara 


berkembang. 


Ulasan di atas menunjukkan bahwa ada kebutuhan untuk 


melakukan penelitian empiris pada perencanaan kota pintar di 


Rakyat India  untuk memahami kerangka kebijakan yang diperlukan 


dan dinamika spasial yang ada. Meskipun Rakyat India  telah mengalami 


perkembangan yang relatif lambat dalam dua dekade terakhir, 


Rakyat India  dan Cina  daratan  memberi  studi masalah  yang sangat kontras 


dalam perjalanan mereka untuk membangun kota pintar. Cina  daratan  


memberi kesan telah melakukan transisi terencana dalam dua 


dekade terakhir untuk memposisikan diri untuk transformasi 


cerdas. Sementara Cina  daratan  - ekspres oriental, telah merangkul dan 


membentuk kota-kotanya dengan pembangunan yang sistematis 


dan perencanaan jangka panjang, Rakyat India  memberi  penampilan 


hanya bangun untuk realitas perkotaan dan transformasi yang tak 


terelakkan menunggu kota-kotanya. 


usaha -usaha  Rakyat India  untuk melakukan Urban legend isasi berjalan 


dengan cepat dan misi kota yang cerdas tampaknya menjadi 


reaksi spontan terhadap realisasi tiba-tiba sebab  tidak ingin ditinggalkan. Terbukti bahwa Rakyat India  masih dalam tahap eksplorasi 


dan membutuhkan lebih banyak pekerjaan untuk bergerak gerak  maju ke 


desain dan lalu  fase konstruksi. Menyiapkan laboratorium 


nasional untuk berfungsi sebagai forum penelitian dan platform 


berbagi pengetahuan akan membantu Rakyat India  bergerak gerak  menuju 


tahap berikutnya dalam perjalanannya. Meskipun Cina  daratan  memang 


memiliki masalah tersendiri saat menerapkan kota pintar, ia memiliki pelajaran berharga untuk ditawarkan ke Rakyat India .

Kota Tangerang Selatan


Tangerang Selatan merupakan kota termuda di Provinsi 


Banten dan terbesar kelima di Jabodetabek dalam persoalan jumlah 


penduduk. Semula merupakan kota satelit namun berkembang 


menjadi pusat aktivitas bisnis dengan perdagangan dan jasa 


sebagai pergerakan utama. Dengan sebagian besar penduduknya 


berusia muda membuat kota Tangerang Selatan memiliki banyak 


angkatan kerja yang produktif. Pembentukan Tangerang Selatan, 


ditetapkan melalui “Undang-undang Nomor 51 tahun 2008 


tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Provinsi Banten 


tertanggal 26 November 2008” dan dilakukan dengan tujuan 


untuk memaksimalkan potensi daerah melalui pelayanan di bdang 


pemerintahan, pembangunan, dan kewarga an.


Kota Tangerang Selatan terletak di bagian Timur Provinsi 


Banten yaitu titik koordinat 106038’ – 106047’ Bujur Timur dan 


06013’30’’-06022’30’’ Lintang Selatan dan secara administratif 


terdiri dari 7 (tujuh) kecamatan, 54 (lima puluh empat) kelurahan 


dengan luas wilayah 147,19 km2 atau 14.719 Ha. Sebelah utara 


berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta dan Kota Tangerang; 


sebelah timur berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta dan Kota 


Depok; Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Tangerang 


Selatan dan Kota Depok; dan Sebelah barat berbatasan dengan 


Kabupaten Tangerang. 

Visi dan Misi Smart City Kota Tangerang Selatan


Visi kota Tangerang Selatan yaitu  “Terwujudnya Tangerang 


Selatan Kota Cerdas berkualitas berdaya saing berbasis Teknologi 


dan Inovasi”


Misi kota Tangerang Selatan yaitu ;


1. Mengembangkan Sumber Daya Manusia yang Handal dan 


Berdaya saing.


2. Meningkatkan Infrastruktur Kota yang Fungsional.


3. Menciptakan Kota Layak Huni yang berwawasan Lingkungan.


4. Mengembangkan Ekonomi Kerakyatan berbasis Inovasi dan 


Produk Unggulan.


5. Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan yang baik berbasis 


Teknologi Informasi.

Pembangunan Smart City Kota Tangerang Selatan


Kerangka pikir Smart City mengikuti Masterplan Smart City 


yang disesuaikan oleh Buku Panduan Penyusunan Masterplan 


Smart City 2017 Gerakan Menuju 100 Smart City yang diterbitkan 


oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia 


tahun 2017.


Terdapat beberapa elemen utama kesiapan daerah cerdas 


yaitu:


1. Struktur: pembangunan sumber daya manusia pelaksana 


dan penerima manfaat Smart City, penyiapan sumber daya 


anggaran dan sumber daya tata kelola dan tata paming;


2. Infrastruktur: Pembangunan infrastruktur pendukung Smart 


City yang meliputi infrastruktur fisik, infrastruktur digital


atau TIK, dan infrastruktur sosial untuk kepentingan umum;


3. Suprastruktur: penyiapan kebijakan atau peraturan daerah, 


kelembagaan, dan tata-laksana pelaksanaan pembangunan 


Smart City.

 Smart Governance


1. Pelayanan Publik


Salah satu penunjang Smart Governance yaitu  pelayanan

publik. Pelayanan publik meliputi administrasi, jasa dan barang-barang. Pemkot diharapkan mampu melayani warga  dalam administrasi, jasa dan pengadaan barang-barang 


agar warga  dapat dengan mudah mendapatkan haknya 


sebagai warga Kota Tangerang Selatan seperti pembuatan 


KTP, sertifikat tanah dan sebagainya.


2. Manajemen Birokrasi yang Efisien


Penunjang kedua Smart Governance adalaah birokrasi yang 


efisien. Birokrasi yang tidak efisien akan membawa pemerintahan kota menjadi tidak adil, tidak bertangung jawab dan 


tidak transparan. Jika ini terjadi maka dibuatlah e-planning, 


e-budgeting, e-monev, dan sebagainya. Sistem ini sebaiknya 


diintegrasikan dengan e-gov agar adanya integrasi antara 


OPD (Organisasi Perangkat Daerah). Smart e-gov ini perlu 


didukung oleh COC (City Operation Center).


3. Efisiensi Kebijakan Publik


Kebijakan publik dimulai dari inisiatif yang tinggi dari pemerintahan kota untuk meningkatkan keefisienan dengan cara


membuat peraturan yang dapat diakses dengan mudah oleh 


warga kota dan peraturan ini  memiliki dampak yang 


positif bagi aspirasi warga  yang berkesinambungan.

Smart Branding


1. Membangun dan Memasarkan Ekosistem Pariwisata 


Membangun tempat tujuan pariwisata yang layak bagi para gerombolan wisatawan ; membangun infrastruktur jalan, hotel, restauran 


dan sebagainya untuk memudahkan para gerombolan wisatawan  sampai dan 


nyaman berada disana; dan mengembangkan budaya ramah 


dan pembelajaran bahasa agar para para gerombolan wisatawan  dapat berkomunikasi dengan warga sekitar.


2. Membangun platform dan Memasarkan Ekosistem Bisnis 


Daerah


Membangun pasar, portal investasi daerah dan memasarkan 


jasa dan industri kreatif daerah seperti kuliner, fashion, kesenian, dan lain-lain.


3. Membangun dan Memasarkan Wajah Kota


Membangun arsitektur kota yang mencerminkan nilai-nilai 


daerah dengan tata ruang dan tata wilayah yang bersih, indah, 


dan rapih bertaraf internasional.


Smart Economy


1. Membangun Ekosistem Industri yang berdaya saing


Membangun industri primer (pertanian, peternakan, dan perikanan), sekunder (gas, listrik, manufaktur, pengolahan dan 


pengepakan) dan tersier (perdagangan dan pasar daerah). 2. Membangun Kesejahteraan Rakyat


Mewujudkan kesejahteraan melalui pendapatan rumah tangga, penyerapan tenaga kerja dan pemberdayaan ekonomi 


warga 


3. Membangun Ekosistem Transaksi Keuangan


Membangun transaksi keuangan yang cashless melalui 


e-money; membangun system bankable untuk akses permodalan; membangun e-commerce untuk mewujudkan ekosistem 


ekonomi digital.


Smart Living


1. Harmonisasi Tata Ruang Wilayah


Harmonisasi sangat penting untuk membentuk Smart Living 


seperti kenyamanan perumahan bagai warga, pusat bisnis 


yang menjadi pusat pemenuhan kebutuhan dan tempat rekrasi 


untuk melepas penat bagi keluarga.


2. Mewujudkan Prasarana Kesehatan


Prasarana kesehatan juga sangat penting seperti mewujudkan 


sumber kuliner atau tempat makanan yang sehat, dan tempat 


berolah raga yang tercukupi


3. Menjamin Ketersediaan Sarana Transportasi


Adanya sarana transportasi yang memadai bagi supply makanan sehat, kesehatan, mobilitas individual dan publik, dan 


penjemputan pasien jika ada yang sakit.

Smart Society


1. Mewujudkan Interaksi warga  yang Efisien


Smart society dapat diwujudkan dengan interaksi antara individual meningkat. Biasanya keterbatasan interaksi sangat dipengaruhi oleh waktu dan tempat sehingga untuk berkomunikasi membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Oleh sebab itu, 


di era digital ini teknologi informasi menjadi peran penting 


bagi warga  untuk bersosialisasi seluas-seluasnya tanpa 


terbatas waktu, ruang dan biaya. Sebagai contoh Komunitas 


UKM Tangerang Selatan. Sudah adanya Portal Web UKM 


yang memudahkan para UKM berinteraksi dengan sesama 


dan konsumen.


2. Membangun Ekosistem Belajar yang Efisien


Smart Society juga tidak terlepas dari keberadaan pendidikan 


formal dan informal. Keberadaan kedua lembaga ini  


sangat mendukung adanya pemberian kesempatan seluasluasnya atas bagi warga kota untuk menerima pendidikan 


termasuk kaum disable. Membangun platform seperti smart 


school, smart pesantren, smart training, dan lain lain agar 


tujuan smart society tercapai.


3. Mewujudkan Sistem Keamanan warga 


Mewujudkan sistem yang bebas bencana sehingga warga  


merasa aman tinggal di lingkungan perumahan sebab  kese

lamatan jiwa dan harta bendanya sudah diprogramkan melalui 


sumber daya dan alat kelengkapan pemerintah.


Smart Environment


1. Mengembangkan Program Proteksi Lingkungan (Protection)


Perlindungan dikembangkan kepada udara, air dan tanah sebab  kehidupan di Urban legend  sangat dekat dekat dengan polusi 


udara, limbah dan plastik. Sebagai contoh perkembangan 


sensor Internet of Thing, membangun ruang terbuka semua  hijau, 


melakukan restorasi sungai yang memiliki pencemaran yang 


tinggi, dan mengendalikan polusi udara.


2. Mengembangkan Tata Kelola Sampah dan Limbah (Waste)


Tata kelola limbah dari rumah tangga, industri dan umum 


secara urgent harus dikembangkan agar tidak merusak air, 


tanah dan udara sebagai contoh mengembangkan sistem tata 


kelola limbah rumah, industri, dan sampah publik. 


3. Mengembangkan Tata Kelola Energi yang Bertanggung jawab 


(Energy)


Tata Kelola energi harus dilakukan secara efisien, bertanggung


jawab dan berkelanjutan agar perlindungan dan tata kelola 


tetap dilaksanakan walaupun berganti kepemimpinan. Sebagai contoh biogas, energi suara, tenaga angin, biomassa, dan 


lain-lain

Smart Regional 


Smart Regional yaitu  tingkat kematangan sebuah daerah 


dalam mengimplementasikan kombinasi antara kemampuan berdasar  readiness dan kinerja daerah berdasar  performa 


Smart Region. Tingkat kematangan suatu daerah dibagi menjadi 


empat tingkat yaitu initial, developing, managed, dan optimized.

Pengertian Ekonomi


Ekonomi berasal dari bahasa Yunani asal kata “oikosnamos”


atau “oikonomia” yang memiliki artinya “manajemen urusan rumah 


tangga” khususnya penyediaan dan administrasi pendapatan (Sastradipoera, 2001:4) (baehaqi). Menurut Albert L. Meyers ilmu ekonomi yaitu  ilmu yang mempersoalkan kebutuhan dan pemuas 


kebutuhan manusia. 


J.L. Meij menyatakan, ilmu ekonomi yaitu  ilmu tentang 


usaha manusia ke arah kemakmuran. Samuelson dan Nordhaus 


mengemukakan, “ilmu ekonomi merupakan studi tentang perilaku 


orang dan warga  dalam memilih cara memakai  sumber 


daya yang langka dan memiliki beberapa alternatif pemakaian , 


dalam rangka memproduksi berbagai komoditi, untuk lalu  


menyalurkannya baik saat ini maupun di masa depan kepada berbagai individu dan kelompok yang ada dalam suatu warga . 


Menurut Samuelson, ilmu ekonomi merupakan ilmu pilihan. 


Ilmu yang mempelajari bagaimana orang memilih pemakaian  


sumber-sumber daya produksi yang langka atau terbatas untuk 


memproduksi berbagai komoditi, dan menyalurkannya ke berbagai 


anggota warga  untuk segera dikonsumsi.


Indikator perhitungannya yaitu  Produk Domestik Bruto 


(PDB). PDB yaitu  nilai barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksi di dalam Negara ini  dalam satu tahun tertentu. Untuk menghitung nilai barang dan jasa dalam satu perekonomian 


ada tiga cara yaitu:


1. Cara pengeluaran yaitu dengan menjumlahkan peneluaran 


ke atas barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksikan di

dalam negara ini .


2. Cara produksi atau cara produk neto yaitu menjumlahkan 


nilai produksi barang dan jasa yang diwujudkan oleh berbagai 


sektor usaha dalam perekonomian.


3. Cara pendapatan yaitu perhitungan pendapatan nasional diperoleh dengan cara menjumlahkan pendapatan diterima oleh 


faktor-faktor produksi yang dipakai  untuk mewujudkan 


pendapatan nasional. 


8.2 Pertumbuhan Ekonomi


Rumus pertumbuhan ekonomi yaitu  :


PDBt


 - PDBt-1


PDBt-1


x 100%


Di mana:


PDBt : Pendapatan Nasional dalam tahun t


PDBt-1 : Pendapatan Nasional sebelum tahun t


Menurut Mohammad Abdul Muhyi Trend dan sumber pertumbuhan ekonomi yaitu :


1. Upah dan laba tanpa trend seperti upah riil dan bunga riil.


2. Trend pokok dari pertumbuhan ekonomi seperti penduduk 


berkembang lebih rendah dari persediaan modal, tingkat 


upah riil naik dengan kuat, porsi upah dan gaji terhadap total 


pengembalian pada barang modal dalam jangka panjang 


bergerak gerak  sedikit, tingkat pengembalian modal (bunga riil) 


tidak jatuh, terdapat kenaikan rasio modal dan output, rasio 


tabungan terhadap total output nasional stabil, dan peningkatan produk nasional yang stabil.


Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan:


1. Tanah dan kekayaan alam.


2. Jumlah dan mutu penduduk serta tenaga kerja.


3. Barang modal dan tingkat teknologi.


4. Sistem sosial dan sikap warga .


5. Luas pasar.


8.3 Teori Pertumbuhan Ekonomi


Ada tiga sumber pertumbuhan ekonomi menurut Adam Smith 


meliputi akumulasi modal, akumulasi sumber daya manusia, dan

perubahan teknologi


Menurut Schumpeter, pertumbuhan ekonomi yaitu ” peningkatan output warga  yang disebabkan oleh semakin banyaknya 


faktor produksi yang diperpakai  dalam proses produksi tanpa 


adanya perubahan cara-cara atau teknologi itu sendiri”. 


Salah satu tolak ukur penting dalam menentukan keberhasilan 


pembangunan ekonomi yaitu  pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia tidak dapat dipisahkan oleh desentralisasi fiskal sejak 2001 yang awalnya berasal dari sentralistis.


Kebijakan desentralisasi fiskal diwujudkan dalam bentuk pemberian transfer terhadap daerah berupa dana perimbangan, 


dana otonomi dan khusus dan penyesuaian, serta dalam bentuk 


instrumen peningkatan potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD)”. 


Di samping itu, kenaikan pertumbuhan juga disebabkan 


rasio pajak menurun. Penurunan rasio pajak akan meningkatkan 


pendapatan disposable yang pada akhirnya mendorong kenaikan 


daya beli riil warga . Peningkatan investasi juga meningkatkan 


pertumbuhan ekonomi sebab  adanya perkembangan yang lebih 


cepat. 


Menurut penelitian Putri dkk (2015) model pertumbuhan 


ekonomi di Indonesia:


Y1


 = 0.367233 + 0.389295 X1


 – 0.419602 X2


 + 0.712989 X4


Di mana:


Y1 = Pertumbuhan Ekonomi


X1 = Otonomi Fiskal Daerah


X2 = Rasio Pajak


X4 = Investasi


Derajat otonomi fiskal daerah berpengaruh signifikan dan


positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Terdapatnya 


pengaruh yang signifikan secara parsial antara derajat ekonomi


fiskal daerah terhadap pertumbuhan ekonomi. Rasio pajak secara


parsial berpengaruh signifikan dan negatif terhadap pertumbuhan


ekonomi Indonesia. Secara parsial investasi mempengaruhi secara 


signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.


Hapsari dkk (2014), menyatakan bahwa indikator keberhasilan 


UKM yang dikemukakan oleh Sumodoningrat yaitu  merliputi:


1. Jumlah UKM.


2. Penyerapan Tenaga Kerja UKM.

3. Modal UKM.


4. Laba atau Keuntungan yang diperoleh UKM.


“Sektor UKM merupakan penyumbang terbesar Produk Domestik Bruto (PDB) secara nasional, Jawa Timur dan khususnya 


Kota Batu”. Oleh sebab  itu, Peran UKM terhadap pertumbuhan 


ekonomi daerah sangat penting. 


Y = 0.817585 + 0.010645X1


 - 0.001917X2


 + 0.134492X3


 + 0.163239X4


Di mana :


Y = Pertumbuhan Ekonomi Daerah


X1 = Jumlah UKM


X2 = Tenaga Kerja 


X3 = Modal UKM


X4 = Laba UKM


Dari persamaan di atas diketahui bahwa di Kota Batu 


banyaknya UKM (X1


) tidak berpengaruh parsial terhadap pertumbuhan ekonomi daerah (Y); penyerapan tenaga kerja (X2


) tidak berpengaruh secara parsial terhadap pertumbuhan ekonomi daerah; 


modal UKM (X3


) berpengaruh signifikan terhadap pertumbuha


ekonomi daerah (Y); laba juga memilki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah (Y).


Menurut Sundari (2018), Salah satu ukuran untuk mengukur 


daya saing yaitu  produktivitas. Produktivitas secara umum dapat 


dimaknai sebagai kemampuan menghasil