masakan jawa

 







Lontong yaitu  makanan tradisional 

yang dibuat dari beras. Makanan 

ini dibungkus dengan daun pisang. Cara 

memasaknya yaitu  dengan mengukusnya 

di atas air mendidih. Dibutuhkan waktu 

beberapa jam untuk memasak lontong. Jika 

air yang dipakai  untuk memasak habis, 

harus dituang kembali. Hal ini biasanya 

harus dilakukan berulang kali hingga 

lontong masak. 

Bagian luar lontong berwarna 

kehijauan  sebab  dibungkus dengan daun 

pisang. Bagian dalamnya berwarna putih. 

Lontong dikenal di berbagai daerah. 

Lontong menjadi bagian dari banyak hidangan, seperti gado￾gado, lontong opor, lotek, rujak cingur, sate ayam, dan soto. 

Pada masyarakat Jawa, lontong dikenal merupakan 

singkatan olone dadi kothong. Artinya yaitu  kejelekannya 

sudah tidak ada lagi atau hilang. Arti lontong ini erat kaitannya 

dengan bulan Ramadan yang merupakan bulan suci umat Islam. Di bulan ini pintu maaf dibukakan. Jadi, sesudah  menjalankan 

ibadah puasa sebulan penuh dan diakhiri saling bermaafan di 

Hari Raya Idulfitri, setiap muslim akan kembali suci atau fitrah. 

Keburukannya hilang atau olone dadi kothong.

Lontong yaitu  makanan yang lunak (tidak keras). Hal 

ini melambangkan bahwa hati yang tidak keras akan mudah 

menerima nasihat orang lain. Orang yang hatinya lunak juga 

mudah menolong orang lain.

Ada pula yang mengaitkan lontong dengan kata klontong. 

Klontong yaitu  jembatan kecil. Dengan jembatan ini, orang 

bisa melangkah dari satu tempat ke tempat lain dengan mudah. 

Tanpa klontong, akan sulit bagi seseorang untuk dapat mencapai 

tempat  sebab  ia harus meloncat untuk menyeberangi jalan 

atau sungai. Maknanya yaitu  jika manusia memiliki hati atau 

jiwa yang lapang, ia akan suka membantu orang lain. 

Lontong mengajarkan kepada kita untuk bersedia minta 

maaf ketika melakukan kesalahan. Kita juga harus mau 

memaafkan saat orang lain berbuat salah kepada kita. Dengan 

saling memaafkan, keburukan yang sudah kita lakukan akan 

hilang. Saling memaafkan juga akan membuat hubungan kita 

dengan orang lain menjadi erat. 

Lontong juga memberi pelajaran bahwa seharusnya 

kita mampu menjadi orang yang berguna. Orang yang mudah 

memberikan bantuan kepada orang lain. Cara membuat lontong

Bahan-bahan untuk membuat lontong yaitu  beras yang 

berkualitas baik, 1 lembar daun pandan, lidi, air panas dan 

dingin secukupnya, daun pisang kepok atau klutuk. Untuk daun, 

pilih yang tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua.

Sebelum dimasak menjadi lontong, beras dicuci hingga 

bersih, lalu direndam dalam air dingin selama 1 jam atau lebih. 

Daun pisang harus dijemur lebih dahulu sebelum 

dipakai . Bisa juga dipanaskan di atas api hingga agak layu. 

lalu , dilap dengan bersih dan dipotong-potong dengan 

ukuran sekitar 30 x 20 cm 

Ambil dua lembar daun pisang, gulung menyerupai silinder. 

Bagian bawah daun berada di dalam. Semat salah satu ujungnya 

dengan lidi. 

Isi daun yang sudah dibentuk gulungan dengan beras 

sebanyak ½ bagian. Semat ujung gulungan yang lain dengan 

lidi. Lakukan hingga beras habis dimasukkan ke dalam gulungan 

daun pisang. 

Masukkan ke dalam panci dengan posisi berdiri. Tuang 

air dingin ke dalam panci hingga gulungan daun berisi beras 

terendam seluruhnya. Masukkan selembar daun pandan. 

Rebus dengan api sedang. Jika air telah menyusut, tuang 

air panas sehingga lontong terendam kembali seluruhnya. 

Rebus lontong sampai memadat dan kenyal. Angkat dan ditiriskan dengan posisi berdiri, lalu diangin￾anginkan hingga dingin.












Klepon yaitu  makanan tradisional 

yang termasuk dalam kelompok 

jajanan pasar. Klepon dibuat dari tepung 

beras ketan yang dibentuk menjadi bola￾bola kecil. Di dalamnya diisi dengan gula 

merah. Cara memasaknya dengan direbus 

di dalam air mendidih. sesudah  masak, 

klepon digulung-gulungkan di atas parutan 

kelapa. 

Klepon biasa dijajakan dengan getuk 

dan cenil. Warna klepon biasanya putih 

atau hijau. Warna hijau klepon dapat 

berasal dari bahan pewarna alami, seperti 

daun suji atau daun pandan.

Selain rasanya yang lezat, ada nilai-nilai kebaikan yang 

dapat dipelajari dari jajanan pasar ini. Klepon yaitu  lambang 

kesederhaan. Ini dapat dilihat dari bahan-bahannya yang 

sedikit jenisnya dan mudah didapat. Nilai kesederhanaan klepon 

juga dapat diambil dari cara membuatnya yang sangat mudah. Sederhana yaitu  sifat terpuji. Hidup sederhana akan 

memberikan kedamaian dan kebahagiaan. Dengan menjalani 

hidup secara sederhana, seseorang tidak akan menghamburkan 

hartanya secara berlebihan dan sia-sia. Orang yang memiliki 

sifat sederhana akan memilih memakai  harta bendanya 

untuk membantu sesama. 

Kesederhanaan juga akan menjauhkan seseorang dari 

melakukan tindakan-tindakan tidak baik, seperti mengambil 

hak orang lain, tidak peduli lagi halal atau haram, dan bekerja 

dengan tidak jujur.

Rasa manis dari kue klepon tersembunyi di bagian dalam. 

Rasa manis ini berasal dari gula aren. Rasa manis baru dapat 

dirasakan sesudah  orang memakan bagian luar klepon yang 

dibuat dari tepung beras ketan. 

Hal ini melambangkan pentingnya manusia memiliki 

kebaikan hati. Walaupun tidak terlihat dari luar, kebaikan hati 

dapat dirasakan. Gula membuat klepon terasa manis dan tidak 

hambar. Kebaikan hati seseorang akan membuatnya dicintai 

Tuhan dan sesama. 

Klepon dibalur dengan parutan kelapa. Hal ini 

mengingatkan pada beberapa tahap kehidupan manusia. Kelapa 

dilapisi sabut atau sepet dan batok yang keras. sesudah  kedua 

lapisan ini dikupas, masih ada lapisan lain berupa kulit ari. Kulit 

ari berwarna kecokelatan sampai kehitaman. Di balik kulit ari 

inilah baru dapat ditemukan daging buah kelapa. Manusia harus melalui beberapa tahap untuk dapat meraih 

kebahagiaan. Manusia harus melewati kehidupan yang keras 

dan susah. Hal ini dilambangkan oleh sepet dan batok yang 

membungkus kelapa. 

Tahap selanjutnya, manusia harus membersihkan hati. 

Juga berhati-hati menjalani kehidupan. Hal ini dilambangkan 

oleh kulit ari yang tipis. 

Walaupun sudah menjaga hati dan berhati-hati menjalani 

kehidupan, manusia belum sampai pada tujuan akhirnya. Hal ini 

dilambangkan dengan buah kelapa yang sudah dapat dipakai , 

tetapi belum sempurna fungsinya. 

Untuk meraih kebahagiaan, manusia harus terus berusaha 

memperbaiki diri. Hal ini dilambangkan dengan kelapa yang 

diparut atau dihaluskan.

Klepon umumnya dibuat berwarna hijau. Warna hijau 

melambangkan kehidupan. Jadi, manusia harus menjaga hatinya 

agar tetap hidup. Maksud hati yang hidup yaitu  hati yang 

baik. Dengan hati yang hidup, manusia akan selalu berusaha 

berbuat kebaikan dan menjauhi kejahatan. 

Klepon bentuknya bulat. Hal ini melambangkan bahwa 

hidup juga seperti bulatan. Tidak diketahui mana ujung dan 

pangkalnya. Manusia tidak pernah tahu kapan ia akan dilahirkan 

dan kapan meninggal dunia. 

Bulatan klepon umumnya tidak bisa bulat sempurna. Selalu 

ada bagian yang tidak rata. Begitu pula dengan kehidupan 

manusia. Tidak ada yang sempurna dan tidak ada yang pasti. 

Dalam hidup manusia kadang gembira, kadang berduka. 

Manusia tidak pernah tahu apa yang akan terjadi.

Sebelum masak dan dapat dinikmati, klepon harus melalui 

proses perebusan lebih dahulu. Hal ini mengandung nasihat 

bahwa untuk meraih kesuksesan, seseorang harus mau bekerja 

keras. Selain itu, ia juga harus bisa menghadapi cobaan dengan 

sabar serta ikhlas. 

Pembuatan klepon tidak sulit. Bahannya pun sederhana 

serta mudah didapat. Namun, membuat klepon tidak dapat 

dilakukan dengan sembarangan. 

Untuk membuat klepon yang enak dibutuhkan kemampuan 

untuk mencampur bahan-bahan dengan takaran yang pas Proses pembuatan klepon melambangkan pentingnya 

ketepatan, ketelitian, dan kesabaran dalam melakukan berbagai 

pekerjaan. Semua ini dibutuhkan untuk mencapai hasil yang 

baik. 

Ada banyak pelajaran berharga yang dapat kita petik dari 

klepon. Pelajaran tentang kesederhanaan, kebaikan hati, kerja 

keras, dan kesabaran. Jika ini kita miliki, kita akan menjadi 

manusia yang baik. Kita juga akan sukses meraih cita-cita.

Cara membuat klepon

Bahan-bahan untuk membuat klepon yaitu  200 gram 

tepung ketan, 50 gram tepung beras, garam secukupnya, air 

secukupnya, gula merah secukupnya, pasta pandan secukupnya, 

½ butir kelapa agak muda, 2 lembar daun pandan, dan air untuk 

merebus

Untuk membuat klepon diawali dengan mencampur tepung 

ketan, tepung beras, dan garam. lalu , ditambahkan air 

sedikit demi sedikit dan pasta pandan. Aduk terus sampai 

adonan kalis.

Ambil sedikit adonan tepung, lalu pipihkan tengahnya. 

Isi bagian tengahnya dengan gula merah yang sudah disisir. 

lalu , bentuk bulatan. Lakukan sampai adonan habis. 

Rebus air dengan daun pandan hingga mendidih. Masukkan 

bulatan klepon ke dalam air yang mendidih sedikit demi sedikit. 

Masak hingga klepon mengapung lalu matikan api Parut kelapa dan campur dengan sedikit garam, lalu  

kukus. Tiriskan klepon, lalu gulung-gulungkan pada kelapa 

parut. Klepon siap disajikan







Dawet yaitu  minuman yang 

dibuat dari campuran air gula 

jawa, santan, dan cendol. Biasanya dawet 

disajikan dengan dicampur es. Minuman ini 

rasanya segar.

Dawet juga menjadi bagian penting 

dari upacara pernikahan adat Jawa. Dalam 

rangkaian upacara pernikahan adat Jawa, 

terdapat tradisi yang dinamakan dodol 

dawet. Dodol dawet yaitu  istilah bahasa 

Jawa. Artinya yaitu  berjualan dawet. 

Orang tua pengantin wanita berjualan 

dawet dan para tamu undangan menjadi 

pembelinya. 

Ibu mempelai wanita bertugas melayani pembeli, 

sementara sang ayah menerima pembayaran. Para tamu 

undangan membeli dawet tersebut. 

Uniknya, para tamu undangan tidak membeli dawet 

memakai  uang, tetapi kereweng. Kereweng yaitu  pecahan 

benda yang terbuat dari tanah liat. Contohnya yaitu  pecahan 

genting atau kuali. Dodol dawet bukan hanya pelengkap rangkaian acara 

pernikahan. Dalam tradisi ini, terkandung ajaran kebaikan. 

Bentuk dawet yang bulat melambangkan kebulatan hati 

dan kesiapan orang tua untuk menikahkan anaknya.

Kereweng yang dipakai  untuk membeli dawet 

melambangkan bahwa kehidupan manusia dimulai dari bumi 

dan mendapat penghidupan dari bumi pula. 

Pembagian tugas dalam dodol dawet, yaitu ibu melayani 

pembeli dan ayah menerima pembayaran juga melambangkan 

ajaran kebaikan. Anak yang tengah menjalani upacara 

pernikahan diajarkan bahwa dalam kehidupan berumah tangga, 

suami-istri harus saling membantu. 

Di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, terdapat 

minuman khas yang dikenal dengan nama dawet ayu. Ada 

beberapa pendapat terkait asal mula nama dawet ayu ini. 

Menurut pendapat pertama, nama dawet ayu diambil 

centong dawet yang menggambarkan Dewi Srikandi. Sosok yang 

terkenal kecantikannya dalam dunia pewayangan.

Pendapat kedua disampaikan oleh sastrawan kenamaan 

asal Banyumas bernama Ahmad Tohari. Menurut Ahmad Tohari, 

nama dawet ayu berasal dari cerita turun-temurun tentang 

seorang penjual dawet berwajah cantik. Itulah sebabnya, 

dawet yang dijualnya dijuluki dawet ayu. Pendapat ini sesuai 

pendapat tokoh masyarakat Banyumas lainnya. Dawet ayu biasanya dijajakan dalam dua gentong terbuat 

dari tanah liat. Kedua gentong ditempatkan di sisi kiri dan 

kanan pikulan. 

Penggunaan gentong dari tanah liat diyakini mampu 

membuat dawet dan santan menjadi dingin walaupun tidak 

ditambahkan es. Namun, saat ini kebanyakan dawet ayu 

disajikan dengan tambahan es batu. 

Gentong dawet

 

Penjual dawet ayu biasanya membawa dagangannya 

dengan memikul dua gentong memakai  pikulan. Pikulan 

yang dipakai  sangat unik. Pada kedua sisi pikulan, terdapat 

hiasan berbentuk dua tokoh pewayangan, yaitu Semar dan 

Gareng. 

Hiasan ini memiliki arti khusus. Kata Semar dan Gareng 

jika dipadukan dapat menciptakan kata mareng. Artinya yaitu  

kemarau. Maksudnya yaitu  pada musim kemarau cuaca panas dan orang-orang selalu merasa haus. Pada saat itulah, minuman 

yang paling tepat untuk melepas dahaga yaitu  dawet ayu. 

Penggunaan simbol Semar dan Gareng juga dapat bermakna 

harapan dari penjual dawet yang menginginkan cuaca dalam 

kondisi kemarau. Dengan demikian, dawetnya bisa laris.

Dari dawet yang dipakai  dalam tradisi dodol dawet, 

kita diingatkan tentang kasih sayang orang tua. Dengan niat 

yang bulat, orang tua selalu berusaha memberikan yang terbaik 

untuk anak-anaknya.

Kita juga diingatkan mengenai asal usul kita dan dari mana 

sumber penghidupan kita. Kita berasal dari bumi dan hidup dari 

bumi pula. Oleh  sebab  itu, kita tidak boleh sombong. Selain itu, 

kita harus menyayangi bumi dan menjaga kelestariannya. 

Dari penjual dawet ayu kita belajar bahwa kita tidak boleh 

kehilangan harapan. Kita harus selalu bersemangat dan penuh 

harap. Kita harus yakin bahwa dengan bekerja keras harapan 

tersebut akan menjadi kenyataan. Sebagaimana penjual dawet 

ayu yang selalu berharap dengan penuh keyakinan dawetnya 

akan laris terjual.

Cara membuat dawet

Dawet merupakan campuran dari cendol, juruh, dan santan. 

Juruh yaitu  kuah manis rebusan gula merah. Bahan-bahan untuk 

membuat cendol yaitu  60 gram tepung beras, 50 gram tepung hunkue, 100 ml air matang, 1 sendok teh garam, 5 lembar daun 

pandan, 15 lembar daun suji, 500 ml air, ¼ sendok teh pewarna 

makanan hijau, dan air es.

Bahan-bahan untuk membuat juruh yaitu  200 gram gula 

merah, 250 ml air, 2 sendok makan gula pasir, 2 lembar daun 

pandan, ½ sendok teh garam. 

Campuran lain dari dawet yaitu  santan. Bahan untuk 

membuat santan yaitu  500 ml santan kental, 1 lembar daun 

pandan, ½ sendok teh garam.

Langkah pertama yang harus dilakukan yaitu  membuat 

cendol. Tumbuk daun suji dan pandan. Tambahkan sedikut air 

dan sambil diremas-remas. Peras dan saring airnya.

Selanjutnya, campur tepung beras, tepung hunkue, air 

perasan daun suji dan daun pandan, garam, air, dan pewarna 

makanan. Masak di atas api kecil hingga matang dan mengental.

Untuk membuat cendol diperlukan cetakan. Adonan 

dimasukkan ke dalam cetakan. Letakkan cetakan di atas wadah 

yang sudah diisi es batu. 

Tekan adonan hingga keluar dari lubang cetakan dan 

masuk ke dalam wadah. Lakukan hingga adonan habis.

Langkah berikutnya yaitu  membuat juruh. Rebus gula 

merah, gula pasir, dan daun pandan untuk membuat juruh. 

Rebus hingga mendidih di atas api kecil, lalu saring. Terakhir yaitu  menyiapkan santan. Masak santan, 

garam, dan daun pandan hingga mendidih. Aduk-aduk agar 

santan tidak pecah. 

Sajikan cendol di dalam gelas. Tambahhkan juruh dan 

santan.






Lemper yaitu  penganan yang 

terbuat dari ketan. Di dalamnya 

terdapat isian. Isian lemper dapat berupa 

abon, daging sapi cincang, atau daging 

ayam cincang. Lemper dibungkus dengan 

daun pisang. 

Lemper biasa disajikan dalam 

berbagai acara, seperti resepsi pernikahan, 

pengajian, arisan, dan khitanan. Lemper 

juga menjadi bagian dari beberapa upacara 

adat. 

Selain rasanya enak, lemper juga 

menjadi simbol ajaran-ajaran luhur. 

Nama lemper mengajarkan pentingnya 

sikap rendah hati. Lemper merupakan singkatan dari yen 

dielem atimu ojo memper. Maksudnya yaitu  ketika mendapat 

pujian dari orang lain, hati tidak boleh menjadi sombong atau 

membanggakan diri. 

Banyak orang menjadi lupa diri ketika dipuji. Mereka 

merasa lebih baik daripada orang lain. Melalui lemper, kita 

diingatkan agar kalau dipuji tetap rendah hati Lemper dibuat dari beras ketan yang memiliki sifat lengket. 

Hal ini sebagai simbol persaudaraan. Ketan yang lengket 

mencerminkan persaudaraan di antara sesama manusia yang 

saling menyatu. 

Ketan juga memiliki makna lain. Ketan merupakan 

singkatan dari ngraketaken paseduluran. Artinya yaitu  

merekatkan persaudaraan.

Dalam acara-acara hajatan, lemper melambangkan 

harapan akan datangnya rezeki. Arti ini juga berasal dari sifat 

ketan yang lengket. Dengan menghidangkan lemper, orang 

yang menyelenggarakan hajatan berharap rezeki akan datang 

dan menempel selama menggelar acara. 

Di daerah Wonokromo, Pleret, Bantul, Yogyakarta, 

terdapat tradisi bernama Rebo Pungkasan. Tradisi ini sudah 

diselenggarakan masyarakat setempat sejak lama secara turun￾temurun. 

Upacara adat ini ini diselenggarakan pada hari Rabu 

terakhir bulan Safar. Rebo Pungkasan yaitu  tradisi yang 

memiliki keunikan tersendiri. Upacara ini menghadirkan lemper 

raksasa, gunungan, dan pasukan prajurit Kraton Yogyakarta.

Gunungan yang juga dihadirkan dalam upacara adat ini 

berisi hasil bumi masyarakat setempat. 

Pelaksanaan Rebo Pungkasan dimulai dari halaman masjid 

di Dusun Karanganom. Lemper raksasa dan gunungan diarak 

menuju balai desa Wonokromo. Sebelum rombongan kirab diberangkatkan, lebih dahulu dibacakan doa yang dipimpin 

seorang kiai. Sesampai di balai desa, lemper dan isi gununggan 

dibagikan kepada para pengunjung secara gratis.

Pelaksanaan upacara tradisional Rebo Pungkasan memiliki 

beberapa tujuan. 

Pertama, sebagai sarana untuk mengungkapkan rasa 

syukur kepada Tuhan atas limpahan rezeki yang diterima 

masyarakat.

Kedua, meminta berkah keselamatan kepada Tuhan.

Ketiga, memohon kepada Tuhan agar masyarakat agar 

terhindar dari marabahaya.

Keempat, sebagai wujud penghormatan kepada leluhur.

Ada nasihat-nasihat sangat berharga dari tradisi Rebo 

Pungkasan. Salah satunya yaitu  nasihat yang tersirat melalui 

lemper. Lemper terdiri atas tiga bagian, yaitu daun pisang 

sebagai pembungkus, nasi ketan, dan daging cincang. Masing￾masing bagian memiliki makna khusus dan saling terkait antara 

satu dengan lainnya. 

Dua tusuk bambu yang terdapat pada kedua ujung 

pembungkus lemper melambangkan rukun Islam dan rukun 

iman. Lemper dibungkus dengan daun pisang. Daun pisang 

pembungkus lemper diibaratkan sebagai segala hal yang tidak 

baik dan sifat-sifat buruk. Untuk dapat menikmati lemper, orang harus membuka 

pembungkusnya lebih dahulu. Selama kulit belum dibuka, 

kelezatan lemper tidak pernah dapat dirasakan. Hal ini 

mengandung ajaran bahwa jika ingin mencapai kemuliaan 

hidup, orang harus membersihkan diri lebih dahulu. Maksud 

membersihkan diri yaitu  membuang segala yang tidak baik 

dan sifat buruk. 

Bagian-bagian Lemper

 

sesudah  kulit lemper dibuka, lezatnya ketan dapat dinikmati. 

Ketan diibaratkan kenikmatan kehidupan dunia. Kenikmatan 

yang dapat dicapai sesudah  manusia membersihkan diri dari hal￾hal buruk. Namun, kenikmatan ini sifatnya hanya sementara. 

Kenikmatan kehidupan dunia bukanlah tujuan akhir. Masih ada 

kebahagiaan kehidupan akhirat yang tidak boleh dilupakan. 

Bagian paling dalam dari lemper yaitu  isi berupa daging 

cincang. sesudah  menikmati lezatnya ketan, isi lemper yang jauh 

lebih lezat baru dapat dinikmat  Maknanya yaitu  sesudah  mengarungi kehidupan dunia 

yang fana, manusia akan merasakan kebahagiaan kehidupan 

di akhirat. Inilah sebenarnya kebahagiaan sejati yang dicari 

manusia.

Ada banyak kebaikan yang dapat kita pelajari dari lemper. 

Lemper mengajarkan kita untuk selalu rendah hati. Manusia 

yaitu  makhluk yang punya banyak kekurangan. Semua yang 

ada pada diri kita yaitu  pemberian Tuhan. Jadi, tidak ada 

yang pantas untuk kita sombongkan. 

Rendah hati yaitu  sifat terpuji. Sombong yaitu  sifat 

tercela. Rendah hati akan membuat kita disayang Tuhan dan 

dikasihi manusia. Tuhan tidak menyukai orang yang sombong. 

Kesombongan juga akan membuat seseorang dijauhi dalam 

pergaulan. Saat menerima pujian, sebaiknya kita bersyukur. 

Pujian tidak boleh membuat kita menjadi tinggi hati. 

Lemper juga mengajarkan kita untuk selalu menjaga tali 

persaudaraan. Agar hubungan dengan orang lain terjaga, 

kita harus pandai-pandai membawa diri. Kita harus menjaga 

perkataan dan perbuatan agar tidak menyakiti orang lain. 

Pelajaran lain dari lemper yaitu  kita harus membuang 

sifat-sifat buruk dalam diri kita. Dengan memiliki sifat-sifat 

baik, kita dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Cara membuat lemper

Lemper dapat diisi dengan daging cincang atau abon. 

Bahan-bahan untuk membuat lemper isi abon yaitu  ½ kg 

beras ketan, 125 gram abon, 2 sendok makan garam halus, 2 

sendok makan gula pasir, 4 lembar daun salam, 4 lembar daun 

pandan, 2 lembar daun jeruk purut, dan 900 ml santan dari 1 

butir kelapa tua

Beras ketan yang akan dimasak harus dicuci hingga bersih 

lebih dahulu, lalu  direndam selama 1 jam. sesudah  itu 

ditiriskan. Selanjutnya, beras ketan dikukus selama 20 menit. 

Lalu, diangkat dan disisihkan.

Langkah selanjutnya yaitu  gula pasir, garam halus, daun 

salam, daun jeruk, dan daun pandan dimasukkan ke dalam 

santan kental. Semua bahan ini dimasak memakai  api kecil 

hingga mendidih.

Langkah berikutnya yaitu  ketan dimasukkan ke dalam 

santan yang sudah mendidih. Ketan diaron hingga air santan 

terserap. sesudah  santan terserap, api dimatikan. 

Beras ketan yang sudah diaron dikukus selama 30 menit. 

lalu , ketan dipindahkan ke dalam wadah. 

Siapkan daun pisang yang sudah dipotong dan dibersihkan. 

Ambil 2 sendok tekan matang atau sesuai selera. Pipihkan dan 

isi dengan abon, lalu gulung dengan daun pisang. Lakukan 

hingga ketan habis. Lemper abon siap disajikan




Tumpeng yaitu  nasi yang dibentuk 

seperti kerucut. Tumpeng 

biasanya ditata di atas tampah yang diberi 

alas daun pisang. Tampah yaitu  perabot 

rumah tangga yang dibuat dari anyaman 

bambu. Tampah berbentuk bulat. Tampah 

biasanya dipakai  untuk menampi beras.

Tumpeng disajikan bersama aneka 

sayuran dan lauk-pauk. Dahulu tumpeng 

dicetak memakai  alat bernama 

kukusan. 

Kukusan yaitu  parabot dapur 

berbentuk kerucut yang terbuat dari 

anyaman bambu. Kukusan dipakai  

untuk memasak nasi atau mengukus makanan lainnya. Namun, 

sekarang tumpeng dibentuk memakai  cetakan yang dibuat 

dari logam. 

Tumpeng memiliki makna mendalam yang mencerminkan 

budaya masyarakat. Tumpeng sudah sangat lama menjadi 

bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia, terutama  masyarakat Jawa. Tumpeng dipakai  pada banyak upacara 

adat, seperti pernikahan, kelahiran, pembangunan rumah, dan 

panen. 

Nasi yang dicetak berbentuk kerucut dimaksudkan untuk 

meniru bentuk gunung. Hal ini  sebab  pada zaman dahulu, 

masyarakat Indonesia memiliki tradisi memuliakan gunung. 

Gunung diyakini sebagai tempat bersemayamnya penguasa 

alam semesta. 

Bentuk kerucut juga memiliki beberapa makna lain. Bentuk 

kerucut melambangkan harapan agar kehidupan seseorang atau 

masyarakat selalu meningkat. Menjadi lebih baik dari waktu ke 

waktu.

Makna lain bentuk kerucut yaitu  melambangkan sifat 

manusia dan alam semesta. Manusia berawal dari Tuhan dan 

akan kembali kepada Tuhan. 

Bentuk kerucut dapat pula melambangkan keagungan 

Tuhan. Sementara itu, lauk-pauk dan sayuran melambangkan 

isi dari alam raya. 

Tumpeng disajikan dengan berbagai kelengkapan. 

Tumpeng dan seluruh kelengkapannya menjadi simbol dari 

maksud untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. Dalam 

tradisi masyarakat Jawa, nama tumpeng merupakan singkatan 

dari metu dalan kang lempeng. Artinya yaitu  hidup melalui 

jalan yang lurus.  

Semua kelengkapan yang disajikan bersama tumpeng 

juga memiliki makna yang mendalam. Kelengkapan tumpeng 

disesuaikan dengan kondisi daerah dan keperluan dari kenduri. 

Jadi, kelengkapan tumpeng tidak selalu sama. 

Ingkung ayam

 

Kelengkapan tumpeng, antara lain ayam ingkung, telur 

rebus, bawang merah, tauge, kacang panjang, dan sambal 

kelapa parut. 

Ayam ingkung bermakna inggalo jungkung. Artinya yaitu  

segeralah bersujud. Ingkung juga dapat bermakna inggalo 

manekung. Artinya yaitu  segeralah berzikir kepada Allah. 

Jadi, ayam ingkung merupakan simbol dari cita-cita untuk 

mendekatkan diri kepada Tuhan. Cita-cita yang diwujudkan 

dengan selalu bersujud dan berzikir.

Kacang panjang merupakan simbol bahwa dalam 

kehidupan sehari-hari manusia harus mampu berpikir panjang 

sehingga dapat bersikap bijaksana.

Bawang merah atau brambang melambangkan perbuatan 

manusia yang harus selalu penuh pertimbangan. 

Cabai merah atau lombok abang melambangkan keberanian 

dan tekad untuk menegakkan kebenaran. 

Telur melambangkan terjadinya manusia. Bumbu megono 

(sambal kelapa parut) merupakan simbol dari embrio manusia. 

Bayam atau bayem yaitu  simbol hidup yang ayem 

tentrem (damai dan tenteram). Tauge atau kecambah berarti 

hidup. 

Dari makna tumpeng kita mendapatkan pelajaran 

atau nasihat berharga. Jika kita mau merenungkan dan 

menjalankannya, kita akan menjadi manusia yang baik. Tumpeng 

yaitu  warisan budaya yang sangat berharga. Bukan semata 

 sebab  rasanya yang lezat, melainkan lebih  sebab  nilai-nilai 

kebaikan yang diajarkannya. 

Dengan menjadi orang baik sebagaimana yang diajarkan 

tumpeng, hidup kita akan bahagia. Kita juga akan menjadi orang 

yang bermanfaat bagi banyak orang. 

Cara membuat tumpeng

Tumpeng dapat dibuat memakai  nasi putih biasa. 

Dapat pula memakai  nasi gurih. Bahan-bahan yang 

diperlukan untuk membuat tumpeng nasi gurih yaitu  1 liter 

beras putih, 100 ml air matang, 750 ml santan, 2 lembar daun salam, 3 lembar daun jeruk purut, 1 sendok makanan air perasan 

jeruk nipis, 1 batang serai, garam secukupnya.

Untuk membuat tumpeng nasi gurih kita mulai dengan 

memasukkan santan, air, garam, daun jeruk purut, serai yang 

sudah dimemarkan, air perasan jeruk nipis, dan daun salam ke 

dalam panci. 

Semua bahan ini diaduk sampai merata. Masukkan pula 

beras yang sudah dicuci bersih. lalu , semua bahan direbus. 

Selama merebus, sesekali harus diaduk agar nasi bagian bawah 

tidak hangus. sesudah  santan yang dipakai  untuk menanak 

nasih sedikit mengering, matikan api. 

Langkah selanjutnya yaitu  nasi dikukus selama 35 menit 

atau sampai matang sempurna. lalu , nasi dipindahkan ke 

dalam bakul nasi sambil dibolak balik supaya pulen. Kita tunggu 

hingga asapnya menghilang.

Sambil menunggu asap tidak mengepul lagi dari nasi, siram 

cetakan tumpeng atau kukusan dengan air panas. lalu , 

masukkan nasi ke cetakan atau kukusan dan dipadatkan.

Siapkan tempat untuk menyajikan tumpeng. Biasanya 

tampah yang diberi alas daun pisang. Letakkan nasi di dalam 

kukusan di atas tampah, lalu angkat kukusan. 

Lengkapi sajian nasi tumpeng dengan berbagai 

kelengkapan, seperti urap sayur, telur rebus, sambal goreng 

kentang, lalapan, dan sebagainya. Tumpeng pun siap disajikan.

Kupat atau ketupat yaitu  makanan 

berbahan dasar beras. Kupat 

dibungkus dengan pembungkus dari 

anyaman janur. 

Janur yaitu  daun kelapa muda. 

Bentuk kupat akan mengikuti bentuk 

pembungkusnya. Dibutuhkan waktu 

berjam-jam untuk memasak kupat

hingga matang. 

Kupat merupakan hidangan khas Hari 

Raya Idulfitri. Pada masyarakat tradisional 

Jawa dikenal dua hari raya, yaitu Bakda 

Lebaran dan Bakda Kupat. 

Bakda Lebaran yaitu  perayaan 

Idulfitri yang diisi dengan salat Id dan silaturahmi. Bakda 

Lebaran dirayakan pada hari ke-1 hingga hari ke-6 Hari Raya 

Idulfitri.

Bakda Kupat dirayakan pada hari ke-7 sesudah  Hari Raya 

Idulfitri. Saat Bakda Kupat, masyarakat memasak kupat untuk 

dimakan bersama keluarga. Kupat juga disuguhkan kepada 

tamu yang datang atau dibagikan kepada para tetangga  Kupat diyakini telah dikenal masyarakat sebelum masuknya 

Islam ke Indonesia. sesudah  kedatangan Islam ke Nusantara, 

kupat dipakai  Wali Songo dalam menyebarkan agama Islam 

di Jawa. Sunan Kalijaga dipercaya sebagai wali yang semula 

memakai  kupat sebagai sarana berdakwah. 

Kupat hidangan Hari Raya Lebaran yang memiliki arti 

khusus. Nama kupat merupakan singkatan dari ngaku lepat dan 

laku papat. Ngaku lepat artinya yaitu  mengakui kesalahan. 

Laku papat artinya yaitu  empat tindakan. 

Sikap mengakui kesalahan diterapkan dalam tradisi 

sungkeman. Sungkeman yaitu  bersimpuh di hadapan orang 

tua sambil meminta maaf. Sungkeman mengajarkan anak akan 

kewajiban untuk bersikap menghormati dan rendah hati kepada 

orang tua. Sungkeman juga mengajarkan anak agar memohon 

keikhlasan dan ampunan orang tua. 

Melalui tradisi sungkeman, kita diingatkan bahwa orang tua 

yaitu  orang paling penting dan paling berjasa bagi kita. Orang 

tua telah mengasuh dan membesarkan kita dengan penuh kasih 

sayang. Orang tua juga telah bekerja keras untuk memenuhi 

semua kebutuhan kita. Termasuk membiayai sekolah kita. 

Kita tidak boleh menyakiti hati orang tua. Kita harus selalu 

berbuat baik kepada orang tua. Hanya dengan restu orang tua, 

kita bisa meraih kesuksesan dan kebahagiaan. Sikap mengakui 

kesalahan juga diterapkan dengan tradisi saling meminta maaf.

Pada saat Lebaran, orang-orang bersilaturahmi dan saling 

meminta maaf atas kesalahan masing-masing. Makna lain 

dari kupat yaitu  laku papat atau empat tindakan. Keempat 

tindakan dalam perayaan Lebaran tersebut yaitu  lebaran, 

luberan, leburan, dan laburan.

Lebaran memiliki makna usai. Menandakan berakhirnya 

puasa Ramadan. Selama Ramadan, umat Islam melaksanakan 

ibadah puasa selama sebulan penuh. Saat Lebaran tiba, 

kewajiban puasa telah usai dilaksanakan. Lebaran juga berasal 

dari kata lebar. Maknanya yaitu  di hari Lebaran, pintu 

ampunan telah terbuka lebar. 

Luberan memiliki arti meluber atau melimpah. Maknanya 

yaitu  ajaran agar umat Islam bersedekah kepada orang-orang 

yang tidak mampu. Penerapan ajaran ini salah satunya yaitu  

mengeluarkan zakat fitrah menjelang Lebaran. Zakat hukumnya 

wajib bagi umat Islam yang mampu. Zakat juga merupakan 

wujud kepedulian kepada sesama manusia.

Leburan memiliki arti habis dan melebur. Maknanya yaitu  

pada saat Lebaran, dosa dan kesalahan akan melebur habis. 

Hal ini  sebab  setiap muslim saling memaafkan satu sama lain.

Laburan berasal dari kata labur atau kapur. Kapur yaitu  

serbuk berwarna putih yang biasa dipakai  sebagai penjernih 

air atau pemutih dinding. Maknanya yaitu  supaya manusia 

selalu menjaga kesucian lahir dan batin. Di hari Lebaran, seluruh 

muslim diajak untuk memutihkan atau menjernihkan hati.

Kupat dibungkus dengan janur. Janur merupakan singkatan 

dari jatining nur. Artinya yaitu  cahaya sejati, yakni keadaan 

manusia yang kembali suci sesudah  mendapatkan cahaya sejati 

selama bulan Ramadan.

Bungkus kupat terbuat dari janur yang dianyam dengan 

rumit. Hal ini mencerminkan sulitnya minta maaf. Anyaman 

janur yang rumit tersebut juga menggambarkan keragaman 

masyarakat Jawa. 

Janur yang melekat satu sama lain membentuk sebuah 

anyaman. Ini merupakan anjuran untuk mempererat tali 

silaturahmi tanpa memandang perbedaan pangkat, jabatan, 

dan kekayaan.

 sesudah  dibelah, akan terlihat kupat yang berwarna putih. 

Warna putih melambangkan kebersihan dan kesucian hati. Hati 

menjadi bersih dari segala kesalahan sesudah  berpuasa sebulan 

penuh, memohon ampunan kepada Allah, dan meminta maaf 

kepada sesama manusia.

Kupat memiliki bentuk yang sempurna. Hal ini 

melambangkan kemenangan umat Islam sesudah  sebulan 

lamanya berpuasa. 

Kupat biasanya dihidangkan dengan lauk yang bersantan. 

Oleh  sebab  itu, dikenal ungkapan kupat santen. Kupat santen

merupakan singkatan dari kulo lepat nyuwun ngapunten. 

Artinya yaitu  saya salah mohon maaf.

Butiran beras yang dibungkus dalam janur merupakan 

simbol kebersamaan dan kemakmuran. 

Kupat mengajarkan kepada kita kewajiban untuk 

membersihkan hati. Hanya dengan hati yang bersih, kita bisa 

mendekatkan diri kepada Tuhan. Dengan hati yang bersih pula, 

kita akan menjadi manusia yang lebih baik. Hati yang bersih 

akan menjadikan kita peduli terhadap sesama manusia. 

Hati yang bersih bisa kita miliki dengan menjalankan 

puasa Ramadan dan ibadah-ibadah lainnya. Saling memaafkan, 

menjalin silaturahmi, dan bersedekah juga akan menjadikan 

hati kita baik. 

Cara membuat kupat

Bahan yang dipakai  untuk membuat kupat hanyalah 

beras berkualitas bagus, kapur sirih secukupnya, dan air. 

Selanjutnya, untuk membuat kupat dibutuhkan kesabaran. 

Langkah pertama membuat kupat yaitu  menyiapkan 

beras. Beras direndam di dalam air yang sudah dicampur kapur 

sirih selama 45 menit, lalu ditiriskan. 

Langkah selanjutnya yaitu  beras dimasukkan ke dalam 

selongsong kupat. Isikan 2/3 bagian selongsong ketupat. Di 

dalam selongsong harus diberi ruang kosong  sebab  sesudah  

dimasak beras akan mengembang

sesudah  semua beras dimasukkan ke dalam selongsong, 

langkah berikutnya yaitu  memasaknya. Untuk memasak kupat 

diperlukan panci besar. Panci diisi air. lalu , air direbus 

hingga mendidih. Selanjutnya, kupat dimasukkan ke dalamnya 

dan terus dimasak. Dibutuhkan waktu sekitar 4-–5 jam untuk 

memasak kupat hingga benar-benar empuk dan masak. 

Selama memasak kupat, jika air dalam panci menyusut, 

harus ditambahkan lagi air mendidih agar suhunya tetap stabil. 

sesudah  matang, kupat ditiriskan. Agar kupat bisa tahan lama, 

sesudah  ditiriskan harus diangin-anginkan kupat terlebih dahulu.

Apem (apam) yaitu  penganan 

tradisional yang dimasak dengan 

pemanggang yang ada cetakannya. 

Bentuknya mirip serabi, tetapi lebih tebal. 

Apem dipakai  dalam berbagai kenduri 

dalam masyarakat Jawa. 

Masyarakat di daerah Jatinom, Klaten, 

Jawa Tengah dan sekitarnya mempercayai 

bahwa kue apem berasal dari Mekah. Kue 

ini dibawa oleh Ki Ageng Gribig ketika 

kembali dari menunaikan ibadah haji. 

Ki Ageng Gribig yaitu  seorang ulama 

pada zaman Mataram. Ki Ageng Gribig 

berdakwah menyebarkan agama Islam, 

khususnya di Jatinom. 

Sekembali Ki Ageng Gribig dari menunaikan ibadah haji, 

banyak orang berkumpul di rumahnya. Mereka ingin mendengar 

cerita dan wejangan dari Ki Ageng Gribig. Sebelum mereka 

pulang, Ki Ageng Gribig ingin membagikan oleh-oleh yang 

dibawanya dari Mekah secara merata.

Sayangnya, kue apem yang ada terlalu sedikit. Kue tersebut 

tidak mencukupi untuk semua yang hadir. Ki Ageng Gribig pun 

meminta istrinya untuk memasak kue apem agar semua yang 

hadir mendapat oleh-oleh. 

Kata apem diyakini berasal dari kata bahasa Arab, yaitu 

afwan atau affuwun. Artinya yaitu  maaf atau ampunan. 

 sebab  masyarakat Jawa kesulitan untuk mengucapkan kata 

dalam bahasa Arab tersebut, mereka pun menyebutnya apem. 

Apem merupakan simbol permohonan ampun kepada Tuhan 

atas berbagai kesalahan.

Apem berbentuk bulat. Hal ini melambangkan sebagai 

tempat berdoa. Bentuk bulat juga menjadi lambang sarana 

penghubung dengan Tuhan. Apem juga melambangkan 

kesederhanaan. Kesederhanaan terlihat dari bahan￾bahan pembuat apem. Bahan-bahan ini mudah didapatkan. 

Keserdahanaan juga tampak dari proses pembuatan apem. 

Untuk membuat apem tidak membutuhkan waktu lama. 

Rasa yang nikmat dari kue apem mengajarkan manusia 

tentang rasa syukur. Makna lain dari apem yaitu  sebagai 

simbol dari sedekah. Hal ini sebagaimana diajarkan oleh Ki 

Ageng Gribig dan istrinya. Mereka membagikan kue apem 

kepada tetangga dan sanak saudara. 

Di daerah Jatinom, terdapat tradisi Yaqowiyu atau yang 

lebih dikenal sebagai Saparan. Tradisi ini telah dilakukan sejak 

zaman Kerajaan Mataram. Istilah Yaqowiyu diyakini berasal dari

doa Kyai Ageng Gribig sebagai penutup pengajian. Yaqowiyu 

diadakan setiap bulan Safar, antara tanggal 12 sampai dengan 

18, pada hari Jumat. Bulan Safar yaitu  bulan kedua dalam 

penanggalan Jawa. 

Pada hari Kamis, apem yang dipakai  untuk upacara adat 

disusun dalam dua gunungan besar. Kedua gunungan, lalu  

diarak menuju Masjid Ageng Jatinom. Kedua gunungan apem ini 

disemayamkan semalam di Masjid Ageng Jatinom dan dibacakan 

doa-doa. 

Selesai Salat Jumat, apem disebar dari atas panggung. 

Selain apem pada gunungan, disebar pula ribuan apem lain yang 

diserahkan oleh masyarakat. Ribuan orang yang menghadiri 

acara ini akan berebut apem tersebut. 

Upacara tradisional lainnya yang juga memakai  apem 

yaitu  Ruwahan. Ruwahan yaitu  tradisi yang diselenggarakan 

untuk mendoakan arwah leluhur. Tradisi ini dilaksanakan pada 

pertengahan bulan Ruwah dalam penanggalan Jawa atau bulan 

Syakban dalam penanggalan Islam. 

Ruwahan biasanya dilakukan di rumah masing-masing 

warga. Setiap rumah mengadakan kenduri dengan mengundang 

tetangga sekitar. Dalam kenduri ini, masyarakat melakukan 

sedekah dengan membagikan makanan kepada para tetangga. 

Makanan yang dibagikan berupa nasi beserta lauk pauk, 

kolak pisang, kue apem, dan ketan. Sebelum dibagikan, makanan 

didoakan bersama lebih dahulu.

Selain dilakukan sendiri-sendiri di rumah masing-masing, 

kenduri juga dilakukan secara bersama-sama. Seluruh warga 

kampung berkumpul mengadakan kenduri untuk mendoakan 

arwah leluhur. 

Setiap keluarga membawa sedekah makanan berupa nasi 

tumpeng lengkap dengan lauk pauknya. lalu , makanan 

dibagikan kepada semua orang yang hadir. 

Selain kenduri, dalam tradisi Ruwahan warga masyarakat 

juga melakukan ziarah ke makam para leluhur dan sanak 

saudara.

Manusia sering melakukan kesalahan. Apem mengajarkan 

kita untuk selalu memohon ampunan kepada Tuhan. Saat 

memohonan ampunan, kita menyadari kesalahan kita dan 

bertekad untuk tidak mengulanginya.

Saat kita dekat dengan Tuhan, perilaku kita akan menjadi 

baik. Kita akan melakukan hal-hal yang diperintahkan Tuhan. 

Kita juga akan menjauhi perbuatan-perbuatan yang dilarang 

Tuhan. Kue apem mengingatkan kita agar selalu dekat dengan 

Tuhan.

Apem juga memberikan nasihat agar kita senang 

bersedekah. Bersedekah akan membuat tidak lupa bersyukur 

atas semua nikmat yang kita terima. Bersedekah juga akan 

membuat kita menyayangi sesama

Cara membuat apem

Bahan-bahan yang dipakai  untuk membuat apem 

(apam) yaitu  250 gram tepung beras, 50 gram tepung kanji, 

500 ml santan, 100 gram gula merah, 50 gram tape singkong, ½ 

sendok teh vanili, ½ sendok teh garam, 1 sendok teh ragi instan, 

¼ butir kelapa tua, iris tipis, margarin secukupnya. 

Untuk membuat kue apem dimulai dengan memasukkan 

santan ke dalam panci, lalu  tambahkan garam. Santan 

dimasak hingga mendidih. Selama memasak santan diaduk agar 

tidak pecah. sesudah  santan mendidih, api dimatikan.

Selanjutnya, tepung beras, tepung kanji, gula merah, ragi, 

dan tape singkong dicampur dalam satu wadah. Campuran ini 

diuleni sambil ditambahkan santan matang sedikit demi sedikit. 

Adonan terus diaduk hingga halus.

lalu , wadah ditutup dengan kain basah dan diamkan 

selama satu jam. Lalu, adonan diaduk dan siap dimasak dalam 

pemanggang.

Sebelum dipakai  untuk memanggang, lebih dahulu 

pemanggang dipanaskan di atas api sedang dan diolesi 

margarin. sesudah  pemanggang panas, adonan apem dituang ke 

dalam cetakan dengan takaran satu sendok sayur untuk setiap 

cetakan. 

sesudah  apem setengah matang, irisan kelapa diletakaan 

di bagian tengah. lalu , kue apem dibalik dan di tunggu 

hingga matang. 






I

ndonesia yaitu  negara pertanian. 

Tidak heran, ada banyak sekali 

upacara adat di masyarakat yang berkaitan 

dengan pertanian. 

Salah satunya yaitu  tradisi wiwit. 

Tradisi ini dimiliki masyarakat di beberapa 

daerah di Jawa Tengah, Daerah Istimewa 

Yogyakarta, dan Jawa Timur. 

Wiwit merupakan kata dalam bahasa 

Jawa yang artinya memulai. Dalam hal ini 

yaitu  memulai memotong padi sebelum 

panen dilakukan. 

Tradisi wiwit dilakukan menjelang 

masa panen padi. Tradisi ini dilakukan 

sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas masa panen 

yang telah tiba dan hasilnya pun yang melimpah. 

Tradisi wiwit juga memiliki arti sebagai upaya menjaga 

bahan pangan agar selalu tersedia.  sebab  wiwit yaitu  

mengambil padi yang sudah tua untuk disimpan. Lalu, dijadikan 

benih untuk masa tanam berikutnya. Hasil panennya dipakai  

untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Hal ini diharapkan berlangsung terus-menerus. Tradisi wiwit juga 

dipercaya menjadi cara untuk menekan tingkat serangan hama 

dan penyakit pada tanaman

Tradisi wiwit dilaksanakan di tengah sawah yang padinya 

akan dipanen. Wiwit diawali dengan pembacaan doa dan 

ucapan syukur pemilik lahan kepada Tuhan. Dilanjutkan dengan 

pemotongan batang padi pertama sebagai tanda panen padi 

dapat segera dilaksanakan. 

sesudah  pemotongan batang padi pertama, dilanjutkan 

dengan makan sego wiwit bersama di tengah sawah. Menu 

sego wiwit tidak selalu sama, bergantung pada keinginan, 

kemampuan, serta kebutuhan pemilik lahan.

Umumnya sego wiwit terdiri atas nasi putih, telur rebus, 

sayur kluwih, urap, tempe dan tahu goreng, ikan asin, dan peyek 

tempe atau teri. Ada pula yang melengkapinya dengan ayam 

ingkung, jajanan pasar, dan pisang. 

Salah satu hidangan khas sego wiwit yaitu  sambal gepeng. 

Sambal gepeng dibuat dari bahan kedelai putih, bawang putih, 

garam, gula merah, daun jeruk purut, dan kencur. Semua bahan 

ini diulek menjadi sambal.

Sego wiwit biasanya dibawa ke sawah memakai  

tampah. Sego wiwit disajikan pada pincukan daun pisang. Sego 

wiwit dibagikan kepada siapa saja yang kebetulan berada di 

dekat area persawahan yang padinya akan dipanen. Dahulu, tradisi wiwit sangat ditunggu oleh anak-anak. 

Makan bersama di tengah sawah dengan menu istimewa mampu 

menjadi daya tarik tersendiri bagi anak-anak. Kebersamaan 

juga menciptakan keseruan yang disukai anak-anak.

Sambal gepeng

 

Selain dimakan bersama di tengah sawah, sebagian sego 

wiwit dibawa pulang. Sego wiwit yang dibawa pulang disebut 

sebagai berkat. 

Tradisi wiwit mengajarkan tentang rasa syukur kepada 

Tuhan. Tradisi ini juga mengajarkan tentang pentingnya 

menjaga keseimbangan hidup antara manusia dengan manusia, 

serta manusia dengan alam. 

Makna lain dari tradisi wiwit yaitu  sebagai sarana 

warga desa menjalin silaturahmi. Berdoa bersama, lalu  

menyantap hidangan di tengah sawah secara bersama-sama 

pula yaitu  kesempatan yang sangat istimewa. Kebersamaan ini mampu membuat hubungan di antara 

warga masyarakat terjalin makin erat. 

Cara menyajikan sego wiwit

Sego wiwit yaitu  sajian yang terdiri atas nasi dan 

dilengkapi dengan berbagai kelengkapan. Untuk menyajikan 

sego wiwit, pertama-tama siapkan nasi putih hangat dan semua 

kelengkapan yang akan dipakai . 

Buat pincukan daun pisang. Sajikan nasi di dalam pincukan. 

Lengkapi dengan urap sayur, ikan asin, peyek tempe, telur rebus, 

sambal gepeng, dan kelengkapan lainnya sesuai keinginan.

Sambal tumpang yaitu  masakan 

yang dibuat dari bahan dasar 

tempe yang dibusukkan (tempe bosok) dan 

dicampur aneka bumbu. Penggunaan tempe 

yang dibusukkan ini menciptakan aroma 

khas yang tajam.

Bumbu yang dipakai  untuk memasak 

sambal tumpang, antara lain cabai, bawang 

merah, bawang putih, kencur, daun salam, 

daun jeruk purut, garam, dan gula. Untuk 

kuahnya dipakai  santan. 

Biasanya sampal tumpang diberi isi 

berupa tahu atau kulit sapi kering (krecek). 

Sambal tumpang yang dimasak hari ini akan 

memiliki rasa lebih mantap jika dimakan esok hari.

Sambal tumpang menjadi masakan yang sangat terkenal 

di beberapa daerah di Jawa Tengah, seperti Solo, Salatiga, 

Boyolali, Klaten, Sragen, dan Wonogiri. 

Di Jawa Timur, daerah yang dikenal dengan sambal 

tumpangnya yaitu  Kediri. Di Kediri, sambal tumpang disajikan 

dengan nasi yang di atasnya diberi aneka sayur rebus, seperti kenikir, bayam, kangkung, daun singkong, daun pepaya, kacang 

panjang, bunga turi, dan tauge. lalu , sambal tumpang 

disiramkan di atas sayuran ini. Sebagai pelengkap hidangan 

biasanya nasi sambal tumpang diberi peyek kacang atau peyek 

teri. 

Di Solo, awalnya sambal tumpang tidak harus disiramkan 

di atas sayuran, tetapi langsung di atas nasi. Namun, sekarang 

sambal tumpang juga disajikan bersama sayuran rebus. Dengan 

demikian, perbedaan penyajian sambal tumpang antara di Solo 

dan Kediri hampir tidak ada. 

Di Solo, sambal tumpang biasanya disajikan dengan karak, 

yaitu kerupuk dari beras. Di Salatiga, sambal tumpang yang 

dicampur dengan kikil dan jerohan sapi disajikan bersama bubur 

atau mi rebus.Dahulu, sambal tumpang menjadi bagian penting dari 

upacara siraman calon mempelai perempuan. Upacara siraman 

dilakukan menjelang acara pernikahan. Sambal tumpang 

menjadi salah satu hidangan pada upacara siraman ini. Sambal 

tumpang menjadi simbol harapan agar berkah Allah temumpang

(tertumpang) bagi kedua mempelai. 

Tumpang berasal dari kata temumpang. Artinya yaitu  

berada di atas. Sambal tumpang yaitu  simbol harapan agar 

kehidupan kedua mempelai di masa depan berada di posisi 

di atas. Tidak di posisi bawah. Posisi di atas dapat bermakna 

kesuksesan, kesejahteraan, dan hal-hal baik dalam kehidupan. 

Saat ini, banyak warung menjajakan sambal tumpang 

sebagai menu andalan. Banyak pula masyarakat yang memasak 

sambal tumpang sebagai salah satu menu harian di keluarga 

mereka. Masakan tradisional ini tetap memiliki banyak sekali 

penggemar hingga sekarang. 

Cara membuat sambal tumpang

Bahan utama untuk membuat sambal tumpang yaitu  125 

gram tempe yang sudah busuk. Tempe busuk yaitu  tempe yang 

dibiarkan selama beberapa hari di dalam bungkusnya hingga 

berwarna kecokelatan. 

Bahan lainnya yaitu  250 ml santan kelapa, 2 cm lengkuas, 

3 lembar daun jeruk, 3 lembar daun salam, 3 siung bawang 

putih, 5 butir bawang merah, 3 cm kencur, 3 cabai merah besar,

5 cabai rawit atau sesuai selera, tahu, kulit sapi/krecek, garam 

secukupnya, gula secukupnya, dan penyedap rasa secukupnya. 

Langkah pertama untuk membuat sambal tumpang yaitu  

tempe busuk, cabai rawit, cabai merah besar, bawang merah, 

kencur, dan bawang putih direbus selama 10 menit. Angkat, 

tiriskan, lalu dihaluskan bahan-bahan tersebut. Jangan buang 

air yang dipakai  untuk merebus

Selanjutnya, rebus bumbu yang sudah dihaluskan dan 

semua bahan lain di dalam air bekas rebusan pada langkah 

nomor pertama. Rebus hingga mendidih dan kulit sapi lunak.

Tambahkan santan. Masak hingga matang sambil diaduk￾aduk. Koreksi rasanya. Sambal tumpang siap disajikan

Kolak yaitu  makanan tradisional 

yang dibuat dari bahan dasar 

pisang atau ubi jalar. Kedua bahan ini 

direbus dengan santan dan gula aren. 

Sebenarnya isian kolak tidak sebatas pisang 

dan ubi jalar. 

Isi kolak dapat juga singkong, labu 

kuning, kolang-kaling, atau campuran dari 

beberapa bahan. Kolak banyak dijumpai di 

bulan Ramadan. Kolak menjadi hidangan 

buka puasa yang disukai banyak orang. 

Kolak merupakan salah satu jenis 

makanan tradisional Jawa yang memiliki 

makna mendalam. Nama kolak diyakini 

diambil dari kata khalaqa. Artinya yaitu  “menciptakan”. 

Nama kolak juga dapat berasal dari kata khaliq. Artinya yaitu  

“Sang Pencipta”. Hidangan ini dinamakan demikan agar bisa 

mendekatkan kepada Sang Pencipta. 

Kolak sering disajikan pada bulan Ramadan. Bulan ketika 

seluruh umat Islam berusaha mendekatkan diri kepada Allah 

SWT dengan banyak beribadah dan mengendalikan hawa nafsu

Salah satu bahan yang sering dipakai  untuk membuat 

kolak yaitu  pisang kepok. Pisang kepok diartikan sebagai 

“kapok”. Maknanya yaitu  kita harus kapok atau bertobat atas 

dosa yang pernah kita lakukan.

Ubi jalar atau telo pendem memiliki makna mengubur 

segala kesalahan yang telah lalu. Jadi, dengan menyantap kolak 

saat berbuka puasa kita diingatkan untuk makin mendekatkan 

diri kepada Sang Pencipta. 

Kita juga diingatkan untuk menguburkan segala dosa dan 

kesalahan yang telah kita perbuat dengan banyak melakukan 

perbuatan baik. 

Cara membuat kolak pisang

Bahan-bahan yang dipakai  untuk membuat kolak pisang 

yaitu  satu sisir pisang kepok, 4 sendok makan gula merah yang 

sudah disisir, 250 ml santan encer, 5 cm kayu manis, 2 lembar 

daun pandan, dan ½ sendok teh garam.

Pembuatan kolak pisang diawali dengan mengupas pisang, 

lalu potong menjadi tiga bagian. lalu , rebus semua bahan 

hingga santan mendidih dan pisang matang. Kolak pisang siap 

disajikan.

Nagasari yaitu  kue tradisional 

yang dibuat dari tepung beras, 

tepung sagu, santan, dan gula. Bahan￾bahan ini dibuat adonan, lalu  diisi 

dengan irisan pisang. Pisang yang biasanya 

dipakai  sebagai isi dari nagasari yaitu  

pisang raja. Nagasari dibungkus dengan 

daun pisang, lalu dikukus. 

Dalam tradisi masyarakat Jawa, 

nagasari sering dijadikan sebagai salah 

satu antaran makanan kepada tetangga 

atau saudara. Nagasari juga dipakai  

sebagai seserahan pada acara pernikahan. 

Nagasari sebagai antaran makanan atau 

seserahan memiliki makna khusus. 

Makanan ini memiliki sifat lengket. Oleh  sebab  itu, 

nagasari menjadi simbol untuk mempererat persaudaraan. 

memakai  nagasari sebagai antaran makanan mengandung 

harapan agar Tuhan menjadikan hubungan persahabatan atau 

kekeluargaan selalu erat. 

Penggunaan nagasari sebagai seserahan dalam acara 

pernikahan juga mengandung harapan. Harapan agar pasangan

yang akan menikah dapat hidup rukun selamanya dalam 

mengarungi kehidupan berumah tangga. 

Makna lain penggunaan nagasari dalam seserahan pada 

acara pernikahan yaitu  harapan agar silaturahmi kedua 

keluarga pengantin tetap terjalim erat selamanya. 

Cara membuat nagasari

Bahan-bahan yang dipakai  yaitu  200 gram tepung 

beras, 200 gram gula pasir, 500 ml santan, ¼ sendok teh vanili 

bubuk, 3 lembar daun pandan, ½ sendok teh garam halus, pisang 

kepok secukupnya, dan daun pisang secukupnya.

Pisang dikupas dan dipotong kecil-kecil. lalu , rebus 

santan, garam, vanili bubuk, gula pasir, dan daun pandan. 

Rebus hingga mendidih di atas api sedang sambil diaduk-aduk. 

sesudah  santan mendidih, matikan api.

Masukkan tepung beras dalam wadah, lalu  tuang 

santan panas ke dalam wadah. Aduk hingga adonan tercampur 

merata.

Ambil satu sendok makan adonan, lalu letakkan di atas 

daun pisang. Beri potongan pisang pada bagian tengahnya, 

lalu  dibungkus. Lakukan hingga adonan habis. Kukus 

sampai benar-benar matang. Angkat dan dinginkan. Kue 

nagasari siap disajikan

J

enang atau bubur telah menjadi 

bagian dari kehidupan masyarakat 

Jawa sejak zaman dahulu. Keberadaannya 

masih tetap lestari hingga saat ini. 

Jenang tidak hanya berfungsi sebagai 

makanan untuk disantap. Jenang yaitu  

simbol doa, harapan, persatuan, dan 

semangat masyarakat Jawa. 

Jenang juga menjadi simbol ungkapan 

rasa syukur kepada Tuhan. Oleh  sebab  

itu, jenang menjadi bagian dari banyak 

upacara adat yang dilaksanakan oleh 

masyarakat Jawa. Berbagai selamatan 

selalu memakai  jenang sebagai salah 

satu kelengkapannya. 

Masyarakat Jawa mengenal banyak sekali jenis jenang. 

Mencapai belasan. Masing-masing memiliki makna khusus. 

Macam jenang tersebut, antara lain jenang procotan, jenang 

sepasaran, jenang saloko, jenang timbul, jenang grendul, 

jenang sumsum, jenang lahan, jenang kolep, jenang ngangrang, 

jenang taming, jenang lemu, jenang koloh, jenang katul.

Salah satu jenis jenang yang menjadi bagian dari budaya 

masyarakat Jawa yaitu  jenang sumsum. Jenang sumsum 

dibuat dari tepung beras. Bubur ini disajikan dengan kuah manis 

berupa air rebusan gula merah yang disebut juruh.

Warna putih jenang sumsum merupakan lambang dari 

kebersihan hati. Rasa manis dari juruh merupakan lambang 

kesejahteraan. Jenang sumsum yang kental dan lengket 

melambangkan persatuan dan kesatuan hidup antara sesama 

manusia. 

Jenang sumsum juga diartikan sebagai obat penghilang 

rasa lelah. Jenang sumsum biasa dibuat sesudah  pesta 

pernikahan. Jenang ini dimakan seluruh anggota keluarga dan 

dibagikan kepada tetangga sekitar. 

Maknanya yaitu  supaya orang-orang memiliki kekuatan 

kembali sesudah  berhari-hari mencurahkan tenaga dan pikiran 

untuk penyelenggaraan upacara pernikahan. 

Jenang sumsum juga memiliki makna agar kedua mempelai 

dan seluruh panitia yang terlibat dalam upacara pernikahan 

selalu diberi kesehatan, berkah, dan kekuatan.

Selain disajikan sesudah  pesta pernikahan, jenang sumsum 

kadang juga dibuat dan disajikan sesudah  kerja keras berbulan￾bulan selesai dilaksanakan. 

Dalam hal ini, jenang sumsum memiliki makna yang sama, 

yaitu sebagai tombo kesel atau obat lelah.

Cara membuat jenang sumsum

Bahan-bahan yang dipakai  untuk membuat jenang 

sumsum yaitu  100 gram tepung beras, 650 ml santan kental, 

½ sendok teh garam, 3 lembar daun pandan, 250 gram gula 

merah, dan 250 ml air

Kita dapat memulai membuat jenang sumsum dengan 

membagi santan menjadi dua bagian. Siapkan satu bagian. 

Masukkan tepung beras dan garam. Aduk ketiga bahan sampai 

tercampur rata dan tidak ada gumpalan pada adonan.

Masukkan satu bagian santan ke dalam panci. Masak 

dengan api kecil bersama daun pandan. Aduk-aduk supaya 

santan tidak pecah.

Masukkan adonan tepung beras dan masak hingga benar￾benar matang sambil terus diaduk-aduk. Angkat dan dinginkan.

Selanjutnya, kita membuat kuah atau juruh. Rebus gula 

merah yang sudah disisir halus sebelumnya dalam 200 ml air. 

Tambahkan 1 lembar daun pandan dan sedikit garam. Aduk 

aduk sampai air mendidih dan gula larut. Angkat dan dinginkan.

Sajikan jenang sumsum di dalam mangkuk. Siram dengan 

air gula merah.


Related Posts:

  • masakan jawa Lontong yaitu  makanan tradisional yang dibuat dari beras. Makanan ini dibungkus dengan daun pisang. Cara memasaknya yaitu  dengan mengukusnya di atas air mendidih. Dibutuhkan waktu be… Read More