erdas.
Di Rumania ada beberapa kota dengan inisiatif dalam menerapkan solusi kota cerdas seperti Bucharest, Brasov, Sibiu, Alba
Iulia, Timisoara, Craiova dan Cluj-Napoca. Kota-kota ini relevan
dari sudut pandang administratif, ekonomi, budaya, wisata, dan
industri.
Untuk pertumbuhan kota yang cerdas dan berkelanjutan
penting untuk mempromosikan pemakaian sumber daya yang
lebih efisien, ekonomi yang kompetitif dan basis ekonomi pada
pengetahuan dan inovasi
Studi masalah Smart City
Manfaat solusi Smart City yaitu pemanfaatan sumber daya
yang efisien, peningkatan kualitas hidup, tingkat transparansi,
dan keterbuka semua an yang lebih tinggi terhadap warga negara. Studi
ini mengusulkan analisis masalah dan ikhtisar dua solusi Smart City:
Peta Kota Cerdas dan aplikasi City Drop yang memfasilitasi akses
dan memandu pemakai ke tempat dan acara lokal.
Smart City Map - Aplikasi Peta Kota Cerdas yang diimplementasikan oleh ANAGRAMA mewakili hub data multifungsi, tersedia
online dari aplikasi terminal bergerak gerak . Selain laporan insiden yang
dikirim langsung, aplikasi juga menyediakan informasi yang dilokalkan memakai infrastruktur digital "City Data Pub".
Solusi perangkat lunak dikembangkan sehingga Aplikasi Peta Kota
Pintar diproyeksikan sebagai peta multi-level, dipersonalisasi
untuk berbagai kebutuhan dan bekerja dengan data real-time yang
sangat besar.
Solusi perangkat lunak Smart City Map menyediakan fiturfitur berikut: Insiden Laporan; WIFI -WIFI gratis; Aksesibilitas; LocalRecycle - Daur ulang secara lokal; City-Tourism - Wisata di kota.
Fitur Insiden Laporan memberi kepada pemakai kemampuan untuk langsung melaporkan ke pihak berwenang berbagai
insiden seperti lubang, lampu jalan yang rusak, tanda-tanda atau
grafiti rusak dengan deskripsi, gambar dan geo-lokasi dan juga
menyediakan opsi untuk mengikuti evolusi panggilan ini ,
memiliki fungsi-fungsi berikut: pencarian, tampilan peta, filter
peta, mengirim insiden, dan interaktivitas.
Fitur WIFI -WIFI Gratis mencari dan terhubung ke jaringan WIFI -WIFI
gratis di area pemakai , dengan mempertimbangkan kekhasan
masing-masing perangkat, dengan fungsi-fungsi berikut: database
kota, pencarian, tampilan peta, jaringan, deskripsi informasi, dan
koneksi WIFI -WIFI .
Fitur Aksesibilitas memungkinkan pencarian dan penemuan
bangunan/restoran/tempat menarik dan juga menyediakan peluang transportasi bagi tuna netra, tuna rungu atau orang lumpuh
dengan fungsi-fungsi berikut: Database tingkat kota, pencarian
lokasi, pencarian berdasar tempat tujuan, tempat saran, tampilan peta, perencanaan rute/navigasi, berbagi tempat, dan pengambilan.
Fitur Daur Ulang Lokal menawarkan kesempatan untuk me -
nampilkan pusat daur ulang, tempat pembuangan atau pusat pertukaran terdekat memakai fungsi geolokasi, memiliki fungsi
berikut: database, pencarian, tampilan peta, dan laporan sampah.
Fitur Pariwisata Kota menyediakan peta interaktif yang
terstruktur sesuai dengan kebutuhan para gerombolan wisatawan yang mempromosikan acara dan bisnis lokal, dengan fungsi-fungsi berikut: pencarian berdasar tempat tujuan, pencarian peristiwa, tampilan
peta, filter waktu, daftar acara, melihat detail acara, dan rumah
menandai.
City-drop
Sesuai dengan kebutuhan kota-kota untuk menciptakan pengalaman yang lebih baik bagi warga dan para gerombolan wisatawan , "City Drop"
yaitu peta panduan interaktif virtual yang memperkenalkan
tempat-tempat menarik kota, merinci aset budaya lokal dan acara
sosial untuk penduduk lokal dan pengunjung. Aplikasi City-Drop
yang diimplementasikan oleh ANAGRAMA - menyediakan solusi
perangkat lunak yang akan mengubah kota menjadi perpustakaan
virtual raksasa, melalui stiker kode QR yang ditempatkan di
seluruh kota.
Alat ini membuat proses pengambilan keputusan jauh lebih
efisien bagi pemakai sebab mereka dapat dengan cepat dan
mudah mengidentifikasi lokasi dan peristiwa terbaik. Penduduk
lokal atau para gerombolan wisatawan dapat mengakses, misalnya, sastra klasik atau
seni lokal melalui stiker-stiker ini yang ditempatkan di tempattempat seperti bangunan, halte bus, dan area taman.
Aplikasi ini memungkinkan modifikasi reguler konten dan
kejutan tersembunyi seperti kartu event gratis disediakan untuk
mendorong pemakai untuk mengikuti fitur-fitur baru. sifat ini menjadikannya platform untuk konten publik dan iklan.
City-drop menyediakan fitur-fitur berikut: Temukan kota,
ikhtisar peta, kejutan, kustomisasi, integrasi sosial.
Aplikasi ini berguna untuk kedua pemakai , sebab memberi mereka informasi yang terus diperbarui mengenai acara
seni dan budaya, dan bagi penyelenggara sebab mereka dapat
mempromosikan acara mereka.
Jobs-nearby
Dengan Pekerjaan-Terdekat, pasar kerja lokal mendapat alat
yang cepat dan fleksibel untuk menghubungkan pencari kerja
dan perusahaan yang mempekerjakan secara real-time. Tawaran
pekerjaan dapat ditampilkan di peta, difilter berdasar lokasi
Anda, keterampilan, atau pembayaran.
Profil Komunitas opsional memungkinkan untuk menandai
atau membagikan penawaran menarik dan memberi profil
individu pencari kerja dan perusahaan yang berpartisipasi.
Otentikasi pemakai dilakukan melalui e-mail dan kata sandi,
sesudah membuat akun pemakai . Untuk mengikuti kecepatan yang
lebih cepat di online, akun dapat dibuat memakai Facebook -
aplikasi ini terintegrasi.
Beli Lokal
Solusi Smart City Beli Lokal menghubungkan pemakai ke
toko-toko terdekat, yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan transaksi toko-toko lokal melalui aplikasi seluler dan
situs web. Dikombinasikan dengan detail tentang jam buka dan
area belanja pas, warga memiliki gambaran yang mudah dan terkini tentang kemungkinan belanja lokal. Dengan memasuk-masukan
permintaan pencarian atau memilih kategori, hasilnya terdaftar
berdasar lokasi, hasil terdekat di bagian atas. Perusahaan dapat memakai antarmuka situs web untuk mempublikasikan
produk mereka dan informasi terkait.
Fitur utama aplikasi Beli Lokal yaitu : cari berdasar Lokasi
- cari toko-toko lokal untuk produk dan merek dengan API otentikasi FB dan mengambil data langsung dari sana. sesudah membuat
akun, pemakai dapat memulai mengisi profilnya. Data profil bersifat umum, na namun juga sangat profesional, seperti keahlian sebelumnya dari setiap pekerjaan, bahasa asing, pendidikan, dan lainlain.
Ikhtisar Peta - ikhtisar tentang produk dan penjualan toko
terdekat Filter-Fungsionalitas - menyaring hasil berdasar jarak,
merek atau kategori-toko Detail-View - memberi daftar harga,
informasi kontak tentang produk dan produk dan merek terkait
Penerbitan Portal - pemilik toko dapat mempublikasikan produk
mereka saat ini dan mempromosikan manfaat utama penjualan
fokus lokal yang kuat sebab berbagai perusahaan berbasis kota.
Platform promosi tambahan untuk perusahaan lokal dan kurangi
kelebihan pasokan dengan perbandingan konstan.
Era baru teknologi digital menciptakan beberapa peluang
bagi kota untuk menghadapi tantangan di abad ke-21. Fungsi
real-time dari kota-kota dapat lebih baik dipahami memakai
teknik penginderaan, dan analitik data untuk membantu pembuat
kebijakan untuk menyusun strategi jangka panjang. Meningkatnya
perambatan smartphone yang memungkinkan akses ke informasi
di mana saja melalui jaringan seluler dapat mengubah cara warga memakai kota. Namun, itu bukan panggilan yang mudah bagi pemerintah untuk menganalisis tantangan dalam hal
pengembalian ekonomi, nilai bagi warga negara, implikasi pada
struktur organisasi, kebutuhan operasional, dan bagaimana
investasi sesuai dalam ranah strategi politik dan pemerintahan
Dalam mengejar Kota Pintar, pejabat kota bergerak gerak menjauh dari pendekatan top-down dan tertutup tradisional untuk
perencanaan, menuju sistem pemerintahan yang terbuka semua , transparan dan inklusif. Alat-alat yang mulai dipakai dalam proses
ini termasuk - jaringan terbuka semua dan inklusif, infrastruktur data
terbuka semua , visualisasi, keterlibatan warga, simulasi dan permainan,
dan struktur manajemen terpadu (Cina daratan Academy of Information
and Communications Technology, 2015).
masalah Cina daratan dan Rakyat India
Era baru teknologi digital menciptakan beberapa peluang
bagi kota untuk menghadapi tantangan di abad ke-21. Fungsi
real-time dari kota-kota dapat lebih baik dipahami memakai
teknik penginderaan, dan analitik data untuk membantu pembuat
kebijakan untuk menyusun strategi jangka panjang. Meningkatnya
perambatan smartphone yang memungkinkan akses ke informasi
di mana saja melalui jaringan seluler dapat mengubah cara warga memakai kota. Namun, itu bukan panggilan yang mudah bagi pemerintah untuk menganalisis tantangan dalam hal
pengembalian ekonomi, nilai bagi warga negara, implikasi pada
struktur organisasi, kebutuhan operasional dan bagaimana investasi sesuai dalam ranah strategi politik dan pemerintahan
Dalam mengejar Kota Pintar, pejabat kota bergerak gerak menjauh dari pendekatan top-down dan tertutup tradisional untuk
perencanaan, menuju sistem pemerintahan yang terbuka semua , transparan dan inklusif. Alat-alat yang mulai dipakai dalam proses
ini termasuk - jaringan terbuka semua dan inklusif, infrastruktur, data
terbuka semua , visualisasi, keterlibatan warga, simulasi dan permainan
serta struktur manajemen terpadu (China Academy of Information
and Communications Technology, 2015)
Secara historis, Urban legend isasi di Rakyat India sebagian besar tidak terencana sehingga perencanaan tata ruang dan pemeliharaan
infrastruktur perkotaan tetap sangat tidak memuaskan . Rakyat India , sebagai negara masih mengusung tagline
bangsa yang sedang berkembang meski pertumbuhan ekonomi
dan oleh sebab itu perlu mengambil langkah yang tepat untuk
mewujudkan ambisinya. Inisiatif pemerintah Rakyat India untuk mengimplementasikan 100 kota pintar di Rakyat India dalam dua dekade berikutnya yaitu usaha ambisius dengan mempertimbangkan posisi
Rakyat India perkotaan saat ini, Rakyat India meluncurkan proyek
kota cerdasnya yaitu langkah ke depan untuk memeriksa kota-
kotanya yang memerlukan analisis dan perencanaan yang cermat
sebelum implementasi. Salah satu titik referensi Rakyat India yang sering
yaitu tetangganya Cina daratan , yang secara konsisten telah melihat tingkat Urban legend isasi yang jauh lebih tinggi dan telah memulai proyekproyek percontohan kota-kota cerdas beberapa tahun sebelum
Rakyat India . Cina daratan , ekonomi yang sedang tumbuh seperti Rakyat India mulai
memperluas dan membangun kota-kota baru hampir satu dekade
lebih awal dari Rakyat India , untuk memenuhi migrasi perkotaan skala
besar dari pedesaan Cina daratan ,
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara kritis
usaha -usaha Cina daratan untuk mengimplementasikan kota-kota cerdas
baik dalam hal keberhasilan dan kegagalan dan berdasar
penelitian, untuk menarik pelajaran yang sesuai untuk Rakyat India .
Tujuan utamanya yaitu i) untuk menelusuri kembali perjalanan
kota cerdas Cina daratan dan memahami metodologi yang dipakai nya,
untuk menyandingkan dan membandingkan dengan usaha Rakyat India
dan ii) untuk menganalisis hambatan yang dihadapi oleh Cina daratan dalam mengimplementasikan proposal Kota Pintar, bersama dengan
trade-off itu harus membuat pertumbuhan cepat. Secara kontekstual, ini yaitu perbandingan yang signifikan, bahwa tidak pernah dalam sejarah
memiliki dua negara besar (dalam hal jumlah penduduk) telah
mengalami Urban legend isasi pada kecepatan yang demikian pada saat
yang sama. Makalah ini dimulai dengan pengenalan tentang
perkembangan kota cerdas, lalu membandingkan waktu perjalanan Tiongkok dan kota pintar Rakyat India dari literatur yang tersedia. lalu mempertimbangkan metodologi Cina daratan untuk
misi kota cerdasnya dan menarik kesejajaran dengan usaha
Rakyat India dengan membandingkan dokumen kebijakan. Akhirnya
beberapa kelemahan pertumbuhan cepat Cina daratan didiskusikan untuk
mendapatkan wawasan. Sementara pendekatan Rakyat India dianalisis
memakai dokumen Smart Cities Mission and Guidelines (Kementerian Pembangunan Perkotaan, 2015), kurangnya dokumen
kebijakan dalam bahasa Inggris merupakan rintangan utama
dalam meneliti pada misi Kota Cerdas Cina daratan . Oleh sebab itu, penelitian ini harus bergantung pada laporan yang ditugaskan oleh
lembaga eksternal dan karya akademis
Gerakan Kota Cerdas
Model perencanaan kota disusun selama era modern - mulai
dari gerakan kota taman hingga kotak pabrik Le Corbusi, ke model
pinggiran kota - disesuaikan, dibangun, direproduksi, dan akhirnya
ditolak, meninggalkan kesan yang tak terhapuskan dan tak dapat
diubah pada lanskap perkotaan. Pindah ke abad kedua puluh satu
strategi kota pintar dianggap sebagai visi jangka panjang oleh
banyak kota di seluruh dunia seperti London, Helsinki, Melbourne,
Brisbane, Wina, Stockholm, dan Paris. Kota pintar tampaknya
menjadi langkah berikutnya yang tak terelakkan yang memiliki
teknologi di garis terdepan fungsi perkotaan
Namun, belum ada definisi yang diterima untuk kota pintar saat
ini, meskipun ada beberapa yang bersaing dari berbagai sumber.
‘Kota Pintar’ masih dianggap sebagai konsep fuzzy dan sering
dipakai secara bergantian dengan istilah lain seperti kota berkabel, cerdas, dan digital. Salah satu definisi yang sangat tinggi
menyatakan kota-kota untuk menjadi "pintar ketika investasi
dalam modal manusia dan sosial dan tradisional (transportasi)
dan modern (ICT) infrastruktur bahan bakar pembangunan yang
berkelanjutan dan kualitas hidup yang tinggi, dengan pengelolaan sumber daya yang bijaksana, melalui pemerintahan yang
partisipatif" () posisi
di Kota Pintar yaitu bahwa mereka harus didasarkan pada modal manusia dan sosial daripada hanya fokus pada teknologi komunikasi. Ini yaitu titik referensi yang kuat dalam hal mencapai
keseimbangan antara memakai teknologi canggih dan tetap
mempertahankan aspek kemanusiaan.
, mengidentifikasi enam “sumbu” atau dimensi kota pintar sebagai ekonomi pintar, mobilitas cerdas, lingkungan cerdas, kehidupan cerdas, orang pintar, dan tata kelola
yang cerdas.
Hu (2015), menyatakan bahwa kemajuan dalam teknologi dan
pengetahuan telah memungkinkan arah baru untuk pembuatan
kebijakan untuk meningkatkan keberlanjutan dan daya saing perkotaan.
setuju bahwa kemajuan ini, terutama
dalam bentuk digital memiliki potensi untuk mengatasi beberapa
masalah ekonomi, lingkungan dan sosial yang kita hadapi dalam
skala global.
, berkata kata bahwa pemakaian TIK sendiri tidak dapat menjadikan kota pintar kecuali
dilengkapi dengan dimensi lain seperti fasilitas budaya dan alam,
pengetahuan dan wilayah inovasi, orang dan keterampilan dan
akhirnya pemerintahan.
menyajikan tinjauan mendetail tentang
praktik kota cerdas di berbagai benua. Meninjau literatur yang
tersedia mengungkapkan bahwa kota-kota di lokasi geografis yang
berbeda di seluruh dunia sedang bereksperimen dengan berbagai
aspek teknologi. Terkadang, berbagai kota di negara yang sama
menerapkan strategi berbeda untuk menerapkan teknologi kota
cerdas, sebab pendekatan 'satu ukuran cocok untuk semua' tidak
akansesuai.Olehsebab itu,tantangannya yaitu mengidentifikasi
kemungkinan dan masalah dalam memposisikan perencanaan
kota berbasis teknologi dan menyusun pedoman yang tepat untuk
Rakyat India .
Laporan Urban legend Urban legend ization Trends (Perserikatan BangsaBangsa, 2014) menyoroti bahwa Cina daratan dan Rakyat India akan mencatat
lebih dari sepertiga dari peningkatan populasi perkotaan yang diharapkan antara 2014 hingga 2050. Ini yaitu tambahan dari 758
juta yang sudah tinggal di perkotaan Cina daratan dan 410 juta di perkotaan
Rakyat India , terhitung setengah dari populasi perkotaan dunia (lihat
Gambar 1). Rakyat India dan Cina daratan menghadirkan dua masalah unik dalam
hal ini skenario menjadi dua paling banyak negara terpadat di
dunia, dengan Cina daratan menjadi pelopor dalam Urban legend isasi yang cepat.
Meskipun masing-masing negara dan dalam hal ini masing-masing
kota itu sendiri menyajikan serangkaian masalahnya sendiri, Rakyat India
dapat belajar lebih banyak dari Cina daratan daripada negara lain mana
pun, ketika datang ke perencanaan pembangunan perkotaan untuk
massa. Bagian selanjutnya akan bertujuan untuk memahami kota
pintar transformasi di kota-kota Cina daratan .
The Oriental Express
mengidentifikasi tiga peristiwa penting
yang telah membentuk dan akhirnya memuncak menjadi
transformasi kota-kota Cina daratan yang cerdas. Proyek "delapan emas" pada tahun 1995 mengawali era informatisasi perkotaan
di Tiongkok. Peristiwa kedua menandai pembangunan, pada
1998 kerangka infrastruktur perkotaan digital oleh 300 kotakota Cina daratan , difasilitasi oleh biro informasi geografis pemetaan
nasional. Periode 2006-2008 menandai peristiwa kunci ketiga,
dengan perkembangan internet hal-hal dan teknologi cloud
computing. Ini membuka jalan bagi konsep kota pintar yang
didasarkan pada infrastruktur cerdas. Meskipun kota pintar
merupakan konsolidasi infrastruktur informasi awal, mereka
mewakili sistem canggih yang didasarkan pada integrasi dan
pembagian sumber informasi dari infrastruktur dan layanan
yang mendasarinya.
berbagi pandangan mereka bahwa konsep
kota pintar di Cina daratan berakar pada tren 'kota digital' di tengahtengah kota-kota utama Cina daratan sesudah permulaan milenium.
Untuk melengkapi ini, administrasi nasional survei, pemetaan,
dan informasi geo mengembangkan platform digital pada
2006 untuk informasi geo untuk berfungsi sebagai platform
perencanaan untuk berbagai kota. Demikian juga, sejak awal
1980-an, konsep-konsep cerdas dalam bangunan mulai terbentuk di Cina daratan . Ini awalnya dilaksanakan terutama di gedunggedung publik dan rumah tinggal, perlahan menyebar ke tipologi bangunan lain dan akhirnya diperluas ke skala kota yang
lebih besar.
The Shanghai Expo pada 2010 berfungsi sebagai media
transisi yang mengakibatkan banyak kota besar di Cina daratan
menetapkan mata mereka pada perkembangan kota cerdas
. Ini mengawali lonjakan pertumbuhan kota-kota
yang berpusat pada teknologi yang mulai berkembang dengan
sangat cepat, dengan tema Shanghai Expo 2010 tentang
‘Kota yang Lebih Baik, Kehidupan yang Lebih Baik’ yang
menjadi katalis bagi inisiasi Tiongkok untuk menciptakan
kota pintar. Ekspo meliputi perencanaan tingkat tinggi dan
termasuk beberapa sistem aplikasi teknologi informasi untuk
merencanakan, membangun dan mengoperasikan mengpakai platform GIS, mengontrol arus penumpang dan
sistem keamanan, mengelola energi, dan parameter lingkungan untuk beberapa nama Meskipun para penulis yang berbeda berbagi perspektif
yang berbeda, terbukti bahwa misi Kota Pintar Nasional Cina daratan
yaitu puncak dari transformasi perkotaan
yang terfokus. Mengikuti perkembangan ini, Kementerian
Perkotaan - Pembangunan Rural memulai proyek percontohan kota pintar pertama untuk 90 kota termasuk kota
tingkat prefektur, distrik, dan kota ). Garis
waktu menggambarkan apa yang terjadi selanjutnya di perjalanan Cina daratan . Proyek-proyek percontohan Kota Pintar ini memiliki berbagai tingkat perencanaan pengembangan cerdas
yang diidentifikasi secara individual untuk setiap kota oleh
pemerintah daerah masing-masing. Misalnya, Beijing bertujuan untuk mengaktifkan 'kehidupan cerdas' untuk semua
orang sementara kota Ningbo menargetkan 'logistik cerdas'
untuk port model internasionalnya , Singkatnya,
Cina daratan telah memiliki pembangunan perkotaan yang eksplosif
yang berpusat pada megaproyek di kota-kota utamanya
seperti Beijing, hongkong,Shanghai, Guangzhou, Shenzhen, Kunming
dan Chongqing ,
Laporan oleh Unit Kebijakan Pusat (GVT Hong Kong),
2015 menguraikan lima berikut sebagai sifat utama
dari proposal dokumen misi kota pintar Cina daratan :
• Untuk mempromosikan gaya hidup hijau dan rendah
karbon dan pengelolaan sistem kota yang ramah pemakai
yang terpusat pada orang.
• Untuk menempatkan kepentingan tinggi pada pengembangan kota-kota cerdas strategis yang tinggi pada indeks
sosio-ekonomi, dengan relevansi yang diberikan kepada
pendekatan desain yang terkoordinasi dengan baik dan
top down.
• Kutipan baru yang direncanakan harus menggabungkan
berbagai fungsi kota pintar.
• Kolaborasi antar-kota untuk mengembangkan klaster
kota pintar di tingkat provinsi untuk pendekatan holistik.
• Untuk memanfaatkan kota pintar sebagai alat untuk
mempromosikan di bawah daerah-daerah maju di negara
ini dan untuk mempercepat Urban legend isasi di daerah-daerah
ini.Metodologi Cina daratan
Cina daratan memiliki salah satu tingkat Urban legend isasi tertinggi di
antara negara-negara dunia dengan tingkat 52,6% yang dicapai pada 2012. Berbagai departemen pemerintah bersama
dengan pemerintah kota mempromosikan perkembangan
kota cerdas di Cina daratan . Pada 2013, sebanyak 311 kota di Cina daratan
telah memulai pembangunan kota pintar termasuk tingkat
sub-provinsi, tingkat prefektur, dan tingkat negara. Dalam
rangka membangun basis ilmiah dan bertindak sebagai thinktank penelitian, Cina daratan Urban legend Science Research Council mendirikan Laboratorium Bersama Kota Pintar Nasional. Sejauh
ini 19 laboratorium gabungan telah dibentuk dengan institusi
domestik dan asing untuk penelitian sains kota pintar (Chinese
Society of Urban legend Research , n.d.).
a. Komisi Eropa dan Cina daratan melaporkan tentang kemitraan
Kota Pintar, yang membandingkan proyek-proyek percontohan Kota Pintar dari Eropa dan Cina daratan
mendaftar analisis metodologi Cina daratan berikut bersama dengan tantangan yang dihadapi di berbagai bidang. Sebuah
Pemerintahan Cina daratan mengikuti pendekatan 'top down'
tradisional dengan masing-masing kota memiliki kelompok kepemimpinan kota pintar sendiri dengan struktur kepemimpinan formal. Selain itu, indikator kinerja
utama (KPI) untuk setiap kota, berdasar tolok ukur
internasional ditetapkan dengan sistem data terbuka semua dan
portal diadopsi sebagai prioritas utama.
• Salah satu tantangan utama yang dihadapi yaitu
kesulitan dalam melibatkan pemangku kepentingan
warga , yang terdiri dari kelompok warga
informal kecil dan lembaga berskala besar - untuk
menyelaraskan dengan tujuan yang berbeda. Selain itu, pemerintah kota perlu mengatasi risiko meminggirkan layanan hanya untuk bagian warga
yang memiliki smartphone. sebab sebagian besar
komunitas tidak akan memiliki akses ke ponsel cerdas
dan teknologi seluler lainnya, ketentuan harus dibuat
untuk strategi multi-saluran.
b. Pendanaan. Kota-kota pintar di Cina daratan didanai melalui me-kanisme pendanaan publik di tingkat pemerintah daerah
dan dalam beberapa masalah dari Pemerintah Provinsi dan
Nasional. Selain itu, perintis kota pintar mendirikan
Kendaraan Pembiayaan Pemerintah Daerah (LGFV) untuk
memungkinkan kota-kota mengumpulkan dana melalui
kombinasi pinjaman bank, obligasi, dan penawaran
umum pasar saham. Kota-kota seperti Tianjin, Chengdu,
dan Qinghai berhasil mendapatkan investasi langsung
asing.
• Namun, tantangan pendanaan yang dihadapi oleh
Cina daratan termasuk - menyampaikan nilai dalam hal manfaat-biaya kepada investor potensial di sektor swasta
dan meningkatnya utang pemerintah yang menyebabkan peringkat kredit LGFV menurun dari beberapa kota di Cina daratan . Ini mengarah pada biaya finansial yang lebih besar untuk mendanai proyek kota
pintar.
c. Model Bisnis. Sebagian besar proyek percontohan kota
pintar dibentuk melalui kemitraan publik-swasta yang
bekerja berdasar model ‘Build and Operate’ atau
‘Build, Transfer, dan Operate’ atau ‘Build and Transfer’.
Dalam banyak masalah , risiko jangka panjang jatuh pada
sektor swasta. Namun, beberapa kota di Cina daratan telah bermitra dengan perusahaan telekomunikasi untuk memberi layanan kepada pelanggan berdasar pembagian keuntungan/biaya.
• Tantangan utama yaitu bahwa kota pintar yaitu
perusahaan tanpa tahap penyelesaian yang pasti.
Oleh sebab itu, penting untuk memiliki model operasi yang berkelanjutan bahkan sesudah tujuan pembangunan tercapai, operasi bahkan sesudah tujuan
pengembangan tercapai.
d. Layanan kota cerdas. Solusi berbasis energi dan aplikasi
terkait transportasi yaitu dua layanan kota pintar paling
populer yang diadopsi oleh kota-kota percontohan di
seluruh dunia. Namun, beberapa kota di Cina daratan juga memasuk-masukan layanan administrasi publik sebagai bagian
dari portofolio layanan pintar.
Tantangan utama dalam layanan kota cerdas meliputi
- banyak pemangku kepentingan terhadap satu
pelanggan yang membutuhkan desain antarmuka
canggih dan mengelola risiko yang melibatkan
penyimpanan dan pengendalian informasi pribadi/
rahasia sebab akses data terbuka semua .
e. Teknologi. Dalam hal teknologi, kesulitan yang dihadapi
yaitu Konektivitas - Broadband – Sebuah jaringan terko -
neksi berkapasitas tinggi untuk operasi nirkabel dan tetap
diidentifikasi sebagai elemen kunci dalam infrastruktur kota
pintar. Ini mendorong kebutuhan untuk infrastruktur broadband nasional dan regional yang dapat melibatkan biaya implementasi yang tinggi, terutama di daerah terpencil.
• Internet of Everything - Persyaratan untuk memberi layanan berbasis teknologi kepada semua
orang yaitu memiliki jaringan TIK yang akan
mengantarkan Internet of Everything (IoE) yang
menghubungkan semua informasi aset publik ke
publik. Up-grading dari jaringan IP yang ketinggalan
jaman digabungkan dengan kekurangan teknisi ahli
untuk diimplementasikan dapat menjadi hambatan
utama bagi banyak pemerintah kota.
• Smart personal devices - Smartphone memberi
pengaruh yang besar dalam hal daya komputasi yang
dapat diakses yang dapat menghasilkan data besar.
Pemerintah kota dapat menawarkan aplikasi berbasis
ponsel pintar sebab jumlah ponsel pintar meningkat
sehingga membantu terhubung secara cepat dengan
warga. Kekurangannya yaitu kemungkinan kesenjangan digital antara warga yang memiliki ponsel cerdas dan yang tidak perlu dipertimbangkan saat membingkai antarmuka.
• Cloud computing - Cloud computing yaitu layanan
penting lain yang diterapkan sebagian besar kota Cina daratan .
Namun, ini yaitu forum yang menantang sebab
melibatkan masalah keamanan yang kompleks, mengelola komponen cloud yang kompleks dan interoperabilitas, masalah privasi, dan bahaya kunci vendor.
Big data analytics - Vast data dari berbagai aplikasi
dan sumber membantu dalam memperoleh pengetahuan tentang fungsi kota dan untuk meningkatkan
produktivitas. Namun, memproses beberapa besar
data bersama dengan pengambilan dan penyimpanan
yang aman, menyortir, berbagi, dan menganalisis data
merupakan tantangan besar untuk dipertimbangkan.
masalah Rakyat India - Kecepatan Siput
Kebutuhan
Beberapa peneliti telah membandingkan perbedaan
yang jelas antara jalur Urban legend isasi yang dipilih oleh Rakyat India dan
Cina daratan . menyoroti bahwa Rakyat India
memiliki tingkat Urban legend isasi yang jauh lebih besar daripada
Cina daratan hingga 1950 na namun Cina daratan bergerak gerak maju dengan kuat,
sehingga pada 2005 41% populasi Cina daratan tinggal di kota-kota
dibandingkan dengan 29% di Rakyat India untuk hal yang sama.
periode. Mereka juga mencatat bahwa Cina daratan telah menciptakan
sebuah model untuk praktik internal untuk transformasi
Urban legend yang konsisten dalam hal pemerintahan, perencanaan
kota, bentuk dan pola kebijakan Urban legend isasi di seluruh negeri
dan di dalam kota-kota. Sebaliknya, Rakyat India kurang berinvestasi
dalam belanja infrastruktur perkotaan dengan jumlah yang
relatif kecil $ 17 per kapita dibandingkan dengan $ 116 oleh
Cina daratan (Dobbs & Sankhe, 2010).
Pengamatan penting lainnya yaitu para walikota di kotakota besar Cina daratan dipercaya dengan kekuatan dan tanggung
jawab yang lebih besar daripada rekan-rekan mereka di Rakyat India .
Perbedaan utama dalam jalur Urban legend isasi yang dipilih oleh
kedua negara yaitu bahwa Cina daratan telah membuat pendekatan
yang disengaja dan sistematis untuk mengelola pertumbuhan
perkotaannya, sementara Rakyat India hampir tidak memperhatikan
transformasi inheren yang terjadi di dalam. Sementara Cina daratan
berinvestasi lebih banyak di kota-kotanya daripada permintaan, Rakyat India kekurangan investasi. Oleh sebab itu, perlu
waktu untuk Rakyat India untuk memulai langkah-langkah drastis untuk memenuhi permintaan yang meningkat untuk
memenuhi kekurangan infrastruktur.
Misi Kota Cerdas
Salah satu visi utama yang disorot oleh pemerintah Pusat
Rakyat India baru yang mulai berkuasa pada 2014 yaitu untuk
membangun 100 kota pintar sebagai kota satelit di kota-kota
besar di Rakyat India dalam 20 tahun ke depan, yang diikuti dengan
mengalokasikan dana di 2014-15 tahunan anggaran keuangan
(Bhattacharya et. al., 2015). Ini memicu minat yang besar
tidak hanya di dalam negeri na namun juga dari berbagai negara
termasuk Singapura, Jerman, AS, Jepang yang menawarkan
bantuan teknologi (Sathiamoorthy, 2016). Namun, inisiatif
ini oleh Perdana Menteri Rakyat India Narendra Modi dianggap oleh
Poole (2014) sebagai tanggapan terhadap dimasukkannya
Cina daratan doktrin kota Smart dalam rencana kota besarnya.
Draf Konsep Catatan tentang Kota Cerdas yang dirilis
oleh Pemerintah Rakyat India mengidentifikasi tekanan yang semakin besar pada daerah perkotaan di negara berkembang
dan kebutuhan akan pertumbuhan yang terorganisir untuk
mengakomodasi pola pertumbuhan masa depan (MoUD-Pemerintah, 2014). Mengingat ukuran negara Rakyat India dalam hal
jumlah penduduk, meskipun prosesnya tertunda, ini yaitu
langkah penting menuju masa depan dan yang mengarah ke
Rakyat India untuk melihat praktik terbaik oleh negara lain. Bhan
(2014) berdering dengan hati-hati mengenai usaha ini yang
diusulkan oleh kota-kota cerdas baru yang berwirausaha ini
tampaknya didorong oleh kepentingan perusahaan yang bisa
berakhir menjadi komunitas yang sangat besar dan zona
eksklusif yang semakin memperdalam kesenjangan sosial.
Misi Kota Cerdas dimaksudkan untuk menjadi salah satu
prioritas nasional utama bersama dengan Swachh Bharat atau
Misi Clean Rakyat India , Make in Rakyat India dan Digital Rakyat India .
6.5.4.3 Perbandingan dengan Metodologi Cina daratan
Dokumen misi Kota Pintar yang dikeluarkan oleh
Pemerintah Rakyat India (Kementerian Pembangunan Perkotaan,
2015) memperbesar informasi tentang metode penerapan kota
pintar di Rakyat India . Ketika membandingkan dokumen ini dengan
metodologi Cina daratan , pengamatan berikut dibuat.
a. Sebuah Pemerintahan - Misi bermaksud untuk mengalih-kan perwakilan yang setara ke semua tingkat pemerintahan
dengan memasuk-masukan Special Purpose Vehicle (SPV)
untuk implementasi kota pintar, dengan mengatur anggota dari Pusat, Negara, dan Badan Lokal Perkotaan
(ULB) atau dengan kata lain pemerintah kota. Pemerintah
Negara Bagian dan ULB akan menjadi 50:50 pemegang
saham, dengan otoritas dan fleksibilitas yang lebih besar
diberikan kepada SPV untuk melaksanakan proyek. Ini
yaitu tindakan terpuji seperti yang bisa dilakukan oleh
satu badan pengatur memberi hasil lebih cepat dan
dengan cara yang efisien daripada mencari persetujuan
dari berbagai tingkatan.
b. Pendanaan - Pendanaan diumumkan sebagai skema yang
disponsori pusat (CSS) dengan sekitar USD 15 juta yang
dialokasikan oleh Pemerintah Pusat dengan kontribusi
yang sama untuk disediakan oleh Negara dan ULB. Dana
oleh pemerintah daerah diharapkan akan dihasilkan dari
biaya pemakai lokal, monetisasi lahan, pengumpulan
utang, pinjaman dari institusi keuangan, kemitraan pemerintah-swasta (PPP), dan lain-lain. Namun, ada jauh
lebih sedikit kejelasan dalam hal menarik investasi dari
sektor swasta dan bisnis (Ministry of Urban legend Development,
2015). Investasi asing dan investor swasta akan dimotivasi
oleh margin keuntungan dan sebab itu kota-kota dengan
kesehatan keuangan yang buruk dapat dianggap kurang
baik. Selain itu, pendapatan berbasis kota tidak layak
untuk investasi infrastruktur besar (Bhattacharya et al.,
2015). Tanpa pendanaan besar dari pemerintah dan mekanisme pembiayaan yang layak untuk mengamankan
investasi, dimulainya misi kota pintar dapat ditunda
c. Model Bisnis - Tidak ada model bisnis yang jelas yang
diidentifikasi dalam dokumen sebab proposal dan implementasi yaitu inisiatif yang digerakkan oleh pemerintah dengan proyek-proyek tertentu yang akan dilaksanakan berdasar PPP. Tanpa mengikuti dasar
pembagian laba/biaya yang diadopsi oleh kota-kota
Cina daratan , untuk menghasilkan investasi swasta dalam proyek
dapat mengakibatkan hilangnya peluang penciptaan
pendanaan/pendapatan untuk kota-kota Rakyat India . Sifat
terfragmentasi dari pelaksanaan pembangunan kota
sebelumnya, seperti Jawaharlal Nehru National Urban legend
Renewal Mission (JNNURM), telah menghasilkan nonpencapaian agenda utama (Kundu, 2014).
d. Layanan kota cerdas - Layanan cerdas yang dicakup di
dalamnya - E-governance dan layanan warga, pengelolaan sampah, pengelolaan air, manajemen energi, dan
mobilitas perkotaan. Proposal melihat pada strategi
retrofitting area yang diidentifikasi di dalam kota, pengembangan kembali area built-in yang ada dengan peningkatan infrastruktur dan menerapkan setidaknya satu
solusi pintar pan-kota yang melibatkan pemakaian teknologi. Fokusnya lebih pada pembangunan perkotaan
untuk mengurangi lacunae infrastruktur di kota-kota
yang ada di Rakyat India .
e. Teknologi - Meskipun dokumen sering menyebutkan Teknologi Informasi dan infrastruktur yang diaktifkan Komunikasi dikembangkan, itu tidak menunjukkan rencana
untuk meningkatkan konektivitas broadband nasional,
membangun komputasi awan untuk operasi dan analisis
data besar. Misi paralel dari 'Digital Rakyat India ' diluncurkan
pada tahun 2015 membayangkan jalan raya broadband,
e-government di semua tingkatan, informasi untuk semua
dan elektronik pengiriman layanan sebagai beberapa
ide utama dari misi. (Digital Rakyat India , 2016). Namun, tidak
ada korelasi silang antara misi 'Pintar' dan 'Digital'
Rakyat India . berdasar literatur, perbandingan metodologi
pendekatan kedua negara ditabulasikan di bawah ini.
Perbandingan ini menarik pelajaran penting bagi Rakyat India terutama untuk pendanaan, memulai model bisnis yang jelas dan
di bidang teknologi. Kurangnya, atau pendanaan yang tertunda
memiliki efek yang merugikan pada langkah-langkah regenerasi
perkotaan sebelumnya di Rakyat India (Kundu, 2014) dan misi Kota Pintar
dapat mengikuti jika strategi yang jelas tidak diberlakukan. Tanpa
menentukan metode yang tepat untuk pelaksanaan proyek melalui
kemitraan, kemajuan misi dapat terancam. Demikian juga, target
yang jelas dan platform bersama untuk memantau kemajuan yang
dibuat oleh misi yang tumpang tindih atau saling melengkapi harus
diidentifikasi di semua tingkat pemerintah. Meskipun, Cina daratan telah
membuat kemajuan terpuji dengan perencanaan dan pelaksanaan
metodis, ada beberapa kompromi di sepanjang jalan, seperti yang
terlihat di bagian selanjutnya.
Trade-off dalam pertumbuhan cepat Cina daratan
Inklusivitas sosial
Salah satu masalah utama dalam pertumbuhan cepat Cina daratan
yaitu sistem pendaftaran rumah tangga 'hukuo' yang tidak mencakup hampir 300 juta migran pedesaan ke perkotaan. Konversi
dari pedesaan ke perkotaan 'hukuo' sering tidak mungkin sebab
meninggalkan para migran ini dengan hanya akses terbatas ke
pendanaan pemerintah untuk pendidikan dan perawatan kesehatan. Namun, 'rencana Urban legend isasi' yang dirilis oleh Cina daratan pada 2014
mengakui masalah ini dan telah menetapkan target konservatif termasuk setidaknya 100 juta ke perkotaan 'hukuo' pada 2020 (The
Economist, 2014). masalah ini menggambarkan kesejajaran dengan
Rakyat India di mana peningkatan Urban legend isasi terutama disebabkan oleh
migrasi desa-kota di kota-kota seperti Mumbai yang mengarah
ke permukiman informal. Populasi di “kota-kota sensus” baru ini
sering tidak diperhitungkan sebagai akibat dari distribusi layanan
esensial (Biswas, 2011).
Degradasi ingkungan
Woetzel dkk. (2009), memperkirakan bahwa dalam dekade
berikutnya, jumlah yang setara dengan seluruh populasi Amerika
Serikat akan melakukan perjalanan dari pedesaan ke perkotaan
Cina daratan . Temuan mereka konsisten dengan statistik Bank Dunia di
mana penduduk perkotaan di Cina daratan tumbuh dari 48% pada 2009
menjadi 54% pada tahun 2014 (PBB, 2014). Namun, migrasi makro ini telah membawa serangkaian kerumitannya sendiri. Satu
seperlima dari lahan yang bisa diolah yaitu tercemar dan begitu
halnya dengan air minum di daerah perkotaan (Duggan, 2014). Ini
telah menyebabkan meningkatnya protes untuk pendekatan yang
berpusat pada manusia pada pembangunan yang menempatkan
inklusivitas sosial dan peningkatan lingkungan di garis terdepan.
Ni dan Zheng (2014) membahas peran kunci daya saing perkotaan dalam meningkatkan keberlanjutan dan inovasi di kotakota. Dalam bukunya, mereka mengeksplorasi bagaimana kota-
kota Cina daratan yang luas didefinisikan oleh efisiensi ekonomi yang
berkurang dan tekanan lingkungan yang meningkat, yang selanjutnya menyebabkan kelangkaan sumber daya, bahan baku dan
permintaan yang lebih besar untuk infrastruktur dan layanan. Oleh
sebab itu, mereka menyarankan bahwa dengan mempromosikan
pertumbuhan hijau dan ‘branding kota’, citra kota yang unik
dapat dicapai. Singkatnya, berjuang untuk mencapai kota yang
berkembang pada faktor manusia, lingkungan alam, atraksi budaya
dan layanan administrasi yang efisien untuk penghuninya saat
ini dan penduduk potensial. Sebagian besar kota di Rakyat India dengan
jutaan penduduk, bahkan tanpa laju Urban legend isasi yang sama dengan
Cina daratan , sudah mengalami sisi lain dari pembangunan dalam hal
penipisan sumber daya dan pencemaran lingkungan (Lakshmana,
2014).
Keprihatinan kemacetan dan polusi udara
Pucher dkk. (2007), membandingkan dan kontras kebijakan
dan inisiatif transportasi perkotaan di Rakyat India dan Cina daratan . Mereka
mengamati beberapa perbedaan utama antara keduanya dan menemukan bahwa pemakaian lahan dan pertumbuhan perkotaan
di kota-kota Rakyat India lebih serampangan dan tidak terencana yang
mengarah ke gepeng pinggiran kota di kota-kota besar Rakyat India . Secara
kontras mereka menemukan bahwa Cina daratan memiliki perencanaan
kota yang lebih kompak meskipun ada pertumbuhan populasi
yang sama dan tingkat migrasi pedesaan ke perkotaan.
Demikian juga, secara tradisional Cina daratan memiliki ketergantungan yang tinggi pada bentuk sepeda yang tidak bermotor dan
oleh sebab itu memiliki infrastruktur bersepeda yang baik seperti
bikeways, jalur, sinyal dan parkir di sebagian besar kota-kotanya.
Namun demikian, infrastruktur bersepeda dan fasilitas berjalan
sebagian besar kekurangan di kota-kota Rakyat India . Mereka juga menemukan bahwa kualitas jaringan jalan perkotaan Cina daratan , sistem
transportasi publik dan infrastruktur jalan raya jauh lebih unggul
daripada rekannya di Rakyat India .
Meskipun sudah hampir satu dekade sejak ulasan ini dipublikasikan, situasi saat ini di Rakyat India sedikit berubah. Polusi udara di
kota-kota Cina daratan sebab kemacetan lalu lintas sering ditemukan di
media internasional, namun, kota-kota di Rakyat India jauh lebih buruk,
menjadi salah satu di antara sepuluh negara terburuk di dunia
untuk paparan polusi udara (Harris, 2014). Tingkat Urban legend isasi,
populasi, dan industrialisasi yang tinggi merupakan penyebab
tingginya tingkat PM2.5 di Cina daratan dan Rakyat India (Baklanov et al., 2016).
Permintaan energi
Populasi besar Cina daratan menuntut konsumsi energi yang tinggi
dan saat ini merupakan konsumen tertinggi di dunia. Sebagian
besar energinya berasal dari pembangkit listrik tenaga panas berbasis batubara yang terkenal menyebabkan tingkat polusi tinggi.
Dengan memperumit situasi ini, pendapatan yang dapat dihabiskan warga Cina daratan telah tumbuh secara eksponensial yang pada
gilirannya meningkatkan konsumsi energi. Untuk mengatasi Cina daratan
ini telah memulai $ 4,3 miliar pada jaringan smart sejak 2012
yang memungkinkan optimalisasi jaringan distribusi dan dengan
demikian menangani permintaan yang melonjak secara berkelanjutan (Downing, 2014).
Demikian juga, usaha Cina daratan untuk memasang pengukur cerdas
di semua rumah tangga pada 2017 lalu menerapkan penetapan
harga listrik berbasis waktu, melengkapi misi kota cerdasnya
(Administrasi Perdagangan Internasional, 2016). Integrasi smart
grid dan metering cerdas ke sumber energi terbarukan masih
dalam masa pertumbuhan di Rakyat India dengan proyek percontohan
sedang bereksperimen di beberapa negara bagian (Thakur &
Chakraborty, 2015).
Kebersihan - sifat positif
Tidak semua pembangunan negatif dan Cina daratan memiliki beberapa keuntungan relatif, salah satunya yaitu kebersihan menyeluruh di kota-kotanya. Cina daratan memiliki sejarah panjang dalam
dorongan kesehatan warga di kota-kotanya yang dirasakan
pada 1950-an untuk menghindari efek efek kimia dan biologis sebab Perang Korea. Kampanye kebersihan kota (HCC) telah menanamkan rasa kebersihan dan sanitasi publik, penampilan kota,
pendidikan kesehatan, di samping kebersihan air dan makanan
untuk mengendalikan penyebaran penyakit menular. Dorongan
berkelanjutan yang dikerahkan model kompetisi untuk kota-kota
yang memiliki 60 langkah indikatif untuk peringkat kinerja (B.
Li, 2011). Relatif, Rakyat India baru saja memulai pendekatan sistematis
untuk kebersihan melalui drive 'Clean Rakyat India ' lebih dari setengah
abad lalu pada tahun 2014.
Kesimpulan
Transformasi daerah perkotaan yang ada untuk memitigasi
atau menyembuhkan penyakit mereka merupakan tantangan universal sebab setiap kota memiliki sifat nya sendiri. Berbeda dengan rekan-rekan Barat mereka, Cina daratan dan Rakyat India memiliki
beberapa sifat umum, termasuk warga tradisional,
penuh dengan kota-kota padat penduduk dan menjadi negara
berkembang.
Ulasan di atas menunjukkan bahwa ada kebutuhan untuk
melakukan penelitian empiris pada perencanaan kota pintar di
Rakyat India untuk memahami kerangka kebijakan yang diperlukan
dan dinamika spasial yang ada. Meskipun Rakyat India telah mengalami
perkembangan yang relatif lambat dalam dua dekade terakhir,
Rakyat India dan Cina daratan memberi studi masalah yang sangat kontras
dalam perjalanan mereka untuk membangun kota pintar. Cina daratan
memberi kesan telah melakukan transisi terencana dalam dua
dekade terakhir untuk memposisikan diri untuk transformasi
cerdas. Sementara Cina daratan - ekspres oriental, telah merangkul dan
membentuk kota-kotanya dengan pembangunan yang sistematis
dan perencanaan jangka panjang, Rakyat India memberi penampilan
hanya bangun untuk realitas perkotaan dan transformasi yang tak
terelakkan menunggu kota-kotanya.
usaha -usaha Rakyat India untuk melakukan Urban legend isasi berjalan
dengan cepat dan misi kota yang cerdas tampaknya menjadi
reaksi spontan terhadap realisasi tiba-tiba sebab tidak ingin ditinggalkan. Terbukti bahwa Rakyat India masih dalam tahap eksplorasi
dan membutuhkan lebih banyak pekerjaan untuk bergerak gerak maju ke
desain dan lalu fase konstruksi. Menyiapkan laboratorium
nasional untuk berfungsi sebagai forum penelitian dan platform
berbagi pengetahuan akan membantu Rakyat India bergerak gerak menuju
tahap berikutnya dalam perjalanannya. Meskipun Cina daratan memang
memiliki masalah tersendiri saat menerapkan kota pintar, ia memiliki pelajaran berharga untuk ditawarkan ke Rakyat India .
Kota Tangerang Selatan
Tangerang Selatan merupakan kota termuda di Provinsi
Banten dan terbesar kelima di Jabodetabek dalam persoalan jumlah
penduduk. Semula merupakan kota satelit namun berkembang
menjadi pusat aktivitas bisnis dengan perdagangan dan jasa
sebagai pergerakan utama. Dengan sebagian besar penduduknya
berusia muda membuat kota Tangerang Selatan memiliki banyak
angkatan kerja yang produktif. Pembentukan Tangerang Selatan,
ditetapkan melalui “Undang-undang Nomor 51 tahun 2008
tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Provinsi Banten
tertanggal 26 November 2008” dan dilakukan dengan tujuan
untuk memaksimalkan potensi daerah melalui pelayanan di bdang
pemerintahan, pembangunan, dan kewarga an.
Kota Tangerang Selatan terletak di bagian Timur Provinsi
Banten yaitu titik koordinat 106038’ – 106047’ Bujur Timur dan
06013’30’’-06022’30’’ Lintang Selatan dan secara administratif
terdiri dari 7 (tujuh) kecamatan, 54 (lima puluh empat) kelurahan
dengan luas wilayah 147,19 km2 atau 14.719 Ha. Sebelah utara
berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta dan Kota Tangerang;
sebelah timur berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta dan Kota
Depok; Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Tangerang
Selatan dan Kota Depok; dan Sebelah barat berbatasan dengan
Kabupaten Tangerang.
Visi dan Misi Smart City Kota Tangerang Selatan
Visi kota Tangerang Selatan yaitu “Terwujudnya Tangerang
Selatan Kota Cerdas berkualitas berdaya saing berbasis Teknologi
dan Inovasi”
Misi kota Tangerang Selatan yaitu ;
1. Mengembangkan Sumber Daya Manusia yang Handal dan
Berdaya saing.
2. Meningkatkan Infrastruktur Kota yang Fungsional.
3. Menciptakan Kota Layak Huni yang berwawasan Lingkungan.
4. Mengembangkan Ekonomi Kerakyatan berbasis Inovasi dan
Produk Unggulan.
5. Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan yang baik berbasis
Teknologi Informasi.
Pembangunan Smart City Kota Tangerang Selatan
Kerangka pikir Smart City mengikuti Masterplan Smart City
yang disesuaikan oleh Buku Panduan Penyusunan Masterplan
Smart City 2017 Gerakan Menuju 100 Smart City yang diterbitkan
oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia
tahun 2017.
Terdapat beberapa elemen utama kesiapan daerah cerdas
yaitu:
1. Struktur: pembangunan sumber daya manusia pelaksana
dan penerima manfaat Smart City, penyiapan sumber daya
anggaran dan sumber daya tata kelola dan tata paming;
2. Infrastruktur: Pembangunan infrastruktur pendukung Smart
City yang meliputi infrastruktur fisik, infrastruktur digital
atau TIK, dan infrastruktur sosial untuk kepentingan umum;
3. Suprastruktur: penyiapan kebijakan atau peraturan daerah,
kelembagaan, dan tata-laksana pelaksanaan pembangunan
Smart City.
Smart Governance
1. Pelayanan Publik
Salah satu penunjang Smart Governance yaitu pelayanan
publik. Pelayanan publik meliputi administrasi, jasa dan barang-barang. Pemkot diharapkan mampu melayani warga dalam administrasi, jasa dan pengadaan barang-barang
agar warga dapat dengan mudah mendapatkan haknya
sebagai warga Kota Tangerang Selatan seperti pembuatan
KTP, sertifikat tanah dan sebagainya.
2. Manajemen Birokrasi yang Efisien
Penunjang kedua Smart Governance adalaah birokrasi yang
efisien. Birokrasi yang tidak efisien akan membawa pemerintahan kota menjadi tidak adil, tidak bertangung jawab dan
tidak transparan. Jika ini terjadi maka dibuatlah e-planning,
e-budgeting, e-monev, dan sebagainya. Sistem ini sebaiknya
diintegrasikan dengan e-gov agar adanya integrasi antara
OPD (Organisasi Perangkat Daerah). Smart e-gov ini perlu
didukung oleh COC (City Operation Center).
3. Efisiensi Kebijakan Publik
Kebijakan publik dimulai dari inisiatif yang tinggi dari pemerintahan kota untuk meningkatkan keefisienan dengan cara
membuat peraturan yang dapat diakses dengan mudah oleh
warga kota dan peraturan ini memiliki dampak yang
positif bagi aspirasi warga yang berkesinambungan.
Smart Branding
1. Membangun dan Memasarkan Ekosistem Pariwisata
Membangun tempat tujuan pariwisata yang layak bagi para gerombolan wisatawan ; membangun infrastruktur jalan, hotel, restauran
dan sebagainya untuk memudahkan para gerombolan wisatawan sampai dan
nyaman berada disana; dan mengembangkan budaya ramah
dan pembelajaran bahasa agar para para gerombolan wisatawan dapat berkomunikasi dengan warga sekitar.
2. Membangun platform dan Memasarkan Ekosistem Bisnis
Daerah
Membangun pasar, portal investasi daerah dan memasarkan
jasa dan industri kreatif daerah seperti kuliner, fashion, kesenian, dan lain-lain.
3. Membangun dan Memasarkan Wajah Kota
Membangun arsitektur kota yang mencerminkan nilai-nilai
daerah dengan tata ruang dan tata wilayah yang bersih, indah,
dan rapih bertaraf internasional.
Smart Economy
1. Membangun Ekosistem Industri yang berdaya saing
Membangun industri primer (pertanian, peternakan, dan perikanan), sekunder (gas, listrik, manufaktur, pengolahan dan
pengepakan) dan tersier (perdagangan dan pasar daerah). 2. Membangun Kesejahteraan Rakyat
Mewujudkan kesejahteraan melalui pendapatan rumah tangga, penyerapan tenaga kerja dan pemberdayaan ekonomi
warga
3. Membangun Ekosistem Transaksi Keuangan
Membangun transaksi keuangan yang cashless melalui
e-money; membangun system bankable untuk akses permodalan; membangun e-commerce untuk mewujudkan ekosistem
ekonomi digital.
Smart Living
1. Harmonisasi Tata Ruang Wilayah
Harmonisasi sangat penting untuk membentuk Smart Living
seperti kenyamanan perumahan bagai warga, pusat bisnis
yang menjadi pusat pemenuhan kebutuhan dan tempat rekrasi
untuk melepas penat bagi keluarga.
2. Mewujudkan Prasarana Kesehatan
Prasarana kesehatan juga sangat penting seperti mewujudkan
sumber kuliner atau tempat makanan yang sehat, dan tempat
berolah raga yang tercukupi
3. Menjamin Ketersediaan Sarana Transportasi
Adanya sarana transportasi yang memadai bagi supply makanan sehat, kesehatan, mobilitas individual dan publik, dan
penjemputan pasien jika ada yang sakit.
Smart Society
1. Mewujudkan Interaksi warga yang Efisien
Smart society dapat diwujudkan dengan interaksi antara individual meningkat. Biasanya keterbatasan interaksi sangat dipengaruhi oleh waktu dan tempat sehingga untuk berkomunikasi membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Oleh sebab itu,
di era digital ini teknologi informasi menjadi peran penting
bagi warga untuk bersosialisasi seluas-seluasnya tanpa
terbatas waktu, ruang dan biaya. Sebagai contoh Komunitas
UKM Tangerang Selatan. Sudah adanya Portal Web UKM
yang memudahkan para UKM berinteraksi dengan sesama
dan konsumen.
2. Membangun Ekosistem Belajar yang Efisien
Smart Society juga tidak terlepas dari keberadaan pendidikan
formal dan informal. Keberadaan kedua lembaga ini
sangat mendukung adanya pemberian kesempatan seluasluasnya atas bagi warga kota untuk menerima pendidikan
termasuk kaum disable. Membangun platform seperti smart
school, smart pesantren, smart training, dan lain lain agar
tujuan smart society tercapai.
3. Mewujudkan Sistem Keamanan warga
Mewujudkan sistem yang bebas bencana sehingga warga
merasa aman tinggal di lingkungan perumahan sebab kese
lamatan jiwa dan harta bendanya sudah diprogramkan melalui
sumber daya dan alat kelengkapan pemerintah.
Smart Environment
1. Mengembangkan Program Proteksi Lingkungan (Protection)
Perlindungan dikembangkan kepada udara, air dan tanah sebab kehidupan di Urban legend sangat dekat dekat dengan polusi
udara, limbah dan plastik. Sebagai contoh perkembangan
sensor Internet of Thing, membangun ruang terbuka semua hijau,
melakukan restorasi sungai yang memiliki pencemaran yang
tinggi, dan mengendalikan polusi udara.
2. Mengembangkan Tata Kelola Sampah dan Limbah (Waste)
Tata kelola limbah dari rumah tangga, industri dan umum
secara urgent harus dikembangkan agar tidak merusak air,
tanah dan udara sebagai contoh mengembangkan sistem tata
kelola limbah rumah, industri, dan sampah publik.
3. Mengembangkan Tata Kelola Energi yang Bertanggung jawab
(Energy)
Tata Kelola energi harus dilakukan secara efisien, bertanggung
jawab dan berkelanjutan agar perlindungan dan tata kelola
tetap dilaksanakan walaupun berganti kepemimpinan. Sebagai contoh biogas, energi suara, tenaga angin, biomassa, dan
lain-lain
Smart Regional
Smart Regional yaitu tingkat kematangan sebuah daerah
dalam mengimplementasikan kombinasi antara kemampuan berdasar readiness dan kinerja daerah berdasar performa
Smart Region. Tingkat kematangan suatu daerah dibagi menjadi
empat tingkat yaitu initial, developing, managed, dan optimized.
Pengertian Ekonomi
Ekonomi berasal dari bahasa Yunani asal kata “oikosnamos”
atau “oikonomia” yang memiliki artinya “manajemen urusan rumah
tangga” khususnya penyediaan dan administrasi pendapatan (Sastradipoera, 2001:4) (baehaqi). Menurut Albert L. Meyers ilmu ekonomi yaitu ilmu yang mempersoalkan kebutuhan dan pemuas
kebutuhan manusia.
J.L. Meij menyatakan, ilmu ekonomi yaitu ilmu tentang
usaha manusia ke arah kemakmuran. Samuelson dan Nordhaus
mengemukakan, “ilmu ekonomi merupakan studi tentang perilaku
orang dan warga dalam memilih cara memakai sumber
daya yang langka dan memiliki beberapa alternatif pemakaian ,
dalam rangka memproduksi berbagai komoditi, untuk lalu
menyalurkannya baik saat ini maupun di masa depan kepada berbagai individu dan kelompok yang ada dalam suatu warga .
Menurut Samuelson, ilmu ekonomi merupakan ilmu pilihan.
Ilmu yang mempelajari bagaimana orang memilih pemakaian
sumber-sumber daya produksi yang langka atau terbatas untuk
memproduksi berbagai komoditi, dan menyalurkannya ke berbagai
anggota warga untuk segera dikonsumsi.
Indikator perhitungannya yaitu Produk Domestik Bruto
(PDB). PDB yaitu nilai barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksi di dalam Negara ini dalam satu tahun tertentu. Untuk menghitung nilai barang dan jasa dalam satu perekonomian
ada tiga cara yaitu:
1. Cara pengeluaran yaitu dengan menjumlahkan peneluaran
ke atas barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksikan di
dalam negara ini .
2. Cara produksi atau cara produk neto yaitu menjumlahkan
nilai produksi barang dan jasa yang diwujudkan oleh berbagai
sektor usaha dalam perekonomian.
3. Cara pendapatan yaitu perhitungan pendapatan nasional diperoleh dengan cara menjumlahkan pendapatan diterima oleh
faktor-faktor produksi yang dipakai untuk mewujudkan
pendapatan nasional.
8.2 Pertumbuhan Ekonomi
Rumus pertumbuhan ekonomi yaitu :
PDBt
- PDBt-1
PDBt-1
x 100%
Di mana:
PDBt : Pendapatan Nasional dalam tahun t
PDBt-1 : Pendapatan Nasional sebelum tahun t
Menurut Mohammad Abdul Muhyi Trend dan sumber pertumbuhan ekonomi yaitu :
1. Upah dan laba tanpa trend seperti upah riil dan bunga riil.
2. Trend pokok dari pertumbuhan ekonomi seperti penduduk
berkembang lebih rendah dari persediaan modal, tingkat
upah riil naik dengan kuat, porsi upah dan gaji terhadap total
pengembalian pada barang modal dalam jangka panjang
bergerak gerak sedikit, tingkat pengembalian modal (bunga riil)
tidak jatuh, terdapat kenaikan rasio modal dan output, rasio
tabungan terhadap total output nasional stabil, dan peningkatan produk nasional yang stabil.
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan:
1. Tanah dan kekayaan alam.
2. Jumlah dan mutu penduduk serta tenaga kerja.
3. Barang modal dan tingkat teknologi.
4. Sistem sosial dan sikap warga .
5. Luas pasar.
8.3 Teori Pertumbuhan Ekonomi
Ada tiga sumber pertumbuhan ekonomi menurut Adam Smith
meliputi akumulasi modal, akumulasi sumber daya manusia, dan
perubahan teknologi
Menurut Schumpeter, pertumbuhan ekonomi yaitu ” peningkatan output warga yang disebabkan oleh semakin banyaknya
faktor produksi yang diperpakai dalam proses produksi tanpa
adanya perubahan cara-cara atau teknologi itu sendiri”.
Salah satu tolak ukur penting dalam menentukan keberhasilan
pembangunan ekonomi yaitu pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia tidak dapat dipisahkan oleh desentralisasi fiskal sejak 2001 yang awalnya berasal dari sentralistis.
Kebijakan desentralisasi fiskal diwujudkan dalam bentuk pemberian transfer terhadap daerah berupa dana perimbangan,
dana otonomi dan khusus dan penyesuaian, serta dalam bentuk
instrumen peningkatan potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD)”.
Di samping itu, kenaikan pertumbuhan juga disebabkan
rasio pajak menurun. Penurunan rasio pajak akan meningkatkan
pendapatan disposable yang pada akhirnya mendorong kenaikan
daya beli riil warga . Peningkatan investasi juga meningkatkan
pertumbuhan ekonomi sebab adanya perkembangan yang lebih
cepat.
Menurut penelitian Putri dkk (2015) model pertumbuhan
ekonomi di Indonesia:
Y1
= 0.367233 + 0.389295 X1
– 0.419602 X2
+ 0.712989 X4
Di mana:
Y1 = Pertumbuhan Ekonomi
X1 = Otonomi Fiskal Daerah
X2 = Rasio Pajak
X4 = Investasi
Derajat otonomi fiskal daerah berpengaruh signifikan dan
positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Terdapatnya
pengaruh yang signifikan secara parsial antara derajat ekonomi
fiskal daerah terhadap pertumbuhan ekonomi. Rasio pajak secara
parsial berpengaruh signifikan dan negatif terhadap pertumbuhan
ekonomi Indonesia. Secara parsial investasi mempengaruhi secara
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Hapsari dkk (2014), menyatakan bahwa indikator keberhasilan
UKM yang dikemukakan oleh Sumodoningrat yaitu merliputi:
1. Jumlah UKM.
2. Penyerapan Tenaga Kerja UKM.
3. Modal UKM.
4. Laba atau Keuntungan yang diperoleh UKM.
“Sektor UKM merupakan penyumbang terbesar Produk Domestik Bruto (PDB) secara nasional, Jawa Timur dan khususnya
Kota Batu”. Oleh sebab itu, Peran UKM terhadap pertumbuhan
ekonomi daerah sangat penting.
Y = 0.817585 + 0.010645X1
- 0.001917X2
+ 0.134492X3
+ 0.163239X4
Di mana :
Y = Pertumbuhan Ekonomi Daerah
X1 = Jumlah UKM
X2 = Tenaga Kerja
X3 = Modal UKM
X4 = Laba UKM
Dari persamaan di atas diketahui bahwa di Kota Batu
banyaknya UKM (X1
) tidak berpengaruh parsial terhadap pertumbuhan ekonomi daerah (Y); penyerapan tenaga kerja (X2
) tidak berpengaruh secara parsial terhadap pertumbuhan ekonomi daerah;
modal UKM (X3
) berpengaruh signifikan terhadap pertumbuha
ekonomi daerah (Y); laba juga memilki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah (Y).
Menurut Sundari (2018), Salah satu ukuran untuk mengukur
daya saing yaitu produktivitas. Produktivitas secara umum dapat
dimaknai sebagai kemampuan menghasil