informatika 2

 


















erdas.

Di Rumania ada beberapa kota dengan inisiatif dalam menerapkan solusi kota cerdas seperti Bucharest, Brasov, Sibiu, Alba 

Iulia, Timisoara, Craiova dan Cluj-Napoca. Kota-kota ini relevan 

dari sudut pandang administratif, ekonomi, budaya, wisata, dan 

industri.

Untuk pertumbuhan kota yang cerdas dan berkelanjutan 

penting untuk mempromosikan pemakaian  sumber daya yang 

lebih efisien, ekonomi yang kompetitif dan basis ekonomi pada

pengetahuan dan inovasi 


 Studi masalah  Smart City

Manfaat solusi Smart City yaitu  pemanfaatan sumber daya 

yang efisien, peningkatan kualitas hidup, tingkat transparansi,

dan keterbuka semua an yang lebih tinggi terhadap warga negara. Studi 

ini mengusulkan analisis masalah  dan ikhtisar dua solusi Smart City: 

Peta Kota Cerdas dan aplikasi City Drop yang memfasilitasi akses 

dan memandu pemakai  ke tempat dan acara lokal.

Smart City Map - Aplikasi Peta Kota Cerdas yang diimplementasikan oleh ANAGRAMA mewakili hub data multifungsi, tersedia 

online dari aplikasi terminal bergerak gerak . Selain laporan insiden yang 

dikirim langsung, aplikasi juga menyediakan informasi yang dilokalkan memakai  infrastruktur digital "City Data Pub". 

Solusi perangkat lunak dikembangkan sehingga Aplikasi Peta Kota 

Pintar diproyeksikan sebagai peta multi-level, dipersonalisasi 

untuk berbagai kebutuhan dan bekerja dengan data real-time yang 

sangat besar.

Solusi perangkat lunak Smart City Map menyediakan fiturfitur berikut: Insiden Laporan; WIFI -WIFI  gratis; Aksesibilitas; LocalRecycle - Daur ulang secara lokal; City-Tourism - Wisata di kota.

Fitur Insiden Laporan memberi  kepada pemakai  kemampuan untuk langsung melaporkan ke pihak berwenang berbagai

insiden seperti lubang, lampu jalan yang rusak, tanda-tanda atau 

grafiti rusak dengan deskripsi, gambar dan geo-lokasi dan juga

menyediakan opsi untuk mengikuti evolusi panggilan ini , 

memiliki fungsi-fungsi berikut: pencarian, tampilan peta, filter

peta, mengirim insiden, dan interaktivitas.

Fitur WIFI -WIFI  Gratis mencari dan terhubung ke jaringan WIFI -WIFI 

gratis di area pemakai , dengan mempertimbangkan kekhasan 

masing-masing perangkat, dengan fungsi-fungsi berikut: database 

kota, pencarian, tampilan peta, jaringan, deskripsi informasi, dan 

koneksi WIFI -WIFI .

Fitur Aksesibilitas memungkinkan pencarian dan penemuan 

bangunan/restoran/tempat menarik dan juga menyediakan peluang transportasi bagi tuna netra, tuna rungu atau orang lumpuh 

dengan fungsi-fungsi berikut: Database tingkat kota, pencarian 

lokasi, pencarian berdasar  tempat tujuan, tempat saran, tampilan peta, perencanaan rute/navigasi, berbagi tempat, dan pengambilan.

Fitur Daur Ulang Lokal menawarkan kesempatan untuk me -

nampilkan pusat daur ulang, tempat pembuangan atau pusat pertukaran terdekat memakai  fungsi geolokasi, memiliki fungsi 

berikut: database, pencarian, tampilan peta, dan laporan sampah.

Fitur Pariwisata Kota menyediakan peta interaktif yang 

terstruktur sesuai dengan kebutuhan para gerombolan wisatawan  yang mempromosikan acara dan bisnis lokal, dengan fungsi-fungsi berikut: pencarian berdasar  tempat tujuan, pencarian peristiwa, tampilan 

peta, filter waktu, daftar acara, melihat detail acara, dan rumah

menandai.

City-drop

Sesuai dengan kebutuhan kota-kota untuk menciptakan pengalaman yang lebih baik bagi warga dan para gerombolan wisatawan , "City Drop"

yaitu  peta panduan interaktif virtual yang memperkenalkan 

tempat-tempat menarik kota, merinci aset budaya lokal dan acara 

sosial untuk penduduk lokal dan pengunjung. Aplikasi City-Drop 

yang diimplementasikan oleh ANAGRAMA - menyediakan solusi 

perangkat lunak yang akan mengubah kota menjadi perpustakaan 

virtual raksasa, melalui stiker kode QR yang ditempatkan di 

seluruh kota.

Alat ini membuat proses pengambilan keputusan jauh lebih 

efisien bagi pemakai  sebab  mereka dapat dengan cepat dan

mudah mengidentifikasi lokasi dan peristiwa terbaik. Penduduk

lokal atau para gerombolan wisatawan  dapat mengakses, misalnya, sastra klasik atau 

seni lokal melalui stiker-stiker ini yang ditempatkan di tempattempat seperti bangunan, halte bus, dan area taman.

Aplikasi ini memungkinkan modifikasi reguler konten dan

kejutan tersembunyi seperti kartu event gratis disediakan untuk 

mendorong pemakai  untuk mengikuti fitur-fitur baru. sifat  ini menjadikannya platform untuk konten publik dan iklan.

City-drop menyediakan fitur-fitur berikut: Temukan kota,

ikhtisar peta, kejutan, kustomisasi, integrasi sosial.

Aplikasi ini berguna untuk kedua pemakai , sebab  memberi  mereka informasi yang terus diperbarui mengenai acara 

seni dan budaya, dan bagi penyelenggara sebab  mereka dapat 

mempromosikan acara mereka.

Jobs-nearby

Dengan Pekerjaan-Terdekat, pasar kerja lokal mendapat alat 

yang cepat dan fleksibel untuk menghubungkan pencari kerja

dan perusahaan yang mempekerjakan secara real-time. Tawaran 

pekerjaan dapat ditampilkan di peta, difilter berdasar  lokasi

Anda, keterampilan, atau pembayaran.

Profil Komunitas opsional memungkinkan untuk menandai

atau membagikan penawaran menarik dan memberi  profil

individu pencari kerja dan perusahaan yang berpartisipasi.

Otentikasi pemakai  dilakukan melalui e-mail dan kata sandi, 

sesudah  membuat akun pemakai . Untuk mengikuti kecepatan yang 

lebih cepat di online, akun dapat dibuat memakai  Facebook - 

aplikasi ini terintegrasi.

Beli Lokal

Solusi Smart City Beli Lokal menghubungkan pemakai  ke 

toko-toko terdekat, yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan transaksi toko-toko lokal melalui aplikasi seluler dan 

situs web. Dikombinasikan dengan detail tentang jam buka dan 

area belanja pas, warga memiliki gambaran yang mudah dan terkini tentang kemungkinan belanja lokal. Dengan memasuk-masukan 

permintaan pencarian atau memilih kategori, hasilnya terdaftar 

berdasar  lokasi, hasil terdekat di bagian atas. Perusahaan dapat memakai  antarmuka situs web untuk mempublikasikan 

produk mereka dan informasi terkait.

Fitur utama aplikasi Beli Lokal yaitu : cari berdasar  Lokasi 

- cari toko-toko lokal untuk produk dan merek dengan API otentikasi FB dan mengambil data langsung dari sana. sesudah  membuat 

akun, pemakai  dapat memulai mengisi profilnya. Data profil bersifat umum, na namun  juga sangat profesional, seperti keahlian sebelumnya dari setiap pekerjaan, bahasa asing, pendidikan, dan lainlain.

Ikhtisar Peta - ikhtisar tentang produk dan penjualan toko 

terdekat Filter-Fungsionalitas - menyaring hasil berdasar  jarak, 

merek atau kategori-toko Detail-View - memberi  daftar harga, 

informasi kontak tentang produk dan produk dan merek terkait 

Penerbitan Portal - pemilik toko dapat mempublikasikan produk 

mereka saat ini dan mempromosikan manfaat utama penjualan 

fokus lokal yang kuat sebab  berbagai perusahaan berbasis kota. 

Platform promosi tambahan untuk perusahaan lokal dan kurangi 

kelebihan pasokan dengan perbandingan konstan.

Era baru teknologi digital menciptakan beberapa peluang 

bagi kota untuk menghadapi tantangan di abad ke-21. Fungsi 

real-time dari kota-kota dapat lebih baik dipahami memakai  

teknik penginderaan, dan analitik data untuk membantu pembuat 

kebijakan untuk menyusun strategi jangka panjang. Meningkatnya 

perambatan smartphone yang memungkinkan akses ke informasi 

di mana saja melalui jaringan seluler dapat mengubah cara warga memakai  kota. Namun, itu bukan panggilan yang mudah bagi pemerintah untuk menganalisis tantangan dalam hal 

pengembalian ekonomi, nilai bagi warga negara, implikasi pada 

struktur organisasi, kebutuhan operasional, dan bagaimana 

investasi sesuai dalam ranah strategi politik dan pemerintahan 

Dalam mengejar Kota Pintar, pejabat kota bergerak gerak  menjauh dari pendekatan top-down dan tertutup tradisional untuk 

perencanaan, menuju sistem pemerintahan yang terbuka semua , transparan dan inklusif. Alat-alat yang mulai dipakai  dalam proses 

ini termasuk - jaringan terbuka semua  dan inklusif, infrastruktur data

terbuka semua , visualisasi, keterlibatan warga, simulasi dan permainan, 

dan struktur manajemen terpadu (Cina  daratan  Academy of Information 

and Communications Technology, 2015).

masalah  Cina  daratan  dan Rakyat India 


Era baru teknologi digital menciptakan beberapa peluang 

bagi kota untuk menghadapi tantangan di abad ke-21. Fungsi 

real-time dari kota-kota dapat lebih baik dipahami memakai  

teknik penginderaan, dan analitik data untuk membantu pembuat 

kebijakan untuk menyusun strategi jangka panjang. Meningkatnya 

perambatan smartphone yang memungkinkan akses ke informasi 

di mana saja melalui jaringan seluler dapat mengubah cara warga memakai  kota. Namun, itu bukan panggilan yang mudah bagi pemerintah untuk menganalisis tantangan dalam hal 

pengembalian ekonomi, nilai bagi warga negara, implikasi pada 

struktur organisasi, kebutuhan operasional dan bagaimana investasi sesuai dalam ranah strategi politik dan pemerintahan 

Dalam mengejar Kota Pintar, pejabat kota bergerak gerak  menjauh dari pendekatan top-down dan tertutup tradisional untuk 

perencanaan, menuju sistem pemerintahan yang terbuka semua , transparan dan inklusif. Alat-alat yang mulai dipakai  dalam proses 

ini termasuk - jaringan terbuka semua  dan inklusif, infrastruktur, data 

terbuka semua , visualisasi, keterlibatan warga, simulasi dan permainan 

serta struktur manajemen terpadu (China Academy of Information 

and Communications Technology, 2015)

Secara historis, Urban legend isasi di Rakyat India  sebagian besar tidak terencana sehingga perencanaan tata ruang dan pemeliharaan 

infrastruktur perkotaan tetap sangat tidak memuaskan . Rakyat India , sebagai negara masih mengusung tagline 

bangsa yang sedang berkembang meski pertumbuhan ekonomi 

dan oleh sebab  itu perlu mengambil langkah yang tepat untuk 

mewujudkan ambisinya. Inisiatif pemerintah Rakyat India  untuk mengimplementasikan 100 kota pintar di Rakyat India  dalam dua dekade berikutnya yaitu  usaha  ambisius dengan mempertimbangkan posisi 

Rakyat India  perkotaan saat ini,  Rakyat India  meluncurkan proyek 

kota cerdasnya yaitu  langkah ke depan untuk memeriksa kota-

kotanya yang memerlukan analisis dan perencanaan yang cermat 


sebelum implementasi. Salah satu titik referensi Rakyat India  yang sering 


yaitu  tetangganya Cina  daratan , yang secara konsisten telah melihat tingkat Urban legend isasi yang jauh lebih tinggi dan telah memulai proyekproyek percontohan kota-kota cerdas beberapa tahun sebelum 


Rakyat India . Cina  daratan , ekonomi yang sedang tumbuh seperti Rakyat India  mulai 


memperluas dan membangun kota-kota baru hampir satu dekade 


lebih awal dari Rakyat India , untuk memenuhi migrasi perkotaan skala 


besar dari pedesaan Cina  daratan  ,

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara kritis 


usaha -usaha  Cina  daratan  untuk mengimplementasikan kota-kota cerdas 


baik dalam hal keberhasilan dan kegagalan dan berdasar  


penelitian, untuk menarik pelajaran yang sesuai untuk Rakyat India . 


Tujuan utamanya yaitu  i) untuk menelusuri kembali perjalanan 


kota cerdas Cina  daratan  dan memahami metodologi yang dipakai nya, 


untuk menyandingkan dan membandingkan dengan usaha  Rakyat India  


dan ii) untuk menganalisis hambatan yang dihadapi oleh Cina  daratan  dalam mengimplementasikan proposal Kota Pintar, bersama dengan 


trade-off itu harus membuat pertumbuhan cepat. Secara kontekstual, ini yaitu  perbandingan yang signifikan,  bahwa tidak pernah dalam sejarah 


memiliki dua negara besar (dalam hal jumlah penduduk) telah 


mengalami Urban legend isasi pada kecepatan yang demikian pada saat 


yang sama. Makalah ini dimulai dengan pengenalan tentang 


perkembangan kota cerdas, lalu membandingkan waktu perjalanan Tiongkok dan kota pintar Rakyat India  dari literatur yang tersedia. lalu  mempertimbangkan metodologi Cina  daratan  untuk 


misi kota cerdasnya dan menarik kesejajaran dengan usaha  


Rakyat India  dengan membandingkan dokumen kebijakan. Akhirnya 


beberapa kelemahan pertumbuhan cepat Cina  daratan  didiskusikan untuk 


mendapatkan wawasan. Sementara pendekatan Rakyat India  dianalisis 


memakai  dokumen Smart Cities Mission and Guidelines (Kementerian Pembangunan Perkotaan, 2015), kurangnya dokumen 


kebijakan dalam bahasa Inggris merupakan rintangan utama 


dalam meneliti pada misi Kota Cerdas Cina  daratan . Oleh sebab  itu, penelitian ini harus bergantung pada laporan yang ditugaskan oleh 


lembaga eksternal dan karya akademis

Gerakan Kota Cerdas


Model perencanaan kota disusun selama era modern - mulai 


dari gerakan kota taman hingga kotak pabrik Le Corbusi, ke model 


pinggiran kota - disesuaikan, dibangun, direproduksi, dan akhirnya 


ditolak, meninggalkan kesan yang tak terhapuskan dan tak dapat 


diubah pada lanskap perkotaan. Pindah ke abad kedua puluh satu 


strategi kota pintar dianggap sebagai visi jangka panjang oleh 


banyak kota di seluruh dunia seperti London, Helsinki, Melbourne, 


Brisbane, Wina, Stockholm, dan Paris. Kota pintar tampaknya 


menjadi langkah berikutnya yang tak terelakkan yang memiliki 


teknologi di garis terdepan fungsi perkotaan 

Namun, belum ada definisi yang diterima untuk kota pintar saat


ini, meskipun ada beberapa yang bersaing dari berbagai sumber. 


‘Kota Pintar’ masih dianggap sebagai konsep fuzzy dan sering 


dipakai  secara bergantian dengan istilah lain seperti kota berkabel, cerdas, dan digital. Salah satu definisi yang sangat tinggi


menyatakan kota-kota untuk menjadi "pintar ketika investasi 


dalam modal manusia dan sosial dan tradisional (transportasi) 


dan modern (ICT) infrastruktur bahan bakar pembangunan yang 


berkelanjutan dan kualitas hidup yang tinggi, dengan pengelolaan sumber daya yang bijaksana, melalui pemerintahan yang 


partisipatif" () posisi


di Kota Pintar yaitu  bahwa mereka harus didasarkan pada modal manusia dan sosial daripada hanya fokus pada teknologi komunikasi. Ini yaitu  titik referensi yang kuat dalam hal mencapai 


keseimbangan antara memakai  teknologi canggih dan tetap 


mempertahankan aspek kemanusiaan.


, mengidentifikasi enam “sumbu” atau dimensi kota pintar sebagai ekonomi pintar, mobilitas cerdas, lingkungan cerdas, kehidupan cerdas, orang pintar, dan tata kelola 


yang cerdas. 


Hu (2015), menyatakan bahwa kemajuan dalam teknologi dan 


pengetahuan telah memungkinkan arah baru untuk pembuatan 


kebijakan untuk meningkatkan keberlanjutan dan daya saing perkotaan. 


setuju bahwa kemajuan ini, terutama 


dalam bentuk digital memiliki potensi untuk mengatasi beberapa 


masalah ekonomi, lingkungan dan sosial yang kita hadapi dalam

skala global. 


, berkata kata  bahwa pemakaian  TIK sendiri tidak dapat menjadikan kota pintar kecuali 


dilengkapi dengan dimensi lain seperti fasilitas budaya dan alam, 


pengetahuan dan wilayah inovasi, orang dan keterampilan dan 


akhirnya pemerintahan.


 menyajikan tinjauan mendetail tentang 


praktik kota cerdas di berbagai benua. Meninjau literatur yang 


tersedia mengungkapkan bahwa kota-kota di lokasi geografis yang


berbeda di seluruh dunia sedang bereksperimen dengan berbagai 


aspek teknologi. Terkadang, berbagai kota di negara yang sama 


menerapkan strategi berbeda untuk menerapkan teknologi kota 


cerdas, sebab  pendekatan 'satu ukuran cocok untuk semua' tidak 


akansesuai.Olehsebab  itu,tantangannya yaitu mengidentifikasi


kemungkinan dan masalah dalam memposisikan perencanaan 


kota berbasis teknologi dan menyusun pedoman yang tepat untuk 


Rakyat India . 


Laporan Urban legend  Urban legend ization Trends (Perserikatan BangsaBangsa, 2014) menyoroti bahwa Cina  daratan  dan Rakyat India  akan mencatat 


lebih dari sepertiga dari peningkatan populasi perkotaan yang diharapkan antara 2014 hingga 2050. Ini yaitu  tambahan dari 758 


juta yang sudah tinggal di perkotaan Cina  daratan  dan 410 juta di perkotaan 


Rakyat India , terhitung setengah dari populasi perkotaan dunia (lihat 


Gambar 1). Rakyat India  dan Cina  daratan  menghadirkan dua masalah  unik dalam 


hal ini skenario menjadi dua paling banyak negara terpadat di 


dunia, dengan Cina  daratan  menjadi pelopor dalam Urban legend isasi yang cepat. 


Meskipun masing-masing negara dan dalam hal ini masing-masing 


kota itu sendiri menyajikan serangkaian masalahnya sendiri, Rakyat India  


dapat belajar lebih banyak dari Cina  daratan  daripada negara lain mana 


pun, ketika datang ke perencanaan pembangunan perkotaan untuk 


massa. Bagian selanjutnya akan bertujuan untuk memahami kota 


pintar transformasi di kota-kota Cina  daratan .



The Oriental Express



mengidentifikasi tiga peristiwa penting


yang telah membentuk dan akhirnya memuncak menjadi 


transformasi kota-kota Cina  daratan  yang cerdas. Proyek "delapan emas" pada tahun 1995 mengawali era informatisasi perkotaan 


di Tiongkok. Peristiwa kedua menandai pembangunan, pada 


1998 kerangka infrastruktur perkotaan digital oleh 300 kotakota Cina  daratan , difasilitasi oleh biro informasi geografis pemetaan


nasional. Periode 2006-2008 menandai peristiwa kunci ketiga, 


dengan perkembangan internet hal-hal dan teknologi cloud 


computing. Ini membuka jalan bagi konsep kota pintar yang 


didasarkan pada infrastruktur cerdas. Meskipun kota pintar 


merupakan konsolidasi infrastruktur informasi awal, mereka 


mewakili sistem canggih yang didasarkan pada integrasi dan 


pembagian sumber informasi dari infrastruktur dan layanan 


yang mendasarinya.


berbagi pandangan mereka bahwa konsep 


kota pintar di Cina  daratan  berakar pada tren 'kota digital' di tengahtengah kota-kota utama Cina  daratan  sesudah  permulaan milenium. 


Untuk melengkapi ini, administrasi nasional survei, pemetaan, 


dan informasi geo mengembangkan platform digital pada 


2006 untuk informasi geo untuk berfungsi sebagai platform


perencanaan untuk berbagai kota. Demikian juga, sejak awal 


1980-an, konsep-konsep cerdas dalam bangunan mulai terbentuk di Cina  daratan . Ini awalnya dilaksanakan terutama di gedunggedung publik dan rumah tinggal, perlahan menyebar ke tipologi bangunan lain dan akhirnya diperluas ke skala kota yang 


lebih besar. 


The Shanghai Expo pada 2010 berfungsi sebagai media 


transisi yang mengakibatkan banyak kota besar di Cina  daratan  


menetapkan mata mereka pada perkembangan kota cerdas 


. Ini mengawali lonjakan pertumbuhan kota-kota 


yang berpusat pada teknologi yang mulai berkembang dengan 


sangat cepat, dengan tema Shanghai Expo 2010 tentang 


‘Kota yang Lebih Baik, Kehidupan yang Lebih Baik’ yang 


menjadi katalis bagi inisiasi Tiongkok untuk menciptakan 


kota pintar. Ekspo meliputi perencanaan tingkat tinggi dan 


termasuk beberapa sistem aplikasi teknologi informasi untuk 


merencanakan, membangun dan mengoperasikan mengpakai  platform GIS, mengontrol arus penumpang dan 


sistem keamanan, mengelola energi, dan parameter lingkungan untuk beberapa nama Meskipun para penulis yang berbeda berbagi perspektif 


yang berbeda, terbukti bahwa misi Kota Pintar Nasional Cina  daratan  


yaitu  puncak dari transformasi perkotaan 


yang terfokus. Mengikuti perkembangan ini, Kementerian 


Perkotaan - Pembangunan Rural memulai proyek percontohan kota pintar pertama untuk 90 kota termasuk kota 


tingkat prefektur, distrik, dan kota ). Garis 


waktu menggambarkan apa yang terjadi selanjutnya di perjalanan Cina  daratan . Proyek-proyek percontohan Kota Pintar ini memiliki berbagai tingkat perencanaan pengembangan cerdas 


yang diidentifikasi secara individual untuk setiap kota oleh


pemerintah daerah masing-masing. Misalnya, Beijing bertujuan untuk mengaktifkan 'kehidupan cerdas' untuk semua 


orang sementara kota Ningbo menargetkan 'logistik cerdas' 


untuk port model internasionalnya , Singkatnya, 


Cina  daratan  telah memiliki pembangunan perkotaan yang eksplosif 


yang berpusat pada megaproyek di kota-kota utamanya 


seperti Beijing, hongkong,Shanghai, Guangzhou, Shenzhen, Kunming 


dan Chongqing ,

Laporan oleh Unit Kebijakan Pusat (GVT Hong Kong), 


2015 menguraikan lima berikut sebagai sifat  utama 


dari proposal dokumen misi kota pintar Cina  daratan :


Untuk mempromosikan gaya hidup hijau dan rendah


karbon dan pengelolaan sistem kota yang ramah pemakai  


yang terpusat pada orang.


Untuk menempatkan kepentingan tinggi pada pengembangan kota-kota cerdas strategis yang tinggi pada indeks 


sosio-ekonomi, dengan relevansi yang diberikan kepada 


pendekatan desain yang terkoordinasi dengan baik dan 


top down.


Kutipan baru yang direncanakan harus menggabungkan


berbagai fungsi kota pintar.


Kolaborasi antar-kota untuk mengembangkan klaster


kota pintar di tingkat provinsi untuk pendekatan holistik.


Untuk memanfaatkan kota pintar sebagai alat untuk


mempromosikan di bawah daerah-daerah maju di negara 


ini dan untuk mempercepat Urban legend isasi di daerah-daerah 


ini.Metodologi Cina  daratan 


Cina  daratan  memiliki salah satu tingkat Urban legend isasi tertinggi di 


antara negara-negara dunia dengan tingkat 52,6% yang dicapai pada 2012. Berbagai departemen pemerintah bersama 


dengan pemerintah kota mempromosikan perkembangan 


kota cerdas di Cina  daratan . Pada 2013, sebanyak 311 kota di Cina  daratan  


telah memulai pembangunan kota pintar termasuk tingkat 


sub-provinsi, tingkat prefektur, dan tingkat negara. Dalam 


rangka membangun basis ilmiah dan bertindak sebagai thinktank penelitian, Cina  daratan  Urban legend  Science Research Council mendirikan Laboratorium Bersama Kota Pintar Nasional. Sejauh 


ini 19 laboratorium gabungan telah dibentuk dengan institusi 


domestik dan asing untuk penelitian sains kota pintar (Chinese 


Society of Urban legend  Research , n.d.).


a. Komisi Eropa dan Cina  daratan  melaporkan tentang kemitraan 


Kota Pintar, yang membandingkan proyek-proyek percontohan Kota Pintar dari Eropa dan Cina  daratan  

mendaftar analisis metodologi Cina  daratan  berikut bersama dengan tantangan yang dihadapi di berbagai bidang. Sebuah 


Pemerintahan Cina  daratan  mengikuti pendekatan 'top down'


tradisional dengan masing-masing kota memiliki kelompok kepemimpinan kota pintar sendiri dengan struktur kepemimpinan formal. Selain itu, indikator kinerja 


utama (KPI) untuk setiap kota, berdasar  tolok ukur 


internasional ditetapkan dengan sistem data terbuka semua  dan 


portal diadopsi sebagai prioritas utama.


Salah satu tantangan utama yang dihadapi yaitu 


kesulitan dalam melibatkan pemangku kepentingan 


warga , yang terdiri dari kelompok warga  


informal kecil dan lembaga berskala besar - untuk 


menyelaraskan dengan tujuan yang berbeda. Selain itu, pemerintah kota perlu mengatasi risiko meminggirkan layanan hanya untuk bagian warga  


yang memiliki smartphone. sebab  sebagian besar 


komunitas tidak akan memiliki akses ke ponsel cerdas 


dan teknologi seluler lainnya, ketentuan harus dibuat 


untuk strategi multi-saluran.


b. Pendanaan. Kota-kota pintar di Cina  daratan  didanai melalui me-kanisme pendanaan publik di tingkat pemerintah daerah 


dan dalam beberapa masalah  dari Pemerintah Provinsi dan 


Nasional. Selain itu, perintis kota pintar mendirikan 


Kendaraan Pembiayaan Pemerintah Daerah (LGFV) untuk 


memungkinkan kota-kota mengumpulkan dana melalui 


kombinasi pinjaman bank, obligasi, dan penawaran 


umum pasar saham. Kota-kota seperti Tianjin, Chengdu, 


dan Qinghai berhasil mendapatkan investasi langsung 


asing.


Namun, tantangan pendanaan yang dihadapi oleh


Cina  daratan  termasuk - menyampaikan nilai dalam hal manfaat-biaya kepada investor potensial di sektor swasta 


dan meningkatnya utang pemerintah yang menyebabkan peringkat kredit LGFV menurun dari beberapa kota di Cina  daratan . Ini mengarah pada biaya finansial yang lebih besar untuk mendanai proyek kota 


pintar.


c. Model Bisnis. Sebagian besar proyek percontohan kota 


pintar dibentuk melalui kemitraan publik-swasta yang 


bekerja berdasar  model ‘Build and Operate’ atau 


‘Build, Transfer, dan Operate’ atau ‘Build and Transfer’. 


Dalam banyak masalah , risiko jangka panjang jatuh pada 


sektor swasta. Namun, beberapa kota di Cina  daratan  telah bermitra dengan perusahaan telekomunikasi untuk memberi  layanan kepada pelanggan berdasar  pembagian keuntungan/biaya.


Tantangan utama yaitu  bahwa kota pintar yaitu 


perusahaan tanpa tahap penyelesaian yang pasti. 


Oleh sebab  itu, penting untuk memiliki model operasi yang berkelanjutan bahkan sesudah  tujuan pembangunan tercapai, operasi bahkan sesudah  tujuan 


pengembangan tercapai.


 d. Layanan kota cerdas. Solusi berbasis energi dan aplikasi 


terkait transportasi yaitu  dua layanan kota pintar paling 


populer yang diadopsi oleh kota-kota percontohan di 


seluruh dunia. Namun, beberapa kota di Cina  daratan  juga memasuk-masukan  layanan administrasi publik sebagai bagian 


dari portofolio layanan pintar.

  Tantangan utama dalam layanan kota cerdas meliputi


- banyak pemangku kepentingan terhadap satu 


pelanggan yang membutuhkan desain antarmuka 


canggih dan mengelola risiko yang melibatkan 


penyimpanan dan pengendalian informasi pribadi/


rahasia sebab  akses data terbuka semua .


e. Teknologi. Dalam hal teknologi, kesulitan yang dihadapi 


yaitu  Konektivitas - Broadband – Sebuah jaringan terko -


neksi berkapasitas tinggi untuk operasi nirkabel dan tetap 


diidentifikasi sebagai elemen kunci dalam infrastruktur kota


pintar. Ini mendorong kebutuhan untuk infrastruktur broadband nasional dan regional yang dapat melibatkan biaya implementasi yang tinggi, terutama di daerah terpencil.


• Internet of Everything - Persyaratan untuk memberi  layanan berbasis teknologi kepada semua 


orang yaitu  memiliki jaringan TIK yang akan 


mengantarkan Internet of Everything (IoE) yang 


menghubungkan semua informasi aset publik ke 


publik. Up-grading dari jaringan IP yang ketinggalan 


jaman digabungkan dengan kekurangan teknisi ahli 


untuk diimplementasikan dapat menjadi hambatan 


utama bagi banyak pemerintah kota.


• Smart personal devices - Smartphone memberi  


pengaruh yang besar dalam hal daya komputasi yang 


dapat diakses yang dapat menghasilkan data besar. 


Pemerintah kota dapat menawarkan aplikasi berbasis 


ponsel pintar sebab  jumlah ponsel pintar meningkat 


sehingga membantu terhubung secara cepat dengan 


warga. Kekurangannya yaitu  kemungkinan kesenjangan digital antara warga yang memiliki ponsel cerdas dan yang tidak perlu dipertimbangkan saat membingkai antarmuka.


• Cloud computing - Cloud computing yaitu  layanan 


penting lain yang diterapkan sebagian besar kota Cina  daratan . 


Namun, ini yaitu  forum yang menantang sebab  


melibatkan masalah keamanan yang kompleks, mengelola komponen cloud yang kompleks dan interoperabilitas, masalah privasi, dan bahaya kunci vendor.

Big data analytics - Vast data dari berbagai aplikasi 


dan sumber membantu dalam memperoleh pengetahuan tentang fungsi kota dan untuk meningkatkan 


produktivitas. Namun, memproses beberapa  besar 


data bersama dengan pengambilan dan penyimpanan 


yang aman, menyortir, berbagi, dan menganalisis data 


merupakan tantangan besar untuk dipertimbangkan.


masalah  Rakyat India  - Kecepatan Siput


Kebutuhan


Beberapa peneliti telah membandingkan perbedaan 


yang jelas antara jalur Urban legend isasi yang dipilih oleh Rakyat India  dan 


Cina  daratan .  menyoroti bahwa Rakyat India  


memiliki tingkat Urban legend isasi yang jauh lebih besar daripada 


Cina  daratan  hingga 1950 na namun  Cina  daratan  bergerak gerak  maju dengan kuat, 


sehingga pada 2005 41% populasi Cina  daratan  tinggal di kota-kota 


dibandingkan dengan 29% di Rakyat India  untuk hal yang sama. 


periode. Mereka juga mencatat bahwa Cina  daratan  telah menciptakan 


sebuah model untuk praktik internal untuk transformasi 


Urban legend  yang konsisten dalam hal pemerintahan, perencanaan 


kota, bentuk dan pola kebijakan Urban legend isasi di seluruh negeri 


dan di dalam kota-kota. Sebaliknya, Rakyat India  kurang berinvestasi 


dalam belanja infrastruktur perkotaan dengan jumlah yang 


relatif kecil $ 17 per kapita dibandingkan dengan $ 116 oleh 


Cina  daratan  (Dobbs & Sankhe, 2010). 


Pengamatan penting lainnya yaitu  para walikota di kotakota besar Cina  daratan  dipercaya dengan kekuatan dan tanggung 


jawab yang lebih besar daripada rekan-rekan mereka di Rakyat India . 


Perbedaan utama dalam jalur Urban legend isasi yang dipilih oleh 


kedua negara yaitu  bahwa Cina  daratan  telah membuat pendekatan 


yang disengaja dan sistematis untuk mengelola pertumbuhan 


perkotaannya, sementara Rakyat India  hampir tidak memperhatikan 


transformasi inheren yang terjadi di dalam. Sementara Cina  daratan  


berinvestasi lebih banyak di kota-kotanya daripada permintaan, Rakyat India  kekurangan investasi. Oleh sebab  itu, perlu 


waktu untuk Rakyat India  untuk memulai langkah-langkah drastis untuk memenuhi permintaan yang meningkat untuk 


memenuhi kekurangan infrastruktur.

Misi Kota Cerdas


Salah satu visi utama yang disorot oleh pemerintah Pusat 


Rakyat India  baru yang mulai berkuasa pada 2014 yaitu  untuk 


membangun 100 kota pintar sebagai kota satelit di kota-kota 


besar di Rakyat India  dalam 20 tahun ke depan, yang diikuti dengan 


mengalokasikan dana di 2014-15 tahunan anggaran keuangan 


(Bhattacharya et. al., 2015). Ini memicu minat yang besar 


tidak hanya di dalam negeri na namun  juga dari berbagai negara 


termasuk Singapura, Jerman, AS, Jepang yang menawarkan 


bantuan teknologi (Sathiamoorthy, 2016). Namun, inisiatif 


ini oleh Perdana Menteri Rakyat India  Narendra Modi dianggap oleh 


Poole (2014) sebagai tanggapan terhadap dimasukkannya 


Cina  daratan  doktrin kota Smart dalam rencana kota besarnya. 


Draf Konsep Catatan tentang Kota Cerdas yang dirilis 


oleh Pemerintah Rakyat India  mengidentifikasi tekanan yang semakin besar pada daerah perkotaan di negara berkembang 


dan kebutuhan akan pertumbuhan yang terorganisir untuk 


mengakomodasi pola pertumbuhan masa depan (MoUD-Pemerintah, 2014). Mengingat ukuran negara Rakyat India  dalam hal 


jumlah penduduk, meskipun prosesnya tertunda, ini yaitu  


langkah penting menuju masa depan dan yang mengarah ke 


Rakyat India  untuk melihat praktik terbaik oleh negara lain. Bhan 


(2014) berdering dengan hati-hati mengenai usaha ini yang 


diusulkan oleh kota-kota cerdas baru yang berwirausaha ini 


tampaknya didorong oleh kepentingan perusahaan yang bisa 


berakhir menjadi komunitas yang sangat besar dan zona 


eksklusif yang semakin memperdalam kesenjangan sosial. 


Misi Kota Cerdas dimaksudkan untuk menjadi salah satu 


prioritas nasional utama bersama dengan Swachh Bharat atau 


Misi Clean Rakyat India , Make in Rakyat India  dan Digital Rakyat India .


6.5.4.3 Perbandingan dengan Metodologi Cina  daratan 


Dokumen misi Kota Pintar yang dikeluarkan oleh 


Pemerintah Rakyat India  (Kementerian Pembangunan Perkotaan, 


2015) memperbesar informasi tentang metode penerapan kota 


pintar di Rakyat India . Ketika membandingkan dokumen ini dengan 


metodologi Cina  daratan , pengamatan berikut dibuat.


a. Sebuah Pemerintahan - Misi bermaksud untuk mengalih-kan perwakilan yang setara ke semua tingkat pemerintahan 


dengan memasuk-masukan  Special Purpose Vehicle (SPV) 


untuk implementasi kota pintar, dengan mengatur anggota dari Pusat, Negara, dan Badan Lokal Perkotaan 


(ULB) atau dengan kata lain pemerintah kota. Pemerintah 


Negara Bagian dan ULB akan menjadi 50:50 pemegang 


saham, dengan otoritas dan fleksibilitas yang lebih besar


diberikan kepada SPV untuk melaksanakan proyek. Ini 


yaitu  tindakan terpuji seperti yang bisa dilakukan oleh 


satu badan pengatur memberi  hasil lebih cepat dan 


dengan cara yang efisien daripada mencari persetujuan


dari berbagai tingkatan.


b. Pendanaan - Pendanaan diumumkan sebagai skema yang 


disponsori pusat (CSS) dengan sekitar USD 15 juta yang 


dialokasikan oleh Pemerintah Pusat dengan kontribusi 


yang sama untuk disediakan oleh Negara dan ULB. Dana 


oleh pemerintah daerah diharapkan akan dihasilkan dari 


biaya pemakai  lokal, monetisasi lahan, pengumpulan 


utang, pinjaman dari institusi keuangan, kemitraan pemerintah-swasta (PPP), dan lain-lain. Namun, ada jauh 


lebih sedikit kejelasan dalam hal menarik investasi dari 


sektor swasta dan bisnis (Ministry of Urban legend  Development, 


2015). Investasi asing dan investor swasta akan dimotivasi 


oleh margin keuntungan dan sebab  itu kota-kota dengan 


kesehatan keuangan yang buruk dapat dianggap kurang 


baik. Selain itu, pendapatan berbasis kota tidak layak 


untuk investasi infrastruktur besar (Bhattacharya et al., 


2015). Tanpa pendanaan besar dari pemerintah dan mekanisme pembiayaan yang layak untuk mengamankan 


investasi, dimulainya misi kota pintar dapat ditunda


c. Model Bisnis - Tidak ada model bisnis yang jelas yang 


diidentifikasi dalam dokumen sebab  proposal dan implementasi yaitu  inisiatif yang digerakkan oleh pemerintah dengan proyek-proyek tertentu yang akan dilaksanakan berdasar  PPP. Tanpa mengikuti dasar 


pembagian laba/biaya yang diadopsi oleh kota-kota 


Cina  daratan , untuk menghasilkan investasi swasta dalam proyek 


dapat mengakibatkan hilangnya peluang penciptaan

pendanaan/pendapatan untuk kota-kota Rakyat India . Sifat 


terfragmentasi dari pelaksanaan pembangunan kota 


sebelumnya, seperti Jawaharlal Nehru National Urban legend  


Renewal Mission (JNNURM), telah menghasilkan nonpencapaian agenda utama (Kundu, 2014).


d. Layanan kota cerdas - Layanan cerdas yang dicakup di 


dalamnya - E-governance dan layanan warga, pengelolaan sampah, pengelolaan air, manajemen energi, dan 


mobilitas perkotaan. Proposal melihat pada strategi 


retrofitting area yang diidentifikasi di dalam kota, pengembangan kembali area built-in yang ada dengan peningkatan infrastruktur dan menerapkan setidaknya satu 


solusi pintar pan-kota yang melibatkan pemakaian  teknologi. Fokusnya lebih pada pembangunan perkotaan 


untuk mengurangi lacunae infrastruktur di kota-kota 


yang ada di Rakyat India .


e. Teknologi - Meskipun dokumen sering menyebutkan Teknologi Informasi dan infrastruktur yang diaktifkan Komunikasi dikembangkan, itu tidak menunjukkan rencana 


untuk meningkatkan konektivitas broadband nasional, 


membangun komputasi awan untuk operasi dan analisis 


data besar. Misi paralel dari 'Digital Rakyat India ' diluncurkan 


pada tahun 2015 membayangkan jalan raya broadband, 


e-government di semua tingkatan, informasi untuk semua 


dan elektronik pengiriman layanan sebagai beberapa 


ide utama dari misi. (Digital Rakyat India , 2016). Namun, tidak 


ada korelasi silang antara misi 'Pintar' dan 'Digital' 


Rakyat India . berdasar  literatur, perbandingan metodologi 


pendekatan kedua negara ditabulasikan di bawah ini.

Perbandingan ini menarik pelajaran penting bagi Rakyat India  terutama untuk pendanaan, memulai model bisnis yang jelas dan 


di bidang teknologi. Kurangnya, atau pendanaan yang tertunda 


memiliki efek yang merugikan pada langkah-langkah regenerasi 


perkotaan sebelumnya di Rakyat India  (Kundu, 2014) dan misi Kota Pintar 


dapat mengikuti jika strategi yang jelas tidak diberlakukan. Tanpa 


menentukan metode yang tepat untuk pelaksanaan proyek melalui 


kemitraan, kemajuan misi dapat terancam. Demikian juga, target 


yang jelas dan platform bersama untuk memantau kemajuan yang 


dibuat oleh misi yang tumpang tindih atau saling melengkapi harus 


diidentifikasi di semua tingkat pemerintah. Meskipun, Cina  daratan  telah

membuat kemajuan terpuji dengan perencanaan dan pelaksanaan 


metodis, ada beberapa kompromi di sepanjang jalan, seperti yang 


terlihat di bagian selanjutnya.


Trade-off dalam pertumbuhan cepat Cina  daratan 


Inklusivitas sosial


Salah satu masalah utama dalam pertumbuhan cepat Cina  daratan  


yaitu  sistem pendaftaran rumah tangga 'hukuo' yang tidak mencakup hampir 300 juta migran pedesaan ke perkotaan. Konversi 


dari pedesaan ke perkotaan 'hukuo' sering tidak mungkin sebab  


meninggalkan para migran ini dengan hanya akses terbatas ke 


pendanaan pemerintah untuk pendidikan dan perawatan kesehatan. Namun, 'rencana Urban legend isasi' yang dirilis oleh Cina  daratan  pada 2014 


mengakui masalah ini dan telah menetapkan target konservatif termasuk setidaknya 100 juta ke perkotaan 'hukuo' pada 2020 (The 


Economist, 2014). masalah  ini menggambarkan kesejajaran dengan 


Rakyat India  di mana peningkatan Urban legend isasi terutama disebabkan oleh 


migrasi desa-kota di kota-kota seperti Mumbai yang mengarah 


ke permukiman informal. Populasi di “kota-kota sensus” baru ini 


sering tidak diperhitungkan sebagai akibat dari distribusi layanan 


esensial (Biswas, 2011).


Degradasi ingkungan


Woetzel dkk. (2009), memperkirakan bahwa dalam dekade 


berikutnya, jumlah yang setara dengan seluruh populasi Amerika 


Serikat akan melakukan perjalanan dari pedesaan ke perkotaan 


Cina  daratan . Temuan mereka konsisten dengan statistik Bank Dunia di 


mana penduduk perkotaan di Cina  daratan  tumbuh dari 48% pada 2009 


menjadi 54% pada tahun 2014 (PBB, 2014). Namun, migrasi makro ini telah membawa serangkaian kerumitannya sendiri. Satu 


seperlima dari lahan yang bisa diolah yaitu  tercemar dan begitu 


halnya dengan air minum di daerah perkotaan (Duggan, 2014). Ini 


telah menyebabkan meningkatnya protes untuk pendekatan yang 


berpusat pada manusia pada pembangunan yang menempatkan 


inklusivitas sosial dan peningkatan lingkungan di garis terdepan. 


Ni dan Zheng (2014) membahas peran kunci daya saing perkotaan dalam meningkatkan keberlanjutan dan inovasi di kotakota. Dalam bukunya, mereka mengeksplorasi bagaimana kota-

kota Cina  daratan  yang luas didefinisikan oleh efisiensi ekonomi yang


berkurang dan tekanan lingkungan yang meningkat, yang selanjutnya menyebabkan kelangkaan sumber daya, bahan baku dan 


permintaan yang lebih besar untuk infrastruktur dan layanan. Oleh 


sebab  itu, mereka menyarankan bahwa dengan mempromosikan 


pertumbuhan hijau dan ‘branding kota’, citra kota yang unik 


dapat dicapai. Singkatnya, berjuang untuk mencapai kota yang 


berkembang pada faktor manusia, lingkungan alam, atraksi budaya 


dan layanan administrasi yang efisien untuk penghuninya saat


ini dan penduduk potensial. Sebagian besar kota di Rakyat India  dengan 


jutaan penduduk, bahkan tanpa laju Urban legend isasi yang sama dengan 


Cina  daratan , sudah mengalami sisi lain dari pembangunan dalam hal 


penipisan sumber daya dan pencemaran lingkungan (Lakshmana, 


2014).


Keprihatinan kemacetan dan polusi udara


Pucher dkk. (2007), membandingkan dan kontras kebijakan 


dan inisiatif transportasi perkotaan di Rakyat India  dan Cina  daratan . Mereka 


mengamati beberapa perbedaan utama antara keduanya dan menemukan bahwa pemakaian  lahan dan pertumbuhan perkotaan 


di kota-kota Rakyat India  lebih serampangan dan tidak terencana yang 


mengarah ke gepeng pinggiran kota di kota-kota besar Rakyat India . Secara 


kontras mereka menemukan bahwa Cina  daratan  memiliki perencanaan 


kota yang lebih kompak meskipun ada pertumbuhan populasi 


yang sama dan tingkat migrasi pedesaan ke perkotaan. 


Demikian juga, secara tradisional Cina  daratan  memiliki ketergantungan yang tinggi pada bentuk sepeda yang tidak bermotor dan 


oleh sebab  itu memiliki infrastruktur bersepeda yang baik seperti 


bikeways, jalur, sinyal dan parkir di sebagian besar kota-kotanya. 


Namun demikian, infrastruktur bersepeda dan fasilitas berjalan 


sebagian besar kekurangan di kota-kota Rakyat India . Mereka juga menemukan bahwa kualitas jaringan jalan perkotaan Cina  daratan , sistem 


transportasi publik dan infrastruktur jalan raya jauh lebih unggul 


daripada rekannya di Rakyat India . 


Meskipun sudah hampir satu dekade sejak ulasan ini dipublikasikan, situasi saat ini di Rakyat India  sedikit berubah. Polusi udara di 


kota-kota Cina  daratan  sebab  kemacetan lalu lintas sering ditemukan di 


media internasional, namun, kota-kota di Rakyat India  jauh lebih buruk,

menjadi salah satu di antara sepuluh negara terburuk di dunia 


untuk paparan polusi udara (Harris, 2014). Tingkat Urban legend isasi, 


populasi, dan industrialisasi yang tinggi merupakan penyebab 


tingginya tingkat PM2.5 di Cina  daratan  dan Rakyat India  (Baklanov et al., 2016).


Permintaan energi


Populasi besar Cina  daratan  menuntut konsumsi energi yang tinggi 


dan saat ini merupakan konsumen tertinggi di dunia. Sebagian 


besar energinya berasal dari pembangkit listrik tenaga panas berbasis batubara yang terkenal menyebabkan tingkat polusi tinggi. 


Dengan memperumit situasi ini, pendapatan yang dapat dihabiskan warga Cina  daratan  telah tumbuh secara eksponensial yang pada 


gilirannya meningkatkan konsumsi energi. Untuk mengatasi Cina  daratan  


ini telah memulai $ 4,3 miliar pada jaringan smart sejak 2012 


yang memungkinkan optimalisasi jaringan distribusi dan dengan 


demikian menangani permintaan yang melonjak secara berkelanjutan (Downing, 2014). 


Demikian juga, usaha  Cina  daratan  untuk memasang pengukur cerdas 


di semua rumah tangga pada 2017 lalu menerapkan penetapan 


harga listrik berbasis waktu, melengkapi misi kota cerdasnya 


(Administrasi Perdagangan Internasional, 2016). Integrasi smart 


grid dan metering cerdas ke sumber energi terbarukan masih 


dalam masa pertumbuhan di Rakyat India  dengan proyek percontohan 


sedang bereksperimen di beberapa negara bagian (Thakur & 


Chakraborty, 2015).


Kebersihan - sifat positif


Tidak semua pembangunan negatif dan Cina  daratan  memiliki beberapa keuntungan relatif, salah satunya yaitu  kebersihan menyeluruh di kota-kotanya. Cina  daratan  memiliki sejarah panjang dalam 


dorongan kesehatan warga  di kota-kotanya yang dirasakan 


pada 1950-an untuk menghindari efek efek kimia dan biologis sebab  Perang Korea. Kampanye kebersihan kota (HCC) telah menanamkan rasa kebersihan dan sanitasi publik, penampilan kota, 


pendidikan kesehatan, di samping kebersihan air dan makanan 


untuk mengendalikan penyebaran penyakit menular. Dorongan 


berkelanjutan yang dikerahkan model kompetisi untuk kota-kota 


yang memiliki 60 langkah indikatif untuk peringkat kinerja (B.

Li, 2011). Relatif, Rakyat India  baru saja memulai pendekatan sistematis 


untuk kebersihan melalui drive 'Clean Rakyat India ' lebih dari setengah 


abad lalu  pada tahun 2014.


Kesimpulan


Transformasi daerah perkotaan yang ada untuk memitigasi 


atau menyembuhkan penyakit mereka merupakan tantangan universal sebab  setiap kota memiliki sifat nya sendiri. Berbeda dengan rekan-rekan Barat mereka, Cina  daratan  dan Rakyat India  memiliki 


beberapa sifat  umum, termasuk warga  tradisional, 


penuh dengan kota-kota padat penduduk dan menjadi negara 


berkembang. 


Ulasan di atas menunjukkan bahwa ada kebutuhan untuk 


melakukan penelitian empiris pada perencanaan kota pintar di 


Rakyat India  untuk memahami kerangka kebijakan yang diperlukan 


dan dinamika spasial yang ada. Meskipun Rakyat India  telah mengalami 


perkembangan yang relatif lambat dalam dua dekade terakhir, 


Rakyat India  dan Cina  daratan  memberi  studi masalah  yang sangat kontras 


dalam perjalanan mereka untuk membangun kota pintar. Cina  daratan  


memberi kesan telah melakukan transisi terencana dalam dua 


dekade terakhir untuk memposisikan diri untuk transformasi 


cerdas. Sementara Cina  daratan  - ekspres oriental, telah merangkul dan 


membentuk kota-kotanya dengan pembangunan yang sistematis 


dan perencanaan jangka panjang, Rakyat India  memberi  penampilan 


hanya bangun untuk realitas perkotaan dan transformasi yang tak 


terelakkan menunggu kota-kotanya. 


usaha -usaha  Rakyat India  untuk melakukan Urban legend isasi berjalan 


dengan cepat dan misi kota yang cerdas tampaknya menjadi 


reaksi spontan terhadap realisasi tiba-tiba sebab  tidak ingin ditinggalkan. Terbukti bahwa Rakyat India  masih dalam tahap eksplorasi 


dan membutuhkan lebih banyak pekerjaan untuk bergerak gerak  maju ke 


desain dan lalu  fase konstruksi. Menyiapkan laboratorium 


nasional untuk berfungsi sebagai forum penelitian dan platform 


berbagi pengetahuan akan membantu Rakyat India  bergerak gerak  menuju 


tahap berikutnya dalam perjalanannya. Meskipun Cina  daratan  memang 


memiliki masalah tersendiri saat menerapkan kota pintar, ia memiliki pelajaran berharga untuk ditawarkan ke Rakyat India .

Kota Tangerang Selatan


Tangerang Selatan merupakan kota termuda di Provinsi 


Banten dan terbesar kelima di Jabodetabek dalam persoalan jumlah 


penduduk. Semula merupakan kota satelit namun berkembang 


menjadi pusat aktivitas bisnis dengan perdagangan dan jasa 


sebagai pergerakan utama. Dengan sebagian besar penduduknya 


berusia muda membuat kota Tangerang Selatan memiliki banyak 


angkatan kerja yang produktif. Pembentukan Tangerang Selatan, 


ditetapkan melalui “Undang-undang Nomor 51 tahun 2008 


tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Provinsi Banten 


tertanggal 26 November 2008” dan dilakukan dengan tujuan 


untuk memaksimalkan potensi daerah melalui pelayanan di bdang 


pemerintahan, pembangunan, dan kewarga an.


Kota Tangerang Selatan terletak di bagian Timur Provinsi 


Banten yaitu titik koordinat 106038’ – 106047’ Bujur Timur dan 


06013’30’’-06022’30’’ Lintang Selatan dan secara administratif 


terdiri dari 7 (tujuh) kecamatan, 54 (lima puluh empat) kelurahan 


dengan luas wilayah 147,19 km2 atau 14.719 Ha. Sebelah utara 


berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta dan Kota Tangerang; 


sebelah timur berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta dan Kota 


Depok; Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Tangerang 


Selatan dan Kota Depok; dan Sebelah barat berbatasan dengan 


Kabupaten Tangerang. 

Visi dan Misi Smart City Kota Tangerang Selatan


Visi kota Tangerang Selatan yaitu  “Terwujudnya Tangerang 


Selatan Kota Cerdas berkualitas berdaya saing berbasis Teknologi 


dan Inovasi”


Misi kota Tangerang Selatan yaitu ;


1. Mengembangkan Sumber Daya Manusia yang Handal dan 


Berdaya saing.


2. Meningkatkan Infrastruktur Kota yang Fungsional.


3. Menciptakan Kota Layak Huni yang berwawasan Lingkungan.


4. Mengembangkan Ekonomi Kerakyatan berbasis Inovasi dan 


Produk Unggulan.


5. Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan yang baik berbasis 


Teknologi Informasi.

Pembangunan Smart City Kota Tangerang Selatan


Kerangka pikir Smart City mengikuti Masterplan Smart City 


yang disesuaikan oleh Buku Panduan Penyusunan Masterplan 


Smart City 2017 Gerakan Menuju 100 Smart City yang diterbitkan 


oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia 


tahun 2017.


Terdapat beberapa elemen utama kesiapan daerah cerdas 


yaitu:


1. Struktur: pembangunan sumber daya manusia pelaksana 


dan penerima manfaat Smart City, penyiapan sumber daya 


anggaran dan sumber daya tata kelola dan tata paming;


2. Infrastruktur: Pembangunan infrastruktur pendukung Smart 


City yang meliputi infrastruktur fisik, infrastruktur digital


atau TIK, dan infrastruktur sosial untuk kepentingan umum;


3. Suprastruktur: penyiapan kebijakan atau peraturan daerah, 


kelembagaan, dan tata-laksana pelaksanaan pembangunan 


Smart City.

 Smart Governance


1. Pelayanan Publik


Salah satu penunjang Smart Governance yaitu  pelayanan

publik. Pelayanan publik meliputi administrasi, jasa dan barang-barang. Pemkot diharapkan mampu melayani warga  dalam administrasi, jasa dan pengadaan barang-barang 


agar warga  dapat dengan mudah mendapatkan haknya 


sebagai warga Kota Tangerang Selatan seperti pembuatan 


KTP, sertifikat tanah dan sebagainya.


2. Manajemen Birokrasi yang Efisien


Penunjang kedua Smart Governance adalaah birokrasi yang 


efisien. Birokrasi yang tidak efisien akan membawa pemerintahan kota menjadi tidak adil, tidak bertangung jawab dan 


tidak transparan. Jika ini terjadi maka dibuatlah e-planning, 


e-budgeting, e-monev, dan sebagainya. Sistem ini sebaiknya 


diintegrasikan dengan e-gov agar adanya integrasi antara 


OPD (Organisasi Perangkat Daerah). Smart e-gov ini perlu 


didukung oleh COC (City Operation Center).


3. Efisiensi Kebijakan Publik


Kebijakan publik dimulai dari inisiatif yang tinggi dari pemerintahan kota untuk meningkatkan keefisienan dengan cara


membuat peraturan yang dapat diakses dengan mudah oleh 


warga kota dan peraturan ini  memiliki dampak yang 


positif bagi aspirasi warga  yang berkesinambungan.

Smart Branding


1. Membangun dan Memasarkan Ekosistem Pariwisata 


Membangun tempat tujuan pariwisata yang layak bagi para gerombolan wisatawan ; membangun infrastruktur jalan, hotel, restauran 


dan sebagainya untuk memudahkan para gerombolan wisatawan  sampai dan 


nyaman berada disana; dan mengembangkan budaya ramah 


dan pembelajaran bahasa agar para para gerombolan wisatawan  dapat berkomunikasi dengan warga sekitar.


2. Membangun platform dan Memasarkan Ekosistem Bisnis 


Daerah


Membangun pasar, portal investasi daerah dan memasarkan 


jasa dan industri kreatif daerah seperti kuliner, fashion, kesenian, dan lain-lain.


3. Membangun dan Memasarkan Wajah Kota


Membangun arsitektur kota yang mencerminkan nilai-nilai 


daerah dengan tata ruang dan tata wilayah yang bersih, indah, 


dan rapih bertaraf internasional.


Smart Economy


1. Membangun Ekosistem Industri yang berdaya saing


Membangun industri primer (pertanian, peternakan, dan perikanan), sekunder (gas, listrik, manufaktur, pengolahan dan 


pengepakan) dan tersier (perdagangan dan pasar daerah). 2. Membangun Kesejahteraan Rakyat


Mewujudkan kesejahteraan melalui pendapatan rumah tangga, penyerapan tenaga kerja dan pemberdayaan ekonomi 


warga 


3. Membangun Ekosistem Transaksi Keuangan


Membangun transaksi keuangan yang cashless melalui 


e-money; membangun system bankable untuk akses permodalan; membangun e-commerce untuk mewujudkan ekosistem 


ekonomi digital.


Smart Living


1. Harmonisasi Tata Ruang Wilayah


Harmonisasi sangat penting untuk membentuk Smart Living 


seperti kenyamanan perumahan bagai warga, pusat bisnis 


yang menjadi pusat pemenuhan kebutuhan dan tempat rekrasi 


untuk melepas penat bagi keluarga.


2. Mewujudkan Prasarana Kesehatan


Prasarana kesehatan juga sangat penting seperti mewujudkan 


sumber kuliner atau tempat makanan yang sehat, dan tempat 


berolah raga yang tercukupi


3. Menjamin Ketersediaan Sarana Transportasi


Adanya sarana transportasi yang memadai bagi supply makanan sehat, kesehatan, mobilitas individual dan publik, dan 


penjemputan pasien jika ada yang sakit.

Smart Society


1. Mewujudkan Interaksi warga  yang Efisien


Smart society dapat diwujudkan dengan interaksi antara individual meningkat. Biasanya keterbatasan interaksi sangat dipengaruhi oleh waktu dan tempat sehingga untuk berkomunikasi membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Oleh sebab itu, 


di era digital ini teknologi informasi menjadi peran penting 


bagi warga  untuk bersosialisasi seluas-seluasnya tanpa 


terbatas waktu, ruang dan biaya. Sebagai contoh Komunitas 


UKM Tangerang Selatan. Sudah adanya Portal Web UKM 


yang memudahkan para UKM berinteraksi dengan sesama 


dan konsumen.


2. Membangun Ekosistem Belajar yang Efisien


Smart Society juga tidak terlepas dari keberadaan pendidikan 


formal dan informal. Keberadaan kedua lembaga ini  


sangat mendukung adanya pemberian kesempatan seluasluasnya atas bagi warga kota untuk menerima pendidikan 


termasuk kaum disable. Membangun platform seperti smart 


school, smart pesantren, smart training, dan lain lain agar 


tujuan smart society tercapai.


3. Mewujudkan Sistem Keamanan warga 


Mewujudkan sistem yang bebas bencana sehingga warga  


merasa aman tinggal di lingkungan perumahan sebab  kese

lamatan jiwa dan harta bendanya sudah diprogramkan melalui 


sumber daya dan alat kelengkapan pemerintah.


Smart Environment


1. Mengembangkan Program Proteksi Lingkungan (Protection)


Perlindungan dikembangkan kepada udara, air dan tanah sebab  kehidupan di Urban legend  sangat dekat dekat dengan polusi 


udara, limbah dan plastik. Sebagai contoh perkembangan 


sensor Internet of Thing, membangun ruang terbuka semua  hijau, 


melakukan restorasi sungai yang memiliki pencemaran yang 


tinggi, dan mengendalikan polusi udara.


2. Mengembangkan Tata Kelola Sampah dan Limbah (Waste)


Tata kelola limbah dari rumah tangga, industri dan umum 


secara urgent harus dikembangkan agar tidak merusak air, 


tanah dan udara sebagai contoh mengembangkan sistem tata 


kelola limbah rumah, industri, dan sampah publik. 


3. Mengembangkan Tata Kelola Energi yang Bertanggung jawab 


(Energy)


Tata Kelola energi harus dilakukan secara efisien, bertanggung


jawab dan berkelanjutan agar perlindungan dan tata kelola 


tetap dilaksanakan walaupun berganti kepemimpinan. Sebagai contoh biogas, energi suara, tenaga angin, biomassa, dan 


lain-lain

Smart Regional 


Smart Regional yaitu  tingkat kematangan sebuah daerah 


dalam mengimplementasikan kombinasi antara kemampuan berdasar  readiness dan kinerja daerah berdasar  performa 


Smart Region. Tingkat kematangan suatu daerah dibagi menjadi 


empat tingkat yaitu initial, developing, managed, dan optimized.

Pengertian Ekonomi


Ekonomi berasal dari bahasa Yunani asal kata “oikosnamos”


atau “oikonomia” yang memiliki artinya “manajemen urusan rumah 


tangga” khususnya penyediaan dan administrasi pendapatan (Sastradipoera, 2001:4) (baehaqi). Menurut Albert L. Meyers ilmu ekonomi yaitu  ilmu yang mempersoalkan kebutuhan dan pemuas 


kebutuhan manusia. 


J.L. Meij menyatakan, ilmu ekonomi yaitu  ilmu tentang 


usaha manusia ke arah kemakmuran. Samuelson dan Nordhaus 


mengemukakan, “ilmu ekonomi merupakan studi tentang perilaku 


orang dan warga  dalam memilih cara memakai  sumber 


daya yang langka dan memiliki beberapa alternatif pemakaian , 


dalam rangka memproduksi berbagai komoditi, untuk lalu  


menyalurkannya baik saat ini maupun di masa depan kepada berbagai individu dan kelompok yang ada dalam suatu warga . 


Menurut Samuelson, ilmu ekonomi merupakan ilmu pilihan. 


Ilmu yang mempelajari bagaimana orang memilih pemakaian  


sumber-sumber daya produksi yang langka atau terbatas untuk 


memproduksi berbagai komoditi, dan menyalurkannya ke berbagai 


anggota warga  untuk segera dikonsumsi.


Indikator perhitungannya yaitu  Produk Domestik Bruto 


(PDB). PDB yaitu  nilai barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksi di dalam Negara ini  dalam satu tahun tertentu. Untuk menghitung nilai barang dan jasa dalam satu perekonomian 


ada tiga cara yaitu:


1. Cara pengeluaran yaitu dengan menjumlahkan peneluaran 


ke atas barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksikan di

dalam negara ini .


2. Cara produksi atau cara produk neto yaitu menjumlahkan 


nilai produksi barang dan jasa yang diwujudkan oleh berbagai 


sektor usaha dalam perekonomian.


3. Cara pendapatan yaitu perhitungan pendapatan nasional diperoleh dengan cara menjumlahkan pendapatan diterima oleh 


faktor-faktor produksi yang dipakai  untuk mewujudkan 


pendapatan nasional. 


8.2 Pertumbuhan Ekonomi


Rumus pertumbuhan ekonomi yaitu  :


PDBt


 - PDBt-1


PDBt-1


x 100%


Di mana:


PDBt : Pendapatan Nasional dalam tahun t


PDBt-1 : Pendapatan Nasional sebelum tahun t


Menurut Mohammad Abdul Muhyi Trend dan sumber pertumbuhan ekonomi yaitu :


1. Upah dan laba tanpa trend seperti upah riil dan bunga riil.


2. Trend pokok dari pertumbuhan ekonomi seperti penduduk 


berkembang lebih rendah dari persediaan modal, tingkat 


upah riil naik dengan kuat, porsi upah dan gaji terhadap total 


pengembalian pada barang modal dalam jangka panjang 


bergerak gerak  sedikit, tingkat pengembalian modal (bunga riil) 


tidak jatuh, terdapat kenaikan rasio modal dan output, rasio 


tabungan terhadap total output nasional stabil, dan peningkatan produk nasional yang stabil.


Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan:


1. Tanah dan kekayaan alam.


2. Jumlah dan mutu penduduk serta tenaga kerja.


3. Barang modal dan tingkat teknologi.


4. Sistem sosial dan sikap warga .


5. Luas pasar.


8.3 Teori Pertumbuhan Ekonomi


Ada tiga sumber pertumbuhan ekonomi menurut Adam Smith 


meliputi akumulasi modal, akumulasi sumber daya manusia, dan

perubahan teknologi


Menurut Schumpeter, pertumbuhan ekonomi yaitu ” peningkatan output warga  yang disebabkan oleh semakin banyaknya 


faktor produksi yang diperpakai  dalam proses produksi tanpa 


adanya perubahan cara-cara atau teknologi itu sendiri”. 


Salah satu tolak ukur penting dalam menentukan keberhasilan 


pembangunan ekonomi yaitu  pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia tidak dapat dipisahkan oleh desentralisasi fiskal sejak 2001 yang awalnya berasal dari sentralistis.


Kebijakan desentralisasi fiskal diwujudkan dalam bentuk pemberian transfer terhadap daerah berupa dana perimbangan, 


dana otonomi dan khusus dan penyesuaian, serta dalam bentuk 


instrumen peningkatan potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD)”. 


Di samping itu, kenaikan pertumbuhan juga disebabkan 


rasio pajak menurun. Penurunan rasio pajak akan meningkatkan 


pendapatan disposable yang pada akhirnya mendorong kenaikan 


daya beli riil warga . Peningkatan investasi juga meningkatkan 


pertumbuhan ekonomi sebab  adanya perkembangan yang lebih 


cepat. 


Menurut penelitian Putri dkk (2015) model pertumbuhan 


ekonomi di Indonesia:


Y1


 = 0.367233 + 0.389295 X1


 – 0.419602 X2


 + 0.712989 X4


Di mana:


Y1 = Pertumbuhan Ekonomi


X1 = Otonomi Fiskal Daerah


X2 = Rasio Pajak


X4 = Investasi


Derajat otonomi fiskal daerah berpengaruh signifikan dan


positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Terdapatnya 


pengaruh yang signifikan secara parsial antara derajat ekonomi


fiskal daerah terhadap pertumbuhan ekonomi. Rasio pajak secara


parsial berpengaruh signifikan dan negatif terhadap pertumbuhan


ekonomi Indonesia. Secara parsial investasi mempengaruhi secara 


signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.


Hapsari dkk (2014), menyatakan bahwa indikator keberhasilan 


UKM yang dikemukakan oleh Sumodoningrat yaitu  merliputi:


1. Jumlah UKM.


2. Penyerapan Tenaga Kerja UKM.

3. Modal UKM.


4. Laba atau Keuntungan yang diperoleh UKM.


“Sektor UKM merupakan penyumbang terbesar Produk Domestik Bruto (PDB) secara nasional, Jawa Timur dan khususnya 


Kota Batu”. Oleh sebab  itu, Peran UKM terhadap pertumbuhan 


ekonomi daerah sangat penting. 


Y = 0.817585 + 0.010645X1


 - 0.001917X2


 + 0.134492X3


 + 0.163239X4


Di mana :


Y = Pertumbuhan Ekonomi Daerah


X1 = Jumlah UKM


X2 = Tenaga Kerja 


X3 = Modal UKM


X4 = Laba UKM


Dari persamaan di atas diketahui bahwa di Kota Batu 


banyaknya UKM (X1


) tidak berpengaruh parsial terhadap pertumbuhan ekonomi daerah (Y); penyerapan tenaga kerja (X2


) tidak berpengaruh secara parsial terhadap pertumbuhan ekonomi daerah; 


modal UKM (X3


) berpengaruh signifikan terhadap pertumbuha


ekonomi daerah (Y); laba juga memilki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah (Y).


Menurut Sundari (2018), Salah satu ukuran untuk mengukur 


daya saing yaitu  produktivitas. Produktivitas secara umum dapat 


dimaknai sebagai kemampuan menghasil


Related Posts:

  • informatika 2 erdas.Di Rumania ada beberapa kota dengan inisiatif dalam menerapkan solusi kota cerdas seperti Bucharest, Brasov, Sibiu, Alba Iulia, Timisoara, Craiova dan Cluj-Napoca. Kota-kota ini relevan dari sudut pandan… Read More